102
Kewenangan keputusan pembatalan hak atas tanah lainnya masih tetap menjadi kewenangan Menteri sebagaimana diatur dalam Pasal 14 PMNAKBPN
Nomor 3 Tahun 1999, yaitu: 1. Pembatalan keputusan pemberian hak atas tanah yang tidak dilimpahkan
kewenangannya kepada Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi atau Kepala Kantor Pertanahan KabupatenKotamadya misalnya:
Hak Pengelolaan atau hak-hak lainnya yang berdasarkan luasnya tetap berada di tangan Menteri.
2. Pembatalan keputusan pemberian hak atas tanah yang telah dilimpahkan kewenangannya kepada Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Propinsi atau Kepala Kantor Pertanahan KabupatenKotamadya, apabila atas laporan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi hal
tersebut diperlukan berdasarkan keadaan di lapangan. Pelimpahan kewenangan pembatalan hak atas tanah tidak terlepas dari pelimpahan
kewenangan pemberian hak atas tanah.
B. Subjek Pembatalan Sertipikat Hak Atas Tanah.
Pembatalan hak atas tanah disebabkan 2 dua hal, yaitu karena cacat hukum administrasi atau menjalankan putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum
tetap. Berbeda dengan keputusan pembatalan hak atas tanah karena cacat hukum administratif dalam penerbitannya yang dapat dilakukan karena permohonan yang
berkepentingan atau inisiatif pejabat yang berwenang tanpa permohonan, maka dalam
Universitas Sumatera Utara
103
hal pembatalan hak atas tanah untuk menjalankan keputusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap harus ada permohonan dari pihak yang berkepentingan
terlebih dahulu. Pasal 124 PMNAKBPN Nomor 9 Tahun 1999 berbunyi: “Keputusan
pembatalan hak atas tanah karena melaksanakan putusan Pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum
tetap diterbitkan
atas permohonan
yang berkepentingan.” Pemohon inilah yang menjadi subjek dalam pembatalan hak atas
tanah. Mengenai pihak yang berkepentingan ini tidak dijelaskan secara terperinci dalam PMNAKBPN Nomor 9 Tahun 1999. Oleh karena itu, secara umum dapat
disimpulkan bahwa pihak yang berkepentingan tersebut adalah orang pribadi atau badan hukum yang mempunyai hubungan hukum dan kepentingan terhadap hak atas
tanah tersebut yang merupakan pihak-pihak yang berperkara di Pengadilan, baik Penggugat maupun Tergugat.
C. Objek Pembatalan Hak Atas Tanah.
Objek pembatalan hak atas tanah diatur dalam beberapa ketentuan sebagai berikut:
a. Berdasarkan ketentuan Pasal 104 ayat 1 PMNAKBPN Nomor 9 Tahun 1999, yang menjadi objek pembatalan hak atas tanah meliputi:
1. Surat Keputusan pemberian hak atas tanah. 2. Sertipikat hak atas tanah.
Universitas Sumatera Utara
104
3. Surat Keputusan pemberian hak atas tanah dalam rangka pengaturan penguasaan tanah.
b. Secara khusus objek pembatalan hak atas tanah sebagai tindak lanjut pelaksanaan putusan Pengadilan diatur dalam Bab V Petunjuk Teknis Nomor
06JUKNISD.V2007 tentang Berperkara di Pengadilan dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Putusan Pengadilan yang meliputi:
1. Pembatalan hak atas tanah dan atau pembatalan akibat pencabutan surat keputusan penetapan hak atas tanah
2. Pembatalan Pendaftaran Hak dan atau 3. Pembatalan Sertipikat hak atas tanah dan atau
4. Pembatalan pendaftaran peralihan hak 5. Pembatalan pendaftaran peralihan hak tanggungan
6. Pembatalan pendaftaran hak Tanggungan 7. Pembatalan terhadap surat keputusan pembatalan sebagaimana tersebut
pada angka 1 sampai dengan angka 6 di atas. Pembatalan hak atas tanah bertujuan untuk mengakhiri pemberian status
hukum yang telah diberikan berdasarkan kewenangan public pada Pejabat Tata Usaha Negara. Surat Keputusan Tata Usaha Negara memberikan hak kepada seseorang atau
badan hukum berdasarkan kewenangan yang diberikan pemerintah kepada Pejabat Tata Usaha Negara. Dalam hal hak atas tanah, pemberian status hukum pada tanah
adalah pada saat Surat Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah dikeluarkan oleh Pejabat Tata Usaha Negara Badan Pertanahan Nasional. Oleh karena itu, pada
Universitas Sumatera Utara
105
dasarnya yang dibatalkan adalah Surat Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah sehingga tanah tersebut kembali kepada keadaan semula sebelum diberikan status
hukum, yaitu menjadi tanah Negara. Batalnya Surat Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah secara otomatis maka Sertipikat yang dikeluarkan sebagai tanda bukti hak juga
batal.
D. Syarat Permohonan Pembatalan Hak Atas Tanah.