5. Waktu Penyelesaian
Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan pelayanan adalah kemampuan pegawai untuk menyelesaikan tugasnya sesuai waktu
yang telah ditentukan. Dari tata kerja yang telah diuraikan sebelumnya, tampak jelas bahwa ada tenggat
waktu yang ditentukan untuk menyelesaikan tugas. Penyapuan jalan-jalan umum dilakukan setiap hari. Data yang diperoleh dari informan masyarakat bahwa 36
informan 72 menyatakan bahwa penyapuan jalan-jalan umum dilakukan setiap hari. Pembersihan selokan dilakukan bila selokan- selokan tersumbat atau ditumbuhi semak
belukar. Dari data yang diperoleh 24 informan 48 menyatakan bahwa selokan tidak pernah dibersihkan, 17 orang 34 menyatakan 1-2 bulan sekali, 7 orang 14
menyatakan 2-3 minggu sekali, dan 2 orang 4 menyatakan sekali dalam seminggu. Pendapat masyarakat ini dapat dipahami karena pembersihan hanya dilakukan jika
selokan tersumbat atau ditumbuhi semak belukar, sehingga tidak ada jadwal yang pasti untuk pembersihan selokan. Dengan demikian masyarakat jarang melihat adanya
pembersihan selokan. Sedangkan untuk pengangkutan sampah dari TPSS atau tempat lain ke TPA
dilakukan setiap hari. Dari data yang diperoleh, 31 orang 62 dari informan masyarakat menyatakan bahwa pengangkutan sampah dari TPSS ke TPA dilakukan
setiap 1-3 hari, meski demikian ada 16 informan 32 yang menyatakan 1-2 minggu sekali.
Dari uraian data tersebut dapat dinyatakan bahwa hampir semua tugas dilaksanakan tepat pada waktunya. Pernyataan ini didukung dengan data yang diperoleh
dari informan petugas lapangan dimana 27 orang 90 menyatakan bahwa semua tugas dilaksanakan tepat pada waktunya.
Universitas Sumatera Utara
6. Tanggung jawab
Maksud dari tanggung jawab dalam hal ini adalah penyelenggara pelayanan publik atau pegawai yang ditunjuk, bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan
dan penyelesaian keluhan, persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik. Secara keseluruhan Dinas LHK memberi pertanggungjawaban secara berkala
pada Walikota Pematangsiantar. Sedangkan untuk petugas lapangan pertanggungjawaban diwujudkan dalam hasil kerja mereka yang diawasi oleh mandor
koordinator umum. Dimana hasil pengawasan tersebut ditindaklanjuti secara lisan. Bentuk lain pertanggungjawabannya adalah berupa laporan pelaksanaan pembuangan
sampah setiap hari di TPA. Dari data yang diperoleh dari informan petugas lapangan, 26 orang 86,67
menyatakan bahwa petugas kebersihan bertanggungjawab atas tugasnya. Sedangkan dari masyarakat menunjukkan 25 orang 50 menyatakan bahwa petugas
bertanggungjawab, dan 24 orang 48 menyatakan bahwa petugas kebersihan kurang bertanggungjawab. Kemudian mengenai mekanisme pertanggungjawaban pada
masyarakat, data informan petugas lapangan menunjukkan 15 orang 50 menjawab tidak ada, sebaliknya 14 orang 46,67 menyatakan ada.
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa masih banyak petugas yang kurang bertanggung jawab. Hal ini terutama bagi petugas kebersihan jalan dan lingkungan. Hal
ini dikarenakan masih kurangnya koordinasi dan pengawasan yang dilakukan oleh Dinas LHK. Dimana saat ini petugas kebersihan jalan dan lingkungan tidak lagi
bernaung pada Dinas LHK melainkan pada kecamatan. Sehingga Dinas LHK hanya melakukan koordinasi dengan pihak kecamatan. Meski demikian kebersihan jalan
maupun lingkungan masih merupakan tanggung jawab dari Dinas LHK. Akibat
Universitas Sumatera Utara
kurangnya koordinasi dan pengawasan tersebut, maka banyak petugas yang kurang bertanggungjawab atas tugasnya.
Selain karena kurangnya koordinasi dan pengawasan, kurangnya tanggung jawab petugas juga disebabkan sikap petugas yang menganggap tugasnya hanya sebagai
rutinitas bukan sebagai kewajiban ataupun pengabdian. Hal ini juga didukung karena penghasilan petugas yang kecil, sehingga kurang memotivasi petugas.
7. Kepuasan Pelayanan