Pengujian berdasarkan penghambatan radang yang ditimbulkan oleh Pengujian berdasarkan penghambatan leukosit terhadap peritonitis Pengujian berdasarkan penghambatan pembentukan eritema dengan

2.8.6 Pengujian efek antiinflamasi

1. Pengujian berdasarkan penghambatan radang yang ditimbulkan oleh

iritan pada telapak kaki mencit Zat penginduksi untuk menghasilkan radang sangat mempengaruhi hasil pengujian obat. Efek penghambatan pembentuk radang oleh obat antiinflamasi dinilai dengan pengukuran volume telapak kaki mencit pada selang waktu tertentu dengan menggunakan alat plethysmometer Hamid, 2004.

2. Pengujian berdasarkan penghambatan leukosit terhadap peritonitis

Percobaan ini menggunakan 0,25 ml karagenin 0,75 dalam NaCl fisiologis sebagai iritan yang diinjeksikan intraperitoneal, 4 jam kemudian hewan dibedah dan cairan peritonealnya dikumpulkan lalu dicampur dengan NaCl fisiologis dengan dapar fosfat yang bebas Ca 2+ Mg 2+ . Total leukosit ditentukan dalam kamar hitung Neubauer Turner, R.A, 1965.

3. Pengujian berdasarkan penghambatan pembentukan eritema dengan

radiasi ultra violet Pengujian ini dilakukan dengan penyinaran sinar ultra violet kulit hewan uji yang telah dicukur rambutnya, lalu eritema yang terbentuk diamati Penekanan respon eritema berhubungan dengan keefektifan obat yang dipakai dalam pengobatan arthritis rematoid. Perubahan suhu kulit pada daerah inflamasi juga dapat dipakai untuk mengukur efek obat anti inflamasi pada inflamasi sendi karena arthritis rematoid. Dinding pembuluh juga akan mengalami kebocoran terhadap protein dan hal ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan obat dalam menekan efek mediator endogen terhadap permeabilitas vaskuler. Dalam pengujian ini biasanya digunakan zat warna biru seperti evans blue, trypan blue yang dapat bergabung dengn protein plasma dan memperlihatkan terjadinya perubahan permeabilitas vaskuler. Zat warna ini disuntikkan melalui pembuluh darah ekor hewan coba. Peningkatan permeabilitas vaskuler dapat menimbulkan kebococran protein yang telah berikatan dengan zat warna biru, sehingga kulit bewarna biru pada daerah yang rusak. Tingkat pembiruan dapat diukur dengan berbagai cara, dapat dengan mengekstraksi daerah kulit yang biru atau hanya diamati secara visual Turner, R.A, 1965. 4. Pengujian berdasarkan metode granuloma pouch Metode ini dilakukan dengan penyuntikkan 20-25 ml udara dan sejumlah kecil iritan ke dalam jaringan subkutan punggung tikus, yang terjadi inflamsi yang berupa abses. Luasnya inflamasi yang terbentuk diukur 4-14 hari sesudah induksi dengan mengukur tebalnya dinding granulasi yang terbentuk sekitar abses, ditimbang potongan granuloma Turner, R.A, 1965.

5. Pengujian dengan metode pembentukan granuloma oleh cotton pellets