Syarat Permohonan Pembatalan Hak Atas Tanah. Prosedur Permohonan Pembatalan Hak Atas Tanah.

105 dasarnya yang dibatalkan adalah Surat Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah sehingga tanah tersebut kembali kepada keadaan semula sebelum diberikan status hukum, yaitu menjadi tanah Negara. Batalnya Surat Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah secara otomatis maka Sertipikat yang dikeluarkan sebagai tanda bukti hak juga batal.

D. Syarat Permohonan Pembatalan Hak Atas Tanah.

Pembatalan hak atas tanah karena melaksanakan putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap harus dilakukan berdasarkan permohonan pihak yang berkepentingan. Permohonan pembatalan hak atas tanah tersebut dapat diajukan langsung kepada Menteri atau Kepala Kantor Wilayah Propinsi atau dapat juga diajukan melalui Kepala Kantor Pertanahan KabupatenKota sebagaimana diatur dalam Pasal 125 PMNAKBPN Nomor 9 Tahun 1999. Permohonan diajukan secara tertulis yang memuat: a. Keterangan mengenai diri pemohon: 1. Apabila perseorangan: nama, umur, kewarganegaraan, tempat tinggal dan pekerjaan melampirkan fotocopy bukti identitas, surat bukti kewarganegaraan. 2. Apabila badan hukum: nama, tempat kedudukan, akta atau peraturan pendiriannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku melampirkan foto copy akta atau peraturan pendiriannya. b. Keterangan mengenai tanahnya meliputi data yurisdis dan data fisik: Universitas Sumatera Utara 106 1. Memuat nomor dan jenis hak atas tanah melampirkan foto copy surat keputusan dan atau surat keputusannya. 2. Letak, batas-batas dan luas tanahnya dengan menyebutkan tanggal dan nomor Surat Ukur atau Gambar Situasi jika ada. 3. Jenis penggunaan tanahnya pertaniannon pertanian. c. Alasan permohonan pembatalan disertai keterangan lain sebagai data pendukung, antara lain: 1. Foto copy putusan Pengadilan dari tingkat pertama sampai dengan putusan terakhir. 2. Berita acara eksekusi, apabila perkara perdata atau pidana. 3. Surat-surat lain yang berkaitan dengan permohonan pembatalan.

E. Prosedur Permohonan Pembatalan Hak Atas Tanah.

Setelah persyaratan permohonan dipenuhi selanjutnya diajukan kepada pejabat berwenang, dalam hal ini dapat diajukan langsung ke Menteri atau Kepala Kantor Wilayah Propinsi dan atau melalui Kepala Kantor Pertanahan KabupatenKota. Tata cara pembatalan hak atas tanah diatur dalam Pasal 127 sampai dengan 133 PMNAKBPN Nomor 9 Tahun 1999, yaitu: 1. Apabila permohonan pembatalan hak atas tanah diajukan melalui Kantor Pertanahan, maka Kepala Kantor Pertanahan melakukan kegiatan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 107 a. Memeriksa dan meneliti kelengkapan berkas permohonan, baik data yuridis atau data fisik. b. Mencatat permohonan dalam formulir isian yang telah disediakan. c. Memberikan tanda terima berkas permohonan. d. Memberitahukan kepada pemohon untuk melengkapi data yuridis dan data fisik jika masih diperlukan. e. Melakukan verifikasi terhadap data yuridis dan data fisik permohonan dengan cara mencocokkan hak atas tanah dengan amar putusan Pengadilan dengan data yuridis yang terakhir sebelum diproses lebih lanjut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. f. Menyampaikan berkas permohonan pembatalan hak atas tanah kepada Menteri disertai pertimbangan dan keterangan apabila terdapat perbedaan antara data yuridis dan data fisik dengan putusan Pengadilan. Setelah berkas permohonan sampai di Kantor Menteri, maka Menteri memerintahkan pejabat yang ditunjuk untuk melakukan kegiatan sebagai berikut: a. Mencatat dalam formulir isian yang telah ditentukan. b. Memeriksa dan meneliti kelengkapan data yuridis dan data fisik dan apabila belum lengkap segera meminta Kepala Kantor Pertanahan untuk melengkapi. Universitas Sumatera Utara 108 c. Meneliti kelengkapan dan kebenaran data yuridis dan data fisik permohonan dan memeriksa kelayakan permohonan tersebut dapat atau tidaknya amar putusan Pengadilan dilaksanakan. d. Memutuskan permohonan tersebut dengan menerbitkan keputusan pembatalan hak atas tanah yang dimohon atau memberitahukan bahwa amar putusan Pengadilan tidak dapat dilaksanakan disertai dengan alasan dan pertimbangannya. e. Apabila Menteri tidak dapat melaksanakan amar putusan Pengadilan, Menteri dapat memohon fatwa kepada Mahkamah Agung dalam pelaksanaan amar putusan Pengadilan dimaksud. 51 2. Apabila permohonan yang diajukan langsung kepada Menteri, maka Menteri akan melakukan kegiatan sebagai berikut: a. Memeriksa dan meneliti kelengkapan data yuridis dan data fisik dan apabila belum lengkap segera minta kepada pemohon untuk melengkapinya. b. Mencatat dalam formulir isian yang telah ditentukan. c. Menteri meneliti kelengkapan dan kebenaran data yuridis dan data fisik permohonan dan memeriksa kelayakan permohonan tersebut dapat atau tidaknya amar putusan Pengadilan dilaksanakan. 51 Kegiatan berlaku mutatis mutandis terhadap permohonan pembatalan hak karena melaksanakan putusan pengadilan yang merupakan kewenangan Kepala Kantor Wilayah Pasal 130 PMNAKBPN Nomor 999. Universitas Sumatera Utara 109 d. Apabila terjadi perubahan data fisik dan data yuridis Menteri dapat memerintahkan Kepala Kantor Pertanahan untuk meneliti perubahan tersebut dan melaporkan hasilnya untuk dijadikan bahan pertimbangan untuk menerbitkan keputusan pembatalan hak atau tidak melaksanakan amar putusan Pengadilan. e. Menteri memutuskan permohonan tersebut dengan menerbitkan keputusan pembatalan hak atas tanah yang dimohon atau memberitahukan bahwa amar putusan Pengadilan tidak dapat dilaksanakan disertai dengan pertimbangannya. f. Dalam hal Menteri tidak dapat melaksanakan amar putusan Pengadilan, Menteri dapat memohon fatwa kepada Mahkamah Agung dalam pelaksanaan amar putusan Pengadilan dimaksud. g. Keputusan pembatalan hak atas tanah atau keputusan tidak melaksanakan putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap disampaikan kepada pemohon melalui surat tercatat atau dengan cara lain yang menjamin sampainya keputusan tersebut kepada yang berhak. 52 F. Putusan Pengadilan Agama Tidak Dapat Menjadi Dasar Permohonan Pembatalan Sertipikat Hak Milik Atas Tanah di Badan Pertanahan Nasional BPN. Sebagaimana sudah diuraikan pada Bab sebelumnya, Penggugat ahli waris kemudian menindaklanjuti putusan Pengadilan Agama tersebut. Ahli Waris ABDI, 52 Kegiatan ini juga dilakukan terhadap permohonan pembatalan hak yang diajukan langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Pasal 132 PMNAKBPN Nomor 999. Universitas Sumatera Utara 110 RAMLAH dan ZAIDAR mengajukan permohonan pembatalan Sertipikat Hak Milik Nomor 249 atas nama KADIR yang ditujukan kepada Kepala Kantor Pertanahan kabupaten Serdang Bedagai sebagaimana suratnya tanggal 06 September 2010. Pasal 49 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, berbunyi: “Pengadilan agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang: a. perkawinan; b. waris; c. wasiat; d. hibah; e. wakaf; f. zakat; g. infaq; h. shadaqah; dan i. ekonomi syariah.” Berdasarkan ketentuan Pasal 49 di atas, kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang terhadap Pengadilan Agama sudah cukup jelas, yaitu memeriksa dan memutus sengketa perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah dan ekonomi syariah. Penjelasan Pasal 49 tersebut antara lain menjelaskan bahwa waris adalah penentuan siapa yang menjadi ahli waris, penentuan mengenai harta peninggalan, penentuan bagian masing-masing ahli waris dan melaksanakan pembagian harta peninggalan tersebut, serta penetapan Pengadilan atas Permohonan Universitas Sumatera Utara 111 seseorang tentang penentuan siapa yang menjadi ahli waris dan penentuan bagian masing-masing ahli waris. Majelis Hakim yang menangani kasus di atas, memutus perkara tersebut, yang mana salah satu amar putusannya berbunyi: “menyatakan bahwa Sertipikat tanah Hak Milik atas nama KADIR No. 249 yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional BPN kabupaten Serdang Bedagai tanggal 10-03-2006 tidak berkekuatan hukum.” Amar putusan tersebut tidak sejalan dengan kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang sebagaimana yang diatur pada Pasal 49 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Undang Nomor 3 Tahun 2006 jo. Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pengadilan Agama. Pengadilan Agama tidak diberi kewenangan untuk memutus sengketa Tata Usaha Negara. Sertipikat Hak Milik Atas Tanah merupakan suatu Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional BPN. Oleh sebab itu, Pengadilan yang memiliki kewenangan untuk mengadili objek perkara berupa Sertipikat Hak Milik atas tanah adalah Peradilan Tata Usaha Negara PTUN, bukan Pengadilan Agama. Majelis Hakim Pengadilan Agama memungkinkan dapat membuat suatu putusan yang memerintahkan Kepala Kantor Pertanahan untuk melakukan perubahan data fisik dan data yuridis terhadap Sertipikat Hak atas tanah yang disengketakan. Putusan Pengadilan Agama tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Kepala Kantor Pertanahan untuk dapat merubah data fisik dan data yuridis objek sengketa Sertipikat. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 127-133 PMNAKBPN Nomor 9 Tahun 1999 mengenai Tata Cara Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Universitas Sumatera Utara 112 Pengelolaan. Bukannya menyatakan Sertipikat Hak Milik atas tanah tidak berkekuatan hukum karena hal tersebut bukan merupakan kewenangan mengadili Pengadilan Agama. 53 Pasal 124 Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas tanah Negara dan Hak Pengelolaan menyebutkan bahwa: 1 Keputusan pembatalan hak atas tanah karena melaksanakan putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap diterbitkan atas permohonan yang berkepentingan. 2 Amar putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap meliputi dinyatakan batal atau tidak mempunyai kekuatan hukum atau yang pada intinya sama dengan itu. Permohonan pembatalan Sertipikat Hak milik Nomor 249Pematang Ganjang atas nama KADIR yang diajukan oleh Ahli Waris ABDI, RAMLAH dan ZAIDAR didasarkan pada putusan Pengadilan Agama. Menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Pengadilan Agama tidak diberikan kewenangan untuk menyatakan Sertipikat Hak Milik atas tanah batal atau tidak mempunyai kekuatan hukum atau yang pada intinya sama dengan itu. Oleh sebab itu, Kepala Kantor Pertanahan Serdang Bedagai menolak permohonan pembatalan Sertipikat Hak Milik tersebut. 53 Wawancara dengan Sofyan Hadi Syam, SH., Kepala Sub Seksi Perkara Pertanahan Kantor Pertanahan Kabupaten Serdang Bedagai, pada hari Kamis, 30 Juni 2011 di BPN Serdang Bedagei. Universitas Sumatera Utara 113

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Analisa Hukum Penetapan Ahli Waris (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Medan No. 1229/Pdt.G/2010/PA/Mdn)

10 177 117

Jatuhnya Hak Hadhanah Kepada Orang Tua Laki-Laki Karena Perceraian Berdasarkan Putusan Pengadilan Agama. (Studi Pada Putusan Pengadilan Agama Medan No. 1521/Pdt.G/2011/PA.Mdn)

1 59 103

Analisis Hukum Tentang Pembatalan Hibah (Studi Putusan Pengadilan Agama No : 887/PDT.G/2009/PA. MDN)

13 145 141

Analisis Hadhanah Pada Putusan Hadhanah Di Pengadilan Agama Medan (Studi Putusan Pengadilan Agama Medan Tahun 2010-2012)

2 91 165

Tinjauan Yuridis Hak Dan Bagian Anak Laki-Laki (Studi Putusan Pengadilan Agama Tebing Tinggi No.120/Pdt-G/2007/PA-TTD)

0 34 86

Analisis Hukum Putusan Pengadilan Agama Yang Memutuskan Sertipikat Hak Milik Atas Tanah Tidak Berkekuatan Hukum (Studi Kasus : Putusan Pengadilan Agama Tebing Tinggi No. 52/Pdt.G/2008/PA-TTD jo. Putusan Pengadilan Tinggi Agama Sumatera Utara No. 145/Pdt.G

3 62 135

Hak Pemeliharaan Dan Kewajiban Memberi Nafkah Terhadap Anak Di Bawah Umur Akibat Perceraian Berdasarkan Putusan Pengadilan Agama Di Kota Binjai (Studi Putusan Pada Wilayah Hukum Pengadilan Agama Binjai)

1 42 105

Penerapan Hermeneutika Hukum di Pengadilan Agama Dalam Penyelesaian Sengketa (Studi Analisis Putusan Pengadilan Agama Bekasi Tentang Harta Bersama)

0 12 172

Analisis Hadhanah Pada Putusan Hadhanah Di Pengadilan Agama Medan (Studi Putusan Pengadilan Agama Medan Tahun 2010-2012)

0 2 14

Tinjauan Yuridis Hak Dan Bagian Anak Laki-Laki (Studi Putusan Pengadilan Agama Tebing Tinggi No.120/Pdt-G/2007/PA-TTD)

0 0 9