Kurs dan Tingkat Suku Bunga terhadap Cadangan Devisa Nasional

Dalam konsep IRFCL, hanya aset yang tergolong likuid yang diperhitungkan sebagai komponen International Reserve dan penilaiannya menggunakan kurs yang berlaku saat tanggal pelaporan. Sedangkan dalam konsep yang lama, GFA, tidak dibedakan tingkat likuiditas tersebut, serta tidak digunakan kurs yang berlaku pada saat pelaporan melainkan kurs mata uang asing per 31 maret 1998. konsep IRFCL berangkat dari standar penyebaran data khusus Special Data Dessemination StandardsSDDS yang merupakan bentuk penyajian data ekonomi melalui internet dengan menggunakan standar penyajian data dana moneter international IMF. Cakupan SDDS adalah sektor riil, sektor fiskal, sektor keuangan, dan sektor eksternal. Mengenai IRFCL, struktur metode tersebut terbagi menjadi devisa international International Reserve, perkiraan aliran bersih devisa yang terjadwal Predetermined short-term net drains, perkiraan aliran devisa yang bersifat siaga Contingent Short-term net drains, dan memo item.sumber:Bank Indonesia.

2.2. Kurs dan Tingkat Suku Bunga terhadap Cadangan Devisa Nasional

Pertukaran suatu mata uang dengan mata uang lainnya disebut transaksi valas, foreign exchange transaction Kuncoro, 1996. Harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya disebut kurs atau nilai tukar mata uangexchange rate. Kurs valuta asing akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan permintaan dan penawaran valuta asing. Permintaan valuta asing diperlukan guna melakukan pembayaran ke luar negeri impor, diturunkan dari transaksi debit dalam neraca pembayaran internasional. Suatu mata uang dikatakan “kuat” apabila transaksi Universitas Sumatera Utara autonomous kredit lebih besar dari transaksi autonomous debit surplus neraca pembayaran, sebaliknya dikatakan lemah apabila neraca pembayarannya mengalami defisit, atau bisa dikatakan jika permintaan valuta asing melebihi penawaran dari valuta asing Nopirin, 2000. Kurs antara dua negara adalah tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan perdagangan Mankiw, 2007. Penurunan kurs antara Rupiah dan USD misalnya, dari Rp 8000USD menjadi Rp. 9000USD berarti dollar menjadi lebih mahal dalam nilai rupiah. Ini mencerminkan bahwa nilai dollar naik karena jumlah rupiah yang diperlukan untuk membeli dollar meningkat. Dengan kata lain, dollar mengalami apresiasi terhadap rupiah. Dari sisi lain, rupiah menjadi lebih murah dinilai dalam dollar, artinya rupiah mengalami depresiasi terhadap dollar. Untuk menghindari kebingungan, harus diingat bahwa kurs antara mata uang domestik dan mata uang asing diartikan sebagai jumlah mata uang domestik yang diperlukan untuk membeli mata uang asing. Bila kurs meningkat berarti mata uang domestik mengalami depresiasi dan mata uang asing mengalami apresiasi. Sebaliknya penurunan kurs mencerminkan terjadinya apresiasi mata uang domestik dan depresiasi mata uang asing Kuncoro, 1996. Menurut teori klasik suku bunga terjadi berdasarkan kekuatan permintaan dana tabungan dipasar uang. Timbulnya penawaran dana disebabkan adanya masyarakat yang kelebihan pendapatan untuk dikonsumsi sehingga mereka berhasrat untuk menabung. Dilain pihak terdapat masyarakat yang memerlukan dana untuk Universitas Sumatera Utara kegiatan investasi. Harga yang harus dibayar oleh pihak yang memerlukan dana untuk keperluan investasi yaitu tingkat bunga. Pada hakekatnya, Suku Bunga adalah pembayaran yang harus dilakukan untuk penggunaan uang. Suku Bunga adalah jumlah bunga yang dibayarkan per unit waktu. Dengan kata lain, masyarakat harus membayar peluang untuk meminjam uang. Biaya untuk meminjam uang, diukur dalam rupiah per tahun untuk setiap rupiah yang dipinjam, atau dalam persen pertahun, adalah suku bunga. Masyarakat mau membayar bunga karena dana yang dipinjam membantu mereka untuk membeli barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan konsumsi mereka atau membuat investasi yang menguntungkan. Makin tinggi tingkat suku bunga, keinginan untuk melakukan investasi juga makin kecil. Alasan seseorang pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi semakin besar dari tingkat bunga yang harus dia bayar untuk dana investasi tersebut yang merupakan ongkos-ongkos penggunaan dana Cost of capital. Makin rendah tingkat bunga, maka pengusaha akan lebih terdorong untuk melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana juga makin kecil. Tingkat bunga dalam keadaan keseimbangan tidak ada dorongan untuk naik atau turun akan tercapai apabila keinginan menabung masyarakat sama dengan keinginan pengusaha untuk melakukan investasi. Menurut Keynes bahwa tingkat suku bunga adalah balas jasa yang diterima seeorang karena orang tersebut tidak menimbun uang atau balas jasa yang diterima seseorang karena orang tersebut mengorbankan liquidity preferencenya. Makin besar Universitas Sumatera Utara liquidity preference seseorang makin besar keinginan orang tersebut untuk menahan uang tunai, maka makin besar tingkat bunga yang diterima orang tersebut bilamana dia meminjamkan uang tersebut kepada orang lain. Pendapat Keynes ini sangat berbeda dengan pendapat aliran klasik, dimana tingkat bunga menurut Klasik adalah premi yang diterima karena menunda konsumsinya pada masa yang akan datang. Hubungan kurs dan tingkat suku bunga terhadap cadangan devisa dapat dirumuskan sebagai berikut: TB = TB E,r 2.3 TM = TM E,r 2.4 Subtitusi 2.3 dan 2.4 ke 2.1 sehingga cadangan devisa adalah: CDV = CDV E, r, CDV t-1 2.5 Dilihat dari rumus diatas dapat disimpulkan apabila kurs E meningkat, maka cadangan devisa juga akan meningkat. Tetapi apabila tingkat suku bunga meningkat akan menyebabkan penurunan terhadap cadangan devisa.

2.3. Perbedaan Tingkat Suku Bunga