4.2.2. Jumlah Perusahaan Industri Tekstil dan ProdukTekstil
Perusahaan industri tekstil di Indonesia juga mengalami peningkatan setiap tahunnya. Industri kain adalah industri yang paling banyak memiliki
perusahaan, tetapi tidak terlalu banyak menyerap tenaga kerja, berbeda dengan industri pakaian jadi yang memiliki lebih sedikit perusahaan tetapi menyerap
tenaga kerja lebih banyak. Banyaknya jumlah perusahaan terbesar berikutnya diikuti oleh industri tekstil lainnya, industri benang serta industri serat.
Pada tahun 2002 jumlah perusahaan industri total menurun sebesar 0,8 persen dari 2.665 perusahaan menjadi 2.646 perusahaan akibat terjadinya
penurunan jumlah perusahaan pada industri kain, pakaian jadi, dan industri tekstil lainnya. Sementara itu pada tahun 2005 juga terjadi penurunan jumlah perusahaan
sebanyak 5 perusahaan pada industri pakaian jadi. Tabel 4.4. Jumlah Perusahaan Industri Tekstil dan Produk Tekstil, Tahun 1998-
2005 Unit
Jenis Industri 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
Serat 27 28 28 28 28 28 28 28
Benang 190 199 202 206 206 204 204 204
Kain 1.022 1.034 1.046 1.046 1.040 1.043 1.044 1.044
Pakaian Jadi
808 816 850 860 849 855 861 856 Lainnya
520 521 523 525 523 524 524 524 Total
2.567 2.598 2.649 2.665 2.646 2.654 2.661 2.656
Sumber: Departemen Perindustrian, 2006
4.2.3. Ekspor-Impor Industri Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia
Sektor industri tekstil memiliki kontribusi yang besar dalam perdagangan internasional Indonesia. Tabel 4.5 memperlihatkan perkembangan nilai ekpor dan
impor industri tekstil dan produk tekstil dari tahun 2000 sampai tahun 2005. Berdasarkan data dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan, nilai ekspor
pada tahun 2001 menurun sebesar 6,45 persen dari US 8.204,94 menjadi US 7.675,41. Hal ini terjadi karena nilai ekspor semua komoditas industri tekstil
menurun kecuali ekspor industri pakaian jadi. Penurunan terbanyak terjadi pada industri kain disusul dengan industri tekstil lainnya, benang, dan serat.
Pada tahun 2002 ekspor industri tekstil juga mengalami penurunan sebanyak 10,25 persen menjadi US 6.888,59 dari US 7.675,41. Pada tahun ini
nilai ekspor industri pakaian juga ikut menurun sementara ekspor industri serat meningkat. Walaupun nilai ekspor mengalami penurunan, volume ekspor industri
tekstilnya meningkat sebesar 1,79 persen dari 1.727,66 ton menjadi 1.758,67 ton. Tabel 4.5. Volume Serta Nilai Ekspor X dan Impor M Indusri Tekstil dan
Produk Tekstil, Tahun 2000-2005
Tahun Jenis
Indus- tri
Satu- an
2000 2001 2002 2003 2004 2005 X Nilai US 8.204,937 7.675,408 6.888,558 7.033,487 7.647,451 8.602,875
Vol Ton 1.797,265 1.727,663 1.758,674 1.773,244 1.626,485 1.794,392 M Nilai US 2.284,147 2.440,114 1.824,568 1.673,121 1.720,559 1.605,528
TPT Vol Ton 1.097,143
1.265,727 1.048,760 962,280 880,893 850,629
X Nilai
US 135,226 122,246 181,957 136,317 197,198 243,323 Vol Ton 140,369 132,117 208,537 198,258 152,237 192,231
M Nilai
US 1.009,517 1.336,116 921,617 948,933 955,538 801,295
Serat Vol Ton 777,484 97,595 806,846 769,207 641,851 598,131
X Nilai US 1.326,218 1.243,836 1.229,482 1.208,652 1.480,764 1.621,890 Vol Ton 717,090 762,313 762,312 770,642 720,801 795,366
M Nilai
US 276,246 261,348 220,398 190,450 245,610 267,518 Benang
Vol Ton 92,822 84,668 83,805 79,520 109,823 108,664 X Nilai US 1.913,157 1.661,013 1.404,354 1.523,387 1.420,162 1.536,643
Vol Ton 416,017 400,598 367,857 381,151 339,036 344,758 M
Nilai US 926,412 752,265 588,650 459,166 433,505 405,986
Kain Vol
Ton 174,150 153,216 116,160 87,935 98,756 99,409
X Nilai US 4.281,327 4.344,551 3.805,458 3.926,798 4.289,683 4.899,423 Vol Ton 341,971 379,906 328,787 332,221 324,926 366,959
M Nilai
US 10,391 17,561 27,636 14,007 28,244 53,237 Pakain
Jadi Vol
Ton 9,618 11,946 11,647 4,268 3,225
11,077 X
Nilai US 549,008 303,760 267,305 238,331 259,644 301,597
Vol Ton 181,818 101,961 91,181 90,982 89,484 95,088
M Nilai
US 61,581 72,824 66.267 60,566 57,662 77,491 Tekstil
Lain- nya
Vol Ton 43,069 38,302 30,302 21,350 27,239 33,348
Sumber : Departemen Perindustrian, 2006 Keterangan : Nilai dalam juta US
Devisa yang diberikan industri ini kepada Indonesia terus meningkat tiap tahunnya walaupun peningkatan nilai ekspor berfluktuasi namun tetap
menghasilkan surplus bagi Indonesia. Surplus tersebut terlihat pada selisih nilai ekspor-impor ekspor bersih perdagangan Indonesia pada tahun 2000-2005. Rata-
rata pertumbuhan ekspor TPT tahun 2000-2005 adalah 12,49 persen atau dengan nilai rata-rata sebesar US 7,68 juta per tahun. Nilai ekspor terbesar periode 2000-
2005 dihasilkan oleh sub sektor pakaian jadi, sebesar US 25,55 milyar, yang diikuti oleh sub sektor benang, kain, tekstil lainnya dan serat.
Rata-rata pertumbuhan impor TPT periode 2000-2005 adalah -6,69 persen atau dengan nilai rata-rata sebesar US 10,36 milyar. Sub sektor yang merupakan
pengimpor terbesar adalah sub sektor serat dengan nilai impor rata-rata per tahun senilai US 1,73 milyar. Hal ini disebabkan oleh kurang tersedianya bahan baku
untuk pembuatan serat alam yaitu kapas.
4.3. Perjanjian dalam Perdagangan TPT Internasional