Heldawaty Simanjuntak. DAMPAK LOKALISASI PROSTITUSI BUKIT MARAJA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA MARIHAT BUKIT 1968- 1990.2007
USU e-Repository©2009
memberi uang lebih kepada para pengojek yang memberikan jasanya untuk mengantar mereka ke tempat tujuannya.
Walaupun demikian tidak semua masyarakat yang menggunakan kesempatan ini untuk tempat mencari nafkah, karena masih ada masyarakat yang
tidak setuju, dan mereka merasa kehadiran lokalisasi prostitusi telah kotor dan mencemarkan nama desa tersebut.
4.1.2. Pedagang
Para pedagang yang ada di desa Marihat Bukit pada umumnya beretnis Cina, mereka membuka warung besar seperti grosir, tetapi ada juga etnis lain,
seperti Batak, Jawa, dan mereka ini membuka warung sampah kelontong karena modal yang tidak memadai. Penghasilan para pedagang ini cukup lumanyan,
karena para buruh yang bekerja di perkebunan berbelanja di tempat tersebut, mengingat karena jarak desa ke kota cukup jauh, dan alat transportasi yang kurang
memadai. Apalagi setelah adanya lokalisasi prostitusi, maka sejak tahun 1971 menunjukkan adanya peningkatan pendapatan para pedagang karena banyaknya
para pengunjung yang datang ke desa tersebut. Meningkatnya para pengunjung yang datang ke lokalisasi pelacuran ini,
terlebih- lebih pada tahun 80-an menjadikan masyarakat semakin tertarik untuk berdagang di lokalisasi pelacuran. Hal ini merupakan peluang besar untuk
Heldawaty Simanjuntak. DAMPAK LOKALISASI PROSTITUSI BUKIT MARAJA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA MARIHAT BUKIT 1968- 1990.2007
USU e-Repository©2009
mendapatkan keuntungan bagi masyarakat dalam mencari uang di lokalisasi pelacuran tersebut.
Melihat kondisi yang demikian, masyarakat luar juga tertarik untuk datang ke dalam lokasi pelacuran tersebut untuk mecari uang. Para pedagang yang datang
ketempat ini bukan hanya dari desa Marihat Bukit saja tetapi banyak juga yang datang dari luar daerah untuk menjajahkan barang dagangannya di tempat
pelacuran tersebut. Barang yang di dagangkan seperti pakaian- pakaian, emas perhiasan, makanan, rokok, dan lain sebagainya. Penghasilan yang mereka
peroleh sangat menguntungkan. Ibu Tukiem menuturkan sebagai berikut : “ saya sudah dari tahun 1979 berjualan nasi di tempat ini. Saya
tinggal di desa selelah. Saya Cukup puas dengan penghasilan yang saya peroleh dari kompleks pelacuran ini karena dengan ini dapat
menambahi penghasilan suami saya yang hanya seorang petani. Walaupun banyak omongan- omongan dari luar terhadap saya
tentang pekerjaan ini, karena saya mencari uang di tempat kotor seperti ini. Tapi saya tidak peduli, karena ini demi membantu
perekonomian keluarga saya. Toh, sampai sekarang saya masih mendapat uang di tempat ini
30
30
Wawancara dengan Ibu Tukiem, Penjual nasi, Kompleks Lokalisasi, tanggal 25 Agustus 2007.
. Para pedagang yang datang ke dalam lokasi pelacuran tersebut mendapat
keuntungan yang cukup lumayan. Walaupun terkadang sistem pembayaran yang dipakai mereka adalah utang. Setelah para pengguna lokalisasi pelacur, germo,
pengunjung mendapatkan penghasilan, barulah mereka membayarkan utang mereka kepada para pedagang.
Heldawaty Simanjuntak. DAMPAK LOKALISASI PROSTITUSI BUKIT MARAJA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA MARIHAT BUKIT 1968- 1990.2007
USU e-Repository©2009
Selain itu terlihat juga bahwa, kerukunan antara pedagang dengan para pelacur cukup baik. Para pedagang tidak merasa malu bekerja atau mencari nafkah
di tempat tersebut. Mereka masa bodoh dengan omongan orang yang sering mencelah mereka, seperti mencari nafkah di tempat tersebut dianggap tidak halal.
Adanya lokalisasi prostitusi di desa ini, sangat berpengaruh terhadap pendapatan pengahasilan masyarakat setempat maupun masyarakat di luar desa
tersebut. Sebagaian masyarakat juga dapat menggantungkan hidupnya di dalam kompleks pelacuran demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
4.1.3 Pendidikan