Kepuasan Pelayanan Kualitas Pelayanan Publik pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan

kurangnya koordinasi dan pengawasan tersebut, maka banyak petugas yang kurang bertanggungjawab atas tugasnya. Selain karena kurangnya koordinasi dan pengawasan, kurangnya tanggung jawab petugas juga disebabkan sikap petugas yang menganggap tugasnya hanya sebagai rutinitas bukan sebagai kewajiban ataupun pengabdian. Hal ini juga didukung karena penghasilan petugas yang kecil, sehingga kurang memotivasi petugas.

7. Kepuasan Pelayanan

Kepuasan pelayanan dapat dilihat dari tanggapan masyarakat atas hasil kerja pegawai. Berikut adalah data yang diperoleh dari masyarakat: Tabel 35. Rekapitulasi jawaban informan masyarakat terhadap kegiatan operasional kebersihan Kategori SM M BS TM No Pendapat Jlh Jlh Jlh Jlh 1. 2. 3. 4. Tanggapan masyarakat terhadap penyapuan jalan-jalan umum Tanggapan masyarakat terhadap pembersihan taman terbuka yang dilakukan petugas Tanggapan masyarakat terhadap pembersihann lapangan yang telah dilakukan oleh petugas kebersihan Tanggapan masyarakat terhadap kegiatan yang telah dilakukan petugas dalam pengumpulan sampah di lokasi pemukiman 5 5 3 2 10 10 6 4 15 15 16 12 30 30 32 24 27 27 28 32 54 54 56 64 3 3 3 4 6 6 6 8 Rata-rata 3,75 14,5 28,5 3,25 Persentase 7,5 29 57 6 Keterangan: SM: Sangat memuaskan BS : Biasa Saja M : Memuaskan TM : Tidak Memuaskan Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jasa pelayanan yang dihasilkan oleh dinas LHK masih memberikan hasil yang belum begitu memuaskan masyarakat. Hal ini Universitas Sumatera Utara tampak dari jawaban informan dimana 57 menyatakan biasa saja, dan yang menjawab memuaskan hanya 29. Artinya pelayanan yang diberi kurang berkualitas. Pelayanan yang diberi hanya pada tahap pemenuhan kebutuhan pelanggan yang seadanya. Pelayanan yang diberikan belum mampu menimbulkan kesan puas dalam diri masyarakat. Hasil tersebut didukung dari jawaban informan masyarakat pada tabel 33, dimana 25 orang 50 menyatakan bahwa secara keseluruhan pelayanan kebersihan yang diselenggarakan oleh Dinas LHK dalam Sub Dinas Kebersihan memberi kesan biasa saja, dan yang menjawab memuaskan ada sebanyak 22 orang 44. Selain itu pelayanan kebersihan yang diselenggarakan juga belum mampu mencakup semua wilayah pelayanan. Hal ini tampak dari data yang diperoleh dari informan masyarakat dimana 24 informan 48 menyatakan bahwa pengumpulan sampah untuk dibuang ke TPA masih dilakukan di sebagian lokasi pemukiman, dan kegiatan tersebut belum dilakukan di sebagian lokasi pemukiman lainnya. Keadaan ini timbul disebabkan karena kurangnya jumlah petugas di kelurahan sehingga sampah-sampah di pemukiman tidak dikumpulkan di TPSS yang tersedia. Yang mana jumlah petugas yang ada sekarang ini hanya mampu untuk melakukan penyapuan jalan sehingga pengumpulan sampah di pemukiman hanya dapat dilakukan di sebagian lokasi pemukiman. Sedangkan truk pengangkut sampah hanya mampu mengangkut sampah dari lokasi yang memungkinkan bagi truk tersebut untuk melintas. Sehingga sampah yang terangkut adalah sampah yang sempat dikumpulkan di TPSS dan juga sampah dari daerah lintasan truk tersebut. Disamping karena kurangnya petugas, hal ini juga disebabkan karena kurangnya kesadaran dari petugas dalam menjalankan tugasnya. Dari penelitian yang dilakukan ada sebagian petugas yang tidak peduli dengan sampah yang ada di pemukiman Universitas Sumatera Utara masyarakat. Petugas-petugas tersebut hanya mengumpulkan sampah yang terkumpul dalam jumlah yang besar, sedangkan sampah-sampah yang dalam tumpukan kecil tidak dikutip. Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa armada truk yang dimiliki oleh Dinas LHK masih kurang untuk mampu melaksanakan pengangkutan di seluruh wilayah Kota Pematangsiantar. Hal inilah yang mengakibatkan pengangkutan sampah hanya dapat dilakukan di sebagian lokasi pemukiman. Demikian juga dari data yang diperoleh dari informan petugas lapangan, dimana 17 informan 56,66 menyatakan bahwa pelayanan yang diberikan oleh petugas kebersihan Dinas LHK melalui Sub Dinas LHK belum memberi hasil yang memuaskan bagi masyarakat. Disamping itu kepuasan pelayanan dapat dinilai dari kesesuaian harapan masyarakat dengan pelayanan kebersihan yang dihasilkan. Hal ini juga dapat dilihat pada tabel 34 dimana 26 informan 52 menyatakan bahwa pelayanan kebersihan yang diterima kurang sesuai dengan harapan masyarakat. Kesenjangan antara pelayanan yang diberikan dengan harapan masyarakat disebabkan kurang responsifnya Dinas LHK terhadap aspirasi masyarakat, dan hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran akan peran pemerintah dalam hal ini Dinas LHK sebagai penyedia layanan pada masyarakat. Kurangnya kepuasan masyarakat atas pelayanan kebersihan juga didukung dengan data dari hasil wawancara dengan key informan yakni Kepala Sub Dinas Kebersihan yang menyatakan bahwa pelayanan kebersihan yang diselenggarakan Sub Dinas Kebersihan belum memberi hasil yang memuaskan. Hal ini karena masyarakat tentunya menginginkan pelayanan yang terbaik, sedangkan Dinas LHK sendiri memiliki keterbatasan sendiri, seperti yang telah diuraikan sebelumnya yakni sarana dan Universitas Sumatera Utara prasarana yang belum memadai, keterbatasan SDM dan juga keterbatasan dana. Sehingga dapat dinyatakan bahwa Dinas LHK kota Pematangsiantar belum mampu memberi pelayanan yang memuaskan bagi masyarakat Pematangsiantar.

B. Hambatan-hambatan dalam pelayanan Kebersihan