50 Dari data 40-41 di atas dapat disimpulkan bahwa kata ulang bolak-balek
‘bolak-balik’ merupakan suatu tindakan yang tidak mempunyai ketidaktentuan. Kata ulang bolak-balek ‘bolak-balik’ menunjukan bahwa tindakan yang dilakukan
seseorang tidak menentu. Dapat disimpulkan bahwa anak-anak usia lima tahun sudah sampai pada arti ketidaktentuan.
4.2.3 Arti Penekanan
Arti penekanan dapat muncul baik dalam proses perulangan bentuk dwilingga, Dwipurwa maupun Dwiwasana. Bahkan kalau suatu proses
perulangan bentuk tertentu mendapat proses lain, seperti imbuhan-imbuhan dan perubahan suara. Proses perulangan itu mesti menimbulkan arti penekanan. Arti
penekanan ini muncul baik dalam jenis kata benda, kata kerja, kata sifat, kata tambahan, kata bilangan maupun kata tugas. Namun yang paling banyak
mendapat arti penekanan adalah kata ulang yang mempunyai jenis kata sifat. Poedjosoedarmo, 1981: 89-90.
Dalam pembahasan arti penekanan yang merujuk pada kata ulang jenis kata benda, kata kerja, kata tambahan, kata sifat, kata bilangan, dan kata tugas
berbeda dengan pembahasan arti pluralitas yang merujuk pada kata ulang jenis kata benda, kata sifat, kata kerja, dan kata bilangan karena arti penekanan pada
pembahasan ini yang mendapat penekanan adalah kata ulangnya.
4.2.3.1 Kata Benda
42. Peneliti : Mega duwe dolanan opo wae ning omah? ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓
Mega punya mainan apa saja di rumah
Universitas Sumatera Utara
51 ‘Permainan apa saja yang ada di rumah Mega?’
Mega : boneka karo masak-masakan.
↓ ↓ ↓ ↓ Boneka sama masak masakan
‘Boneka sama dan masak-masakan.’ 43. Peneliti : nak Devi?
↓ ↓ Kalau Devi
‘Kalau Devi?’
Devi: aku duwe boneka karo bepe-bepean.
↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ Aku punya boneka sama bepe bepean
‘Aku punya boneka dan bepe-bepean bongkar pasang orang-orangan.’
44. Peneliti : Devi orak duwe masak-masakan? ↓ ↓ ↓ ↓ ↓
Devi tidak punya masak-masakan ‘Apakah Devi tidak mempunyai masak-masakan?’
Devi : duwe wis di buang mamak. ↓ ↓ ↓ ↓ ↓
Punya tapi di buang mamak ‘Punya, tetapi sudah di buang mamak.’
Universitas Sumatera Utara
52 44. Peneliti : keneng opo?
↓ Kenapa
‘Kenapa?’
Devi : wis elek-elek,
↓ ↓ ↓ Sudah jelek jelek
‘Sudah jelek-jelek.’ 45. Peneliti: Dilla iyuk arep takon, dolanan-dolanan ning pasar malem
↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ Dilla kakak mau tanya mainan mainan di pasar malam
Wingi iko jenenge opo wae? ↓ ↓ ↓ ↓ ↓
Semalam itu namanya apa saja ‘Kakak ingin bertanya kepada kamu Dilla, di pasar malam
kamarin ada permainan apa saja?’
Dilla: baleng-baleng, kuda-kudaan, kereta api-kereta apian.
↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ Baling baling kuda kudaan kereta api kereta apian
‘Baling-baling, kuda-kudaan, kereta apai - kereta apian.’ 46. Peneliti : bagus, pinter Dilla.
↓ ↓ ↓ Bagus pintar Dilla
‘Bagus Dilla pintar.’
Universitas Sumatera Utara
53 Dari data 42-46 di atas dapat disimpulkan bahwa kata ulang masak-
masakan ‘masak-masakan’, bepe-bepean ‘bepe-bepean’, baleng-baleng ‘baling- baling’, kuda-kudaan ‘kuda-kudaan’, kereta api- kereta apian ‘kereta api- kereta
apian’ merupakan kata ulang jenis kata benda yang diucapkan oleh anak-anak usia lima tahun. Pada kata ulang tersebut merupakan kata ulang jenis kata benda
yang merujuk pada arti penekanan karena kata ulang jenis kata benda ini tidak mempunyai arti pluralitas tindakan maupun pluralitas subjek, tidak pula
mempunyai arti ketidaktentuan. Maka pada arti proses penekanan kata ulang jenis kata benda yang mendapat tekanan adalah kata ulang masak-masakan ‘masak-
masakan’, bepe-bepean ‘bepe-bepean’, baleng-baleng ‘baling-baling’, kuda- kudaan ‘kuda-kudaan’, kereta api- kereta apian ‘kereta api- kereta apian’ yang di
ucapkan anak-anak usia lima tahun. Jadi dapat disimpulkan bahwa anak-anak usia lima tahun sudah sampai pada arti proses penekanan yang merujuk pada kata
ulang jenis kata benda.
4.2.3.2 Kata Ulang Jenis Kata Kerja