30
Selain data sekunder, penulis juga menggunakan data primer, yaitu data yang diambil langsung dengan wawancara yang dilakukan secara terarah directive
interview ,
29
yaitu pejabat pada Badan Pertanahan Nasional kabupaten Serdang Bedagai dan Pengacara, yang digunakan sebagai data pembanding.
4. Alat Pengumpulan Data.
Untuk mendapatkan hasil yang objektif dan dapat dibuktikan kebenarannya serta dapat dipertanggungjawabkan hasilnya, maka data dalam penelitian ini
diperoleh melalui alat pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan cara : a. Studi dokumen.
Studi dokumen digunakan untuk memperoleh data sekunder dengan membaca, mempelajari, meneliti, mengidentifikasi dan menganalisis data sekunder
yang berkaitan dengan materi penelitian.
30
b. Wawancara. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dimana penulis melakukan
percakapan atau tatap muka yang terarah kepada pihak yang berkepentingan guna memperoleh keterangan atau data-data yang diperlukan.
5. Analisis Data.
Penelitian ini bersifat deskriptif. Data hasil penelitian yang berupa data hasil studi dokumen data sekunder, data hasil pengamatan dan wawancara dianalisis
29
Ronny Hanitijo Soemitro, Op. Cit., halaman 60.
30
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, Universitas Indonesia Press, 1986, halaman 21.
Universitas Sumatera Utara
31
dengan metode analisis kualitatif,
31
dengan maksud untuk memaparkan apa yang dianalisis tadi secara sistematis dan menyeluruh untuk menjawab permasalahan yang
diteliti. Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode deduktif.
31
Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 2004, halaman 58.
Universitas Sumatera Utara
32
BAB II KEWENANGAN MENGADILI PENGADILAN AGAMA
DALAM SENGKETA WARIS ISLAM A. Jangkauan Kewenangan Mengadili Perkara Warisan.
Sebagaimana yang tercantum didalam Pasal 49 ayat 1 huruf b UU No. 7 tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, salah satu bidang hukum tertentu yang dimasukkan
ke dalam kewenangan mengadili lingkungan Peradilan Agama adalah mengadili perkara warisan. Perlu untuk meneliti luas jangkauan kewenangan tersebut mengingat
berbagai permasalahan titik singgung perselisihan yurisdiksi mengenai perkara warisan antara lingkungan Peradilan Umum dan Peradilan Agama di masa lalu dan di
masa sekarang, berkaitan dengan putusan Pengadilan Agama yang diteliti. Oleh karena itu, penulisan tesis akan mencoba menjajaki keluasan jangkauan itu melalui
pendekatan ketentuan yang digariskan dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 jo. Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 jo. Undang-Undang No. 50 tahun 2009 Tentang
Peradilan Agama.
1. Meliputi Asas Personalitas Ke-Islaman dan Wawasan Nusantara.