perubahan output dalam perekonomian. Pengganda tenaga kerja menunjukkan perubahan tenaga kerja yang disebabkan oleh perubahan awal dari sisi output.
Sedangkan pengganda tipe I dan II digunakan untuk mengukur efek dari output pendapatan maupun tenaga kerja masing-masing sektor perekonomian yang
disebabkan karena adanya perubahan dalam jumlah output, pendapatan, dan tenaga kerja yang ada disuatu negara atau wilayah.
2.3. Penelitian Terdahulu
Ciri majunya struktur perekonomian suatu negara ditandai oleh semakin besarnya peran sektor industri pengolahan dan jasa dalam menopang
perekonomian negara tersebut. Sektor ini telah menggantikan peran sektor tradisional pertanian dalam penyerapan tenaga kerja dan sumber pendapatan
negara. Semakin meningkatnya dan berkembangnya industri tekstil di Indonesia dan masalah yang timbul pada industri ini, maka banyak yang tertarik untuk
membahas dan meneliti di sektor industri tekstil. Mustikasari 2005 menganalisis tentang peranan sektor industri
pengolahan dalam perekonomian di Provinsi Jawa Tengah dengan pendekatan model Input-Output. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa peran
sektor industri pengolahan di Jawa Tengah dilihat dari kontribusi terhadap permintan antara , permintaan akhir, output daerah, ekspor dan nilai tambah bruto
menduduki rangking pertama. Dilihat dari analisis keterkaitan, industri pengolahan memiliki nilai keterkaitan terbesar baik dari keterkaitan langsung dan
tidak langsung ke depan maupun langsung dan tidak langsung ke belakang. Sub sektor industri pengolahan yang memiliki nilai keterkaitan langsung dan tidak
langsung ke depan dan ke belakang terbesar adalah industri makanan, minuman, dan tembakau, industri tekstil, barang dari kulit, dan alas kaki. Dari dampak
penyebarannya industri pengolahan juga memiliki nilai terbesar yang berarti industri pengolahan memiliki kemampuan yan kuat dalam menarik dan
mendorong sektor hulu dan hilirnya. Dari efek penggandanya, subsektor industri pengolahan yang memiliki nilai multiplier tenaga kerja terbesar adalah industri
makanan dan minuman. Sedangkan untuk nilai multiplier output dan pendapatan terbesar adalah industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki, yang
mengindikasikan bahwa industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki memberikan dampak yang besar terhadap jumlah output yang dihasilkan dan
pendapatan masyarakat Jawa Tengah. Yulaekha 2005 menganalisis produktivitas industri TPT Indonesia pada
periode tahun 1983-2002 dengan menggunakan analisis regresi berganda Ordinary Least SquareOLS. Produktivitas dihitung dengan menggunakan
penurunan dari produk total yaitu produk marjinal dan produk rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor produksi bahan baku R dan energi M
ternyata memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan output tekstil dan produk tekstil Indonesia dengan nilai koefisien sebesar 1,51 dan 3,44 sedangkan
tenaga kerja, kapital, dan dummy krisis memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan output. Produktifitas yang terbesar adalah energi PR
M
= 22,2596 dan bisa dikatakan bahwa terjadi efesiensi dalam penggunaan energi sehingga
meskipun secara kuantitatif penggunaan faktor produksi ini lebih sedikit namun ternyata dapat menghasilkan output yang lebih besar
Penelitian Agustineu 2004 menganalis faktor-faktor yang mempengaruhi output industri tekstil di Jawa Barat dengan menggunakan metode regresi
berganda atau ordinary least square OLS. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktor produksi modal, bahan baku dan bahan bakar memberikan pengaruh
positif terhadap peningkatan output pada industri tekstil di Jawa Barat. Tenaga kerja memberikan pengaruh yang negatif terhadap peningkatan output dan
pengaruhnya tersebut. Hal ini disebabkan penambahan faktor produksi tenaga kerja sudah tidak lagi efisien dalam meningkatkan output karena dalam produksi
berhubungan dengan hukum, pertambahan hasil yang semakin berkurang the law of deminishing return
. Hal ini terbukti dengan banyaknya perusahaan tekstil yang memberhentikan tenaga kerjanya untuk mengurangi biaya produksi yang
dikeluarkan karena dengan bertambahnya tenaga kerja maka biaya produksi yang dikeluarkan semakin tinggi.
Penelitian yang dilakukan penulis ini menjelaskan bagaimana peranan sektor industri tekstil dan produk tekstil TPT serta pertumbuhan investasinya
mempengaruhi sektor-sektor perekonomian Indonesia karena komoditi ini merupakan salah satu komoditi yang memberikan kontribusi yang besar terhadap
pertumbuhan ekonomi. Disamping itu, belum adanya penelitian yang menganalisis tentang investasi sektor industri TPT dengan menggunakan tabel
Input-Output sehingga menarik untuk diteliti lebih lanjut. Dalam penelitian ini judul yang diberikan penulis adalah ”Analisis Pertumbuhan Investasi Sektor
Industri Tekstil dan Produk Testil TPT terhadap Perekonomian Indonesia : Analisis Input-Output ”.
2.4. Kerangka Operasional