Heldawaty Simanjuntak. DAMPAK LOKALISASI PROSTITUSI BUKIT MARAJA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA MARIHAT BUKIT 1968- 1990.2007
USU e-Repository©2009
Selain itu terlihat juga bahwa, kerukunan antara pedagang dengan para pelacur cukup baik. Para pedagang tidak merasa malu bekerja atau mencari nafkah
di tempat tersebut. Mereka masa bodoh dengan omongan orang yang sering mencelah mereka, seperti mencari nafkah di tempat tersebut dianggap tidak halal.
Adanya lokalisasi prostitusi di desa ini, sangat berpengaruh terhadap pendapatan pengahasilan masyarakat setempat maupun masyarakat di luar desa
tersebut. Sebagaian masyarakat juga dapat menggantungkan hidupnya di dalam kompleks pelacuran demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
4.1.3 Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi masyarakat dimanapun berada, namun di desa ini terdapat tingkat pendidikan yang sangat rendah. Hal ini
terlihat bahwa banyak terdapat anak- anak yang putus sekolah, bahkan SD saja tidak tamat. Disatu sisi karena faktor kemiskinan keluarga, kenakalan, dan
kurangnya perhatian orang tua. Akan tetapi ada juga yang melanjutkan sekolah keluar karena minimnya fasilitas sekolah di desa Marihat Bukit.
Disamping karena faktor yang menyebabkan minimnya tingkat pendidikan, juga terpengaruh oleh berdirinya lokalisasi prostitusi di Marihat Bukit. Mereka
tidak mau melanjutkan sekolah karena terpancing dengan mudahnya mencari uang di lokasi prostitusi tersebut. Ada yang memanfaatkan jasa sebagai tukang ojek bagi
Heldawaty Simanjuntak. DAMPAK LOKALISASI PROSTITUSI BUKIT MARAJA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA MARIHAT BUKIT 1968- 1990.2007
USU e-Repository©2009
anak laki- laki, anak perempuan sebagai tukang cuci, dan pengasuh anak. Karena mereka menganggap lokasi tersebut sebagai sumber penghasilan uang yang cepat.
Dengan adanya lokalisasi prostitusi tersebut cukup berpengaruh kepada masalah pendidikan anak di desa Marihat Bukit, tetapi dengan perkembangan
teknologi dan dengan adanya program pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, pemerintah daerah dan masyarakat mencoba menanggulangi masalah ini.
Sejak saat itu, pendidikan mulai berkembang dan banyak anak- anak yang sudah bersekolah.
4.1.4 Agama
Sejak zaman dahulu kala para pelacur selalu dikecam atau dikutuk oleh masyarakat, karena tingkah lakunya yang tidak susila, dan dianggap mengotori
sakralitas hubungan seks
31
Pada tahun 1968 sejak awal berdiri lokalisasi terjadi pertikaian diantara masyarakat, ada masyarakat yang pro setuju dan kontra tidak setuju terhadap
. Mereka disebut sebagai orang- orang yang melanggar norma moral, adat, dan agama.
Masyarakat desa Marihat Bukit merupakan masyarakat yang beragama dan mempunyai adat istiadat yang cukup baik. Walaupun terdapat agama yang
berbeda- beda tetapi hubungan solidaritas antar umat beragama terjalin dengan baik.
31
Kartini, Kartono. Op Cit, hal 179.
Heldawaty Simanjuntak. DAMPAK LOKALISASI PROSTITUSI BUKIT MARAJA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA MARIHAT BUKIT 1968- 1990.2007
USU e-Repository©2009
kegiatan pelacuran
32
32
Wawancara, dengan Bapak Mardiansyah, Marihat Bukit, tanggal 26 Agustus 2007.
. Dari warung remang- remang sampai perkembangannya menjadi lokalisasi prostitusi yang berada di sekitar desa tersebut membuat
masyarakat menjadi semakin resah dan ketakutan. Hal ini takut akan berpengaruh terhadap masyarakat setempat, yang juga sangat bertentangan baik dalam agama
maupun adat- istiadat. Dalam agama, baik ditinjau dari Alqur’an maupun injil sangat
bertentangan, sebagaimana yang dinyatakan dalam Alqur’an surat Al Isra ayat 32, menyebutkan :
“Dan janganlah kamu sekali- kali melakukan perzinahan, sesungguhnya perzinahan itu merupakan suatu perbuatan yang
keji, tidak sopan dan jalan yang buruk”.
Sebab perzinahan yaitu persetubuhan antara laki- laki dan perempuan diluar perkawinan itu melanggar kesopanan, merusak keturunan dan, menyebabkan
penyakit kotor, menimbulkan persengketaan, ketidakrukunan dalam keluarga, dan malapetaka lainnya.
Dalam buku injil Tuhan berfirman dalam kitab keluaran 20: 14 dan hukum taurat yaitu hukum yang ketujuh yang berbunyi: “ Jangan kamu berbuat jinah”.
Pelacuran merupakan salah satu perjinahan, perjinahan yang dimaksudkan dalam hal ini merupakan persebadanan atau persetubuhan di luar norma- norma
pernikahan dan penyimpangan dari norma- norma susila dalam masyarakat.
Heldawaty Simanjuntak. DAMPAK LOKALISASI PROSTITUSI BUKIT MARAJA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA MARIHAT BUKIT 1968- 1990.2007
USU e-Repository©2009
Tuhan menganuhgrahkan tubuh ini kepada kita untuk tidak disalah gunakan. Kita harus mempergunakan tubuh ini sesuai dengan kehendaknya. Jadi
persetubuan yang dilakukan oleh pelacur dengan langganannya adalah suatu dosa terhadap Tuhan.
Dalam Alkitab tibuh kita ini disebut Rumah Roh Kudus. Jadi kalau kita melacur berarti telah mengotori Rumah Roh Kudus. Kita telah berbuat dosa
terhadap diri sendiri dan melah merusak anugrah Tuhan yaitu diri sendiri. “ larilah dari pada zinah Maka tiap- tiap dosa lain yang
dilakukan orang, yaitu dari luar tubuh itu, tetapi orang yang sundal itu, yaitu berdosa kepada diri sendiri. Atau tidakkah
kamu mengetahui bahwa tubuhmu itu adalah Rumah Rohu’lkudus yang diam didalam tubuhmu itu yang telah kamu
peroleh dari Allah dan bukan kamu bukan milikmu sendiri” Alkitab 1 Korintus 6 : 18-19, 1963: 226.
Dalam 1 tesalonika 4 : 3 dan 5 Allah berfirman agar kita wajiblah menjauhkan diri dari pada zinah orang- orang yang menurutkan hawa nafsunyya itu
adalah orang kafir. “ Sebab itu wajiblah kamu menjauhkan dirimu dari pada zinah. Bukannya
di dalam keinginan hawa nafsu, seperti orang kafir yang tiada mengenal Allah”. Alkitab, 1963 : 275
Dalam 1 korintus 6 : 9- 10 Allah berfirman bahwa orang- orang yang berbuat jinah tidak akan menjadi kerjaan Allah.
Heldawaty Simanjuntak. DAMPAK LOKALISASI PROSTITUSI BUKIT MARAJA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA MARIHAT BUKIT 1968- 1990.2007
USU e-Repository©2009
Dari kutipan tersebut jelaslah bahwa orang- orang yang melacur itu baik wanita, atau pria sangat bertentangan dengan agama. Perbuatan pelacuran adalah
suatu dosa, dosa kepada Allah, dosa kepada diri sendiri, dan dosa sesama manusia. Dosa terhadap Allah karena bertentangan dengan kehendakNya yaitu
firman Tuhan yang berbunyi : Janganlah kamu berbuat zinah. Pelacuran adalah salah satu proses perzinahan.
Dosa terhadap diri sendiri. Dalam alkitab tubuh ini disebut Rumah Rohul kudus. Barang siapa yang melacur, berarti berbuat dosa terhadap diri sendiri dan
merusak anugerah Tuhan. Dosa terhadap sesama manusia. Barang siapa berjinah, lupalah ia bahwa
persetubuhan itu mengenai seluruh pribadi sesama bersetubuh. Barang siapa menghampiri seorang pelacur, iapun hanya mencari tubuh pelacur dan merusak
pribadi atau jiwa pelacur itu. Pelacuran adalah suatu penghinaan yang kasar terhadap sesama manusia. Di dalam seseorang itu seorang manusia dipakai oleh
sesamanya untuk memuaskan keinginan yang egoistis. Si pemakai pelacur memandang si pelacur bukan manusia, tetapi sebagai
bahan nikmat, yang hidup. Sungguhpun ia mengadakan hubungan seksuil, namun bukanlah merupakan suatu persekutuan, dalam arti dalam. Pergaulan dengan laki-
laki dan seorang pelacur hanya yang bersifat kekelaminan semata- mata. Si lelaki hanya mencari tempat penggunaan alat kelaminnya, sedangkan si pelacur tidak
Heldawaty Simanjuntak. DAMPAK LOKALISASI PROSTITUSI BUKIT MARAJA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA MARIHAT BUKIT 1968- 1990.2007
USU e-Repository©2009
menyerahkan prribadinya kepada langganannya tetapi hanya alat kelaminnya. Jadi pelacuran harus diberantas karena merupakan perbuatan dosa.
4.2 Pengaruh Lokalisasi Prostitusi Terhadap Perubahan Ekonomi Sosial dan Budaya Masyarakat Di Desa Marihat Bukit