Perubahan Sosial Dan Budaya

Heldawaty Simanjuntak. DAMPAK LOKALISASI PROSTITUSI BUKIT MARAJA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA MARIHAT BUKIT 1968- 1990.2007 USU e-Repository©2009 manusia tersebut untuk lebih berusaha lagi meningkatkan taraf hidup mereka dan status sosial yang ada dalam masyarakat tersebut. Begitu juga dengan motivasi dan latar belakang para pelacur pekerja seks tersebut adalah ekonomi. Dengan menjadi pelacur pekerja seks tersebut, maka sangat cepat dan mudah tanpa mengeluarkan pikiran mereka mendapatkan uang apabila dibandingkan dengan mereka yang bekerja di bidang lainnya. Para pengusaha yang menggantungkan usahanya di lokasi pelacuran ini memandang adanya aktivitas pelacuran dapat memicu perkembangan bisnis seperti berjualan, simpan pinjam uang, dan lain sebagainya. Jadi pada dasarnya terbentuknya lokalisasi prostitusi di desa Marihat Bukit merupakan suatu unsur yang mendorong perkembangan perekonomian masyarakat yang ada di desa tersebut. salah satunya masyarakat desa Marihat Bukit yang kebanyakan bekerja sebagai buruh dan petani, yang mempunyai penghasilan pas- pasan menjadikan lokalisasi prostitusi ini sebagai tempat untuk menambah penghasilan mereka dengan bekerja di tempat itu. Apalagi bagi mereka yang tidak mempunyai pekerjaan. Dengan adanya lokasi prostitusi ini dapat meningkatkan pendapatan pengahasilan mereka.

4.2.2. Perubahan Sosial Dan Budaya

Perubahan sosial dan budaya dalam suatu masyarakat dapat terjadi akibat dari suatu pengaruh dan proses yang sedang terjadi. Perubahan- perubahan yang Heldawaty Simanjuntak. DAMPAK LOKALISASI PROSTITUSI BUKIT MARAJA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA MARIHAT BUKIT 1968- 1990.2007 USU e-Repository©2009 terjadi dapat membawa dampak yang positif dan negatif atau yang membawa kemajuan progres dan kemunduran regres. Perubahan sosial menurut Soerjono Soekanto adalah sebab- sebab yang bersumber dari dalam masyarakat itu sendiri antara lain bertambahnya atau berkurangnya jumlah penduduk, penemuan- penemuan baru, pertentangan atau konflik dalam masyarakat dan terjadinya pemberontakan atau revolusi. 35 Sedangkan kata budaya merupakan kependekan kata “ kebudayaan”. Ada sementara ahli yang mengatakan bahwa kata “ budaya” pada dasarnya mengaju pada cipta, rasa, dan karsa, sedangkan hasil dari cipta, rasa, dan karsa itu sendiri disebut “ kebudayaan”. 36 Apabila deviasi atau penyimpangan tingkah laku berlangsung terus- menerus, dalam jumlah pelacur semakin banyak menjadi kelompok deviant dengan tingkah lakunya yang menyolok, maka terjadilah perubahan pada sikap dan organisasi masyarakat terhadap prostitusi. Terjadi perubahan- perubahan dalam Berdasarkan hal tersebut diatas, untuk memahami dampak dari lokalisasi prostitusi terhadap pertumbuhan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat di desa Marihat Bukit, kebudayaan di lihat sebagai pedoman atau kerangka acuan untuk mengadaptasi diri dan menghadapi lingkungan- lingkungan tertentu dengan segala perubahan yang ada dan yang bersifat dinamis. 35 Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Grafindo Persada. 2001. Hlm 325. 36 Koentjaraningrat. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta : Gramedia. 2004. Hlm 9. Heldawaty Simanjuntak. DAMPAK LOKALISASI PROSTITUSI BUKIT MARAJA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA MARIHAT BUKIT 1968- 1990.2007 USU e-Repository©2009 kebudayaan. Stigma atau noda- noda sosial dan eksploitasi komersil seks yang semula dikutuk, kemudian berubah dan mulai diterima sebagai gejala sosial umum. Jadi terbentuknya lokalisasi pelacuran di desa Marihat Bukit tidak muncul dengan sendirinya, melainkan ada berbagai kepentingan- kepentingan karena adanya perbedaan ekonomi yang terjadi dalam masyarakat, sehingga masyarakat tersebut termotivasi oleh nilai- nilai yang mereka pegang untuk meningkatkan taraf kehidupannya. Menurut Koentjaraningrat, bahwa masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat- istiadat tertentu yang bersifat kontiniyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama 37 Begitu juga halnya dengan masyarakat yang ada di desa Marihat Bukit. Yang terdiri dari beragaman suku dan setiap suku mempunyai corak kebudayaan sendiri- sendiri. Di dalam tingkah laku, umumnya mereka mempunyai ketentuan- . Agar tetap terjaga kesatuan hidup bermasyarakat, biasanya warga masyarakat akan selalu mematuhi menaati norma- norma dan nilai- nilai yang terdapat dalam masyarakat. Norma- norma yang terdapat dalam masyarakat itu merupakan pengatur dalam segala tingkah laku para anggota masyarakatnya, pada hakekatnya juga merupakan konsepsi dari anggota masyarakat terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi. 37 Koentjaraningrat, Metode- metode Penelitian Masyarakat, Jakarta : Gramedia, 1990, hlm. 7. Heldawaty Simanjuntak. DAMPAK LOKALISASI PROSTITUSI BUKIT MARAJA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA MARIHAT BUKIT 1968- 1990.2007 USU e-Repository©2009 ketentuan tertentu yang dipergunakan dalam mengatur tingkah laku, yang biasa disebut adat. Masyarakat desa Marihat Bukit dengan segala keberadaannya di era globalisasi pada saat ini masih menjunjung tinggi nilai- nilai adat- istiadat. Di dalam menjalankan peranannya baik dalam kehidupan dengan sesama kelompok ataupun yang ada di luar kelompok. Hal ini terlihat pada masyarakat yang ada di desa Marihat Bukit yang mayoritasnya suku Jawa. Dari berbagai faktor- faktor yang telah membentuk desa mereka sebagai lokalisasi prostitusi, namum mereka tetap saling menjaga dan menghormati antar satu dengan lainnya. Adanya sikap yang demikian, walaupun ada lokalisasi prostitusi tidak mempengaruhi kehidupan sosial budaya masyarakat yang ada di desa Marihat Bukit, hal ini terbukti masih kuatnya norma- norma agama, adat, dan susila yang mengikat dan mengatur kehidupan masyarakat yang ada didesa tersebut. Menurut salah seorang informan yaitu, Bapak Sugiono mengatakan, memang kami sebagai masyarakat yang ada di desa ini menyadari, bahwa banyak pandangan- pandangan yang tidak menyenangkan yang datang dari masyarakat luar, yang hanya memandang desa kami sebagai tempat yang tidak baik. 38 38 Wawancara, dengan Bapak Legino. Marihat Bukit, Tanggal 26 Agustus 2007. Lambat laun kami jadi mulai menerima hal ini, dengan adanya lokalisasi prostitusi membawa dampak dalam kehidupan masyarakat baik positif maupun negatif. Pelacuran apabila ditinjau dari satu sisi dapat berdampak negatif, terlebih- lebih bagi diri sendiri dan Heldawaty Simanjuntak. DAMPAK LOKALISASI PROSTITUSI BUKIT MARAJA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA MARIHAT BUKIT 1968- 1990.2007 USU e-Repository©2009 juga bagi masyarakat yang bertempat tinggal di lokalisasi prostitusi. Namun disisi lain, tidak selamanya pelacuran berdampak negatif, karena dengan adanya lokalisasi pelacuran ini dapat menambah sumber penghasilan masyarakat tertentu.

4.3 Persepsi Masyarakat Terhadap Berdirinya Lokalisasi Prostitusi Bukit Maraja

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang Memengaruhi Penggunaan Komdom dalam Pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS) di Lokalisasi Bukit Maraja Kabupaten Simalungun Tahun 2013

0 58 130

Gambaran Pengetahuan Wanita Pekerja Seks (WPS) Tentang Penyakit HIV/AIDS Dilokalisasi Bukit Maraja Desa Marihat Bukit Kecamatan Gunung Malela Kabupaten Simalungun Tahun 2014

0 25 113

REVITALISASI KAWASAN BUKIT KERANG BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA BARU KECAMATAN HINAI KABUPATEN LANGKAT.

0 5 23

Gambaran Pengetahuan Wanita Pekerja Seks (WPS) Tentang Penyakit HIV AIDS Dilokalisasi Bukit Maraja Desa Marihat Bukit Kecamatan Gunung Malela Kabupaten Simalungun Tahun 2014

0 0 14

Gambaran Pengetahuan Wanita Pekerja Seks (WPS) Tentang Penyakit HIV AIDS Dilokalisasi Bukit Maraja Desa Marihat Bukit Kecamatan Gunung Malela Kabupaten Simalungun Tahun 2014

0 0 1

Gambaran Pengetahuan Wanita Pekerja Seks (WPS) Tentang Penyakit HIV AIDS Dilokalisasi Bukit Maraja Desa Marihat Bukit Kecamatan Gunung Malela Kabupaten Simalungun Tahun 2014

0 0 10

Gambaran Pengetahuan Wanita Pekerja Seks (WPS) Tentang Penyakit HIV AIDS Dilokalisasi Bukit Maraja Desa Marihat Bukit Kecamatan Gunung Malela Kabupaten Simalungun Tahun 2014

0 0 29

Gambaran Pengetahuan Wanita Pekerja Seks (WPS) Tentang Penyakit HIV AIDS Dilokalisasi Bukit Maraja Desa Marihat Bukit Kecamatan Gunung Malela Kabupaten Simalungun Tahun 2014

0 0 2

Gambaran Pengetahuan Wanita Pekerja Seks (WPS) Tentang Penyakit HIV AIDS Dilokalisasi Bukit Maraja Desa Marihat Bukit Kecamatan Gunung Malela Kabupaten Simalungun Tahun 2014

0 0 26

Pemeriksaan MDT tpa desa bukit

0 1 3