Heldawaty Simanjuntak. DAMPAK LOKALISASI PROSTITUSI BUKIT MARAJA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA MARIHAT BUKIT 1968- 1990.2007
USU e-Repository©2009
i. Hostes, yaitu pramuria yang menyemarakkan kehidupan malam dalam
nightclub. Pada intinya profesi hostes merupakan bentuk pelacuran halus. Sedang pada hakikatnya hostes itu adalah predikat baru pelacuran.
j. Promiskuitas, yaitu hubungan seks secara bebas dan awut- awutan dengan
pria manapun juga, dilakukan dengan banyak laki- laki. Dari beberapa pengertian diatas dapat dikatakan bahwa, pergundikan adalah
kategori pelacur. Di Indonesia pergundikan ini sudah dikenal, sejak dahulu yaitu pada masa pemerintahan raja- raja atau sultan- sultan, sudah ada bentuk
pergundikan, mereka ini memelihara beberapa gundik untuk memenuhi kebutuhan nafsunya, dan anak yang dilahirkan tidak mendapat hak ahli waris yang
syah. Hal ini juga di kenal di negara Arab dengan istilah Harem di lingkungan istana hanya untuk melayani kebutuhan seksnya saja
14
Di desa- desa, hampir- hampir tidak terdapat pelacur. Jika adapun mereka kebanyakan datang dari kota- kota dan biasanya di tempat- tempat sepanjang jalan
. Bentuk pelacuran ini bukan hanya berkembang dikalangan raja- raja, tetapi ditengah- tengah masyarakat
juga tumbuh bentuk pelacuran, ada yang bermukim di bordil- bordil dan ada pula yang berpraktek secara menyolok sekali yaitu pelacur- pelacur yang berpraktek di
jalan raya terutama di kota- kota.
3.1.1 Ciri- ciri dan Fungsi Pelacuran
14
Ibid, hlm. 200.
Heldawaty Simanjuntak. DAMPAK LOKALISASI PROSTITUSI BUKIT MARAJA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA MARIHAT BUKIT 1968- 1990.2007
USU e-Repository©2009
yang dilalui truk- truk dan kendaraan umum yang dijadikan lokasi oleh wanita- wanita tuna susila. Sedangkan di kota- kota besar jumlah pelacur 1-2 dari jumlah
penduduknya
15
a. Mereka melakukan profesinya dengan sadar dan suka rela.
. Mereka beroperasi secara sembunyi- sembunyi, baik secara individual maupun tergabung.
Banyaknya langganan yang dilayani oleh para wanita tuna susilah ialah 5- 50 orang, dalam jangka waktu 12- 24jam. Bahkan di waktu- waktu perang dan
masa- masa yang kisruh, mereka tu mampu melayani 6-120 langganan dalam waktu yang sama. Pelacur- pelacur ini bisa digolongkan dalam dua kategori:
b. Mereka yang melakukan tugas melacur karena ditawan, dijebak dan dipaksa
oleh germo- germo yang terdiri atas penjahat- penjahat.
16
Ciri- ciri khas pelacur itu adalah
17
1. Cantik, ayu, rupawan, manis, atraktif menarik, baik wajah maupun
tubuhnya.bisa merangsang selera seks kaum pria. :
2. Masih muda- muda, 75 dari jumlah pelacur di kota- kota ada dibawah
usia 30 tahun. Yang terbanyak ialah 17-25 tahun. 3.
Pakaiannya sangat menyolok, beraneka warna, sering- sering aneh untuk menarik perhatian kaum pria.
15
Op, Cit. Hlm. 203.
16
Op, Cit.
17
B.Simanjuntak, Beberapa Aspek Patologi Sosial, Bandung: Alumni,1981, hlm 29.
Heldawaty Simanjuntak. DAMPAK LOKALISASI PROSTITUSI BUKIT MARAJA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA MARIHAT BUKIT 1968- 1990.2007
USU e-Repository©2009
4. Menggunakan teknik- teknik seksual yang mekanistik, cepat, tidak hadir
secara psikis, tidak pernah bisa mencapai orgasme. 5.
Mereka kerap berpindah dari tempat kota yang satu ke kota lainya. Biasanya mereka memakai nama samaran dan sering berganti nama.
6. Pelacur- pelacur profesional dari kelas rendah dan menengah kebanyakan
berasal dari strata ekonomi dan strata sosial rendah. Mereka itu pada umumnya tidak mempunyai skill khusus dan kurangnya pendidikan.
7. 60- 80 dari jumlah pelacur ini memiliki intelek yang normal. Kurang
dari 5 adalah mereka yang lemah ingatan. Selebihnya mereka yang ada pada garis- garis yang tidak menentu atau tidak jelas derajat inteligensinya.
Fungsi pelacuran di tengah masyarakat yaitu: 1. Menjadi sumber pelancar dalam dunia bisnis.
2. Menjadi sumber kesenangan bagi kaum politisi yang harus hidup berpisah dengan istri dan keluarganya. Juga dijadikan alat untuk mencapai tujuan
politik tertertu. 3.
Menjadi sumber hiburan bagi kelompok dan individu mempunyai jabatan misalnya pedagang, sopir, anggota tentara, pelaut, polisi, buaya- buaya
seks, playboy, dan lain- lain.
Heldawaty Simanjuntak. DAMPAK LOKALISASI PROSTITUSI BUKIT MARAJA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA MARIHAT BUKIT 1968- 1990.2007
USU e-Repository©2009
4. Menjadi sumber dan pelayanan hiburan bagi orang- orang cacat misalnya
pria yang buruk wajah, pincang, buntung, abnormal secara seksual, para penjahat yang selalu dikejar- kejar polisi dan lain- lain.
3.1.2 Motif- motif Yang Melatarbelakangi Pelacuran