Peranan Lembaga Adat Sulang Silima Suku Pakpak

territorial, yang masih memperdulikan hak – hak atas pemerintahan adat dalam kehidupan sehari –hari yang masih mempertahankan nilai – nilai leluhur.

3. Peranan Lembaga Adat Sulang Silima Suku Pakpak

Menurut Soepomo, pengertian Kepala Adat adalah sebagai berikut “Kepala Adat adalah bapak masyarakat, dia mengetuai persekutuan sebagai ketua suatu keluarga besar, dia adalah pemimpin pergaulan hidup dalam persekutuan.” 38 Dengan demikian kepala adat bertugas memelihara hidup hukum didalam persekutuan, menjaga, supaya hukum itu dapat berjalan dengan selayaknya. Aktivitas Kepala Adat sehari – hari meliputi seluruh lapangan masyarakat. Tidak ada satu lapangan pergaulan hidup di dalam badan persekutuan yang tertutup bagi Kepala Adat untuk ikut campur bilamana diperlukan untuk memelihara ketentraman, perdamaian, keseimbangan lahir batin untuk menegakkan hukum. Adapun aktivitas kepala adat dapat dibagi dalam 3 bagian yaitu : 1. Tindakan mengenai urusan tanah berhubung dengan adanya pertalian erat antara tanah persekutuan golongan manusia yang menguasai tanah itu. 2. Penyelesaian hukum sebagai usaha untuk mencegah adanya pelanggaran hukum Preventieve Rechtzorg supaya hukum dapat berjalan sebagaimana mestinya. 38 Soepomo, Bab – Bab Tentang Hukum Adat, Jakarta : Pradnya Paramita 1979, hal. 45 Universitas Sumatera Utara 3. Menyelenggarakan hukum sebagai pembetulan hukum setelah hukum itu dilanggar Repseive Reshtszorg. 39 Dengan demikian Kepala Adat di dalam segala tindakannya dan dalam memegang adat itu ia selalu memperhatikan perubahanperubahan. Adanya pertumbuhan hukum, sehingga dibawah pimpinan dan pengawasan Kepala Adat yang sangat penting adalah pekerjaan di lapangan atau sebagai hakim perdamaian desa. Apabila ada perselisihan atau perbuatan – perbuatan yang bertentangan dengan hukum adat, maka Kepala Adat bertindak untuk memulihkan perdamaian adat, memilihkan keseimbangan di dalam suasana desa serta memulihkan hukum. Dalam masyarakat adat Pakpak yang masih sangat dipengaruhi oleh hukum adat, kepala adat sebagai pimpinan dari suatu lebbuh atau Kuta dari marga – marga yang ada di Pakpak mempunyai peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan aturan – aturan adat yang ada pada masyarakat Pakpak. Dulunya kepala adat di Pakpak disebut dengan Pertaki atau Kappung Kepala Kampung dialah yang menjadi pimpinan dan penanggung jawab dari suatu lebbuh atau kuta dengan Sulang Silima sebagai pelaksana tugasnya, seiring perkembangan zaman dan perkembangan daeran istilah Pertaki ini perlahan – lahan menghilang keberadaannya dan Sulang Silima yang dianggap sebagai ketua adatnya. Lambat laun Sulang Silima yang tadinya terdiri dari 5 lima unsur yaitu : perisang – isang anak paling besar, perekur –ekur anak paling bungsu, pertulang tengah anak tengah , perpunya ndiadepanak boru dan perbetekken teman satu marga juga mengalami 39 Ibid,hal 66 Universitas Sumatera Utara perubahan, Sulang Silima yang sekarang hanya beranggotakan dari marga – marga Pakpak yang ada. Pada sekarang ini istilah Pertaki atau Kappung kepala kampung sudah tidak dipergunakan lagi tetapi sudah diganti menjadi Kepala Desa sesuai dengan Pengaturan Pemerintahan dalam Undang – undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, dulunya dialah yang berkuasa penuh dalam pelaksanaan hukum adat terutama masalah pertanahan setelah Pertaki atau Kappung Kepala Kampung tidak lagi digunakan yang berpengaruh saat ini adalah Sulang Silima. Sulang Silima yang menjadi penentu dan pembuat keputusan dan sumber dari segala sumber hukum adat Pakpak yang menyangkut hukum pertanahan, hukum perkawinnan, hukum pewarisan dan juga mengatur tentang kekerabatan pada masyarakat Pakpak, dimana dalam pelaksanaannya diluar dari ke 5 lima unsur yang ada dalam Sulang Silima diangkatlah satu orang dengan marga yang sama sebagai Kepala Adat, fungsi Kepala Adat disini hanyalah sebagai perantara masyarakat dengan ke 5 lima unsur Sulang Silima, kepala adat disini tidak berhak untuk mengambil keputusan dalam pelaksanaan adat, kepala adat ini hanya berfungsi dengan baik pada saat acara – acara adat saja, sedang peranan dari Sulang Silima sama dengan peranan Pertaki atau Kappung Kepala Kampung sebelumnya. Ke 5 lima unsur yang ada di Sulang Silima bukan satu ketetapan yang mana isi dari ke 5 lima unsur masih merupakan satu keluarga dari satu garis keturunan Sulang Silima yang sekarang dikenal di Pak – Pak Bharat dan masih dianggap keberadaannya adalah Lembaga Adat Sulang Silima yang dibentuk dan anggotanya Universitas Sumatera Utara dipilih sendiri oleh para marganya. Walaupun Sulang Silima ini menjadi satu kesatuan, tetapi di dalam pembentukannya juga masih berdasarkan ke 5 lima unsur yang diharuskan tetapi sudah menjadi satu kesatuan bukan lagi berdasarkan keturunan keluarga satu empungnya kakek. Adapun peranan dari Sulang Silima pada saat ini sangat terlihat dalam usaha untuk pengamanan amanah atau warisan tanah ulayat marganya. Dalam pelaksanaannya sendiri Sulang Silima ini terlihat pada marga Banurea Kutagugung yang dipimpin oleh H.Banurea sebagai Ketua Umum yang merupakan sub bagian dari Sulang Silima Banurea seluruhnya yang pada saat ini dipimpin oleh M.Banurea Mpu Bada. 40

B. Struktur Kepemilikan Tanah Marga atau Tanah Adat di Pak – Pak Bharat