56
4.2.3.4 kata ulang jenis kata sifat
52. Peneliti: Dilla ning gone wak Saliyo eneng baju apik-apik kuwe ora tuku? ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓
Dilla di tempat wak Saliyo ada baju cantik cantik kau tidak beli ‘Dilla, di kedai wak Saliyo ada baju cantik-cantik, apakah kamu tidak
membeli?’
Dilla: ora, omonge mamakku larang-larang yuk.
↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ tidak kata mamakku mahal-mahal kak
‘Tidak kak, ibuku berkata harganya mahal-mahal’ 53. Peneliti : jadi sing murah nandi?
↓ ↓ ↓ ↓ jadi yang murah dimana
‘Harga baju yang murah di mana?’
Dilla: ning pajak yuk apik-apik koq .
↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ di pajak kak caktik cantik kok
‘di pajak bajunya cantik-cantik kak.’ 54. Peneliti : Dilla rambutan ning buri omahmu buah kan?
↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ Dilla rambutan di belakang rumahmu buah kan
‘Rambutan yang ada di belakang rumah Dilla berbuah?’
Universitas Sumatera Utara
57 Dilla : yo, aku ngerti arep jalok iyuk kan?’
↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ Ya aku tau mau minta kakak kan
‘Ya, aku tau kakak ingin mintakan?’ 55. Peneliti : yo, olehkan?
↓ ↓ Ya bolehkan
‘Ya, apakah boleh?’
Dilla: ole, tapi urung mateng-mateng.
↓ ↓ ↓ ↓ ↓ Bole tapi belum masak masak.’
‘Boleh, tetapi buahnya belum begitu masak-masak.’ Dari data 48-50 di atas dapat disimpulkan bahwa kata ulang larang-
larang ‘maha-mahal’, apik-apik ‘canti-cantik’, mateng-mateng ‘masak-masak’ merupakan kata ulang jenis kata sifat yang diucapkan oleh anak-anak usia lima
tahun yang merujuk pada arti proses penekanan. Dalam arti proses penekanan ini
yang mendapat tekanan adalah kata ulang kata sifat bukan konteks kalimatnya
walaupun kata ulang jenis kata sifat lebih mudah dipahami karena biasanya dalam konteks kalimat sudah menunjukan arti penekanan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa anak-anak usia lima tahun sudah sampai pada arti proses penekanan yang merujuk pada kata sifat.
Universitas Sumatera Utara
58
4.2.3.5 kata ulang jenis kata bilangan