Kesimpulan Saran KESIMPULAN DAN SARAN

55

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat di ambil beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Didapatkan dosis ekstrak kering air gambir yang berefek analgetik adalah 1,4 mg20 gBB dengan menggunakan metode Writhing test geliat pada mencit putih jantan. 2. Dosis ekstrak kering air gambir yang berefek sebagai antiinflamasi adalah 3,5 mg200 gBB, 7 mg200 gBB, 14 mg200 gBB dengan menggunakan metode Rat hind paw pembentukan radang pada tikus putih betina. 3. Pada uji ANOVA ekstrak kering air gambir yang sebagai analgetik dengan variasi dosis 0,7 mg20 gBB, 1,4 mg20 gBB dan 2,8 mg20 gBB terdapat perbedaan secara bermakna terhadap kontrol negatif p ≤ 0,05. Tetapi semua variasi dosis ini tidak memiliki perbedaan secara bermakna p ≥ 0,05 terhadap kontrol positif asam mefenamat dengan dosis 1,82 mg20 gBB. 4. Pada uji ANOVA dan Kruskal Wallis ekstrak kering air gambir sebagai antiinflamasi dengan variasi dosis 3,5 mg200 gBB, 7 mg200 gBB dan 14 mg200 gBB terdapat perbedaan secara bermakna terhadap kontrol negatif p ≤ 0,05. Tetapi semua variasi dosis ini tidak memiliki perbedaan secara bermakna p ≥ 0,05 terhadap kontrol positif natrium diklofenak dengan dosis 3,04 mg200 gBB.

6.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada ekstrak gambir yang berkhasiat sebagai analgetik dan antiinflamasi dengan pelarut yang berbeda untuk mengetahui pengaruh perbedaan pelarut dalam menghambat nyeri dan radang. 57 DAFTAR PUSTAKA Almahdy, A. 2000. Skrining Hipokratik LD 50 , serta Efek Teratogenitas Uncaria gambir Roxb. Padang. Jurusan FMIPA Universitas Andalas. Dalam: Jurnal Sains dan Teknologi Famasi vol 62. Hal: 47-59 Anggraini, Wenni. 2008. Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Jambu Psidum guajava Linn. Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar. Surakarta.: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Anonym. 1995. Penapisan Farmakologi, pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam. Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI. 2007. Acuan Sediaan Herbal vol 3 Ed I. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Jakarta Bowman, WC. Textbook of pharmacology 2 nd ad. 1980. London : .Blackweell Scientific Publication. Oxford. Hal 1315,1317. Brown, Dr. O. Phelps.2009. The Complete Herbalist. http:chestofbooks.comhealthherbsO-Phelps-BrownThe-Complete- HerbalistGambir-Plant-Uncaria-Gambir.html Diakses pada tanggal 29 Maret 2010 pukul 01.35 WIB Carvalho, J.C.T., L.S. Santus, E.P. Vianna. 1999. Anti-Inflammatory and Analgesic Activities of The Crude Extracts From Stem Bark of Bauhinia Guianensis. Journal Pharmaceutical Biology. Vol 37, no. 4, pp 281-284. Departemen Kesehatan RI. 1989. Material Medika Jilid V. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. hal: 137 Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta.: Direktorat Jendral POM. hal :7-8; 10-11; 13-17 Esvandiary, Jeanne. Maria Firmina. Yosef Wijoyo. 2001. Efek Analgetik dan Efek Antiinflamasi Beta Karoten Pada Mencit. Yogyakarta.: Fakultas Farmasi Universitas Santa Dharma Yogyakarta. Fansworth, N. R. 1969. Biological and Phytochemical Screening of Plants. Journal Pharmaceutical Science. hal 255-265 Green,Paul G., Solbritt Rantapa, Dahlqvist, William M. Isenberg, Holly J. Strausbaugh, Frederick J.-P. Miao, and Jon D. Levine. 1999. Sex Steroid Regulation of the Inflammatory Response: Sympathoadrenal Dependence in the Female Rat. Journal of Neuroscience: 1910:4082–4089 Haryanto, Sugeng. 2009. Ensiklopedi Tanaman Obat Indonesia. Yogyakarta. Pallmal: 183-184 Henderson, Velyien Ewart.2009. A Text-Book Of Materia Medica And Pharmacy For Medical Students. http:chestofbooks.comhealthmateria-medica- drugsText-Book-Materia-Medica-Pharmacy-Medical-StudentsCatechu- Catechu.html Diakses pada tanggal 29 Maret 2010 pukul 02.07 WIB Harmita., Radji, M. 2004. Buku Ajar analisis Hayati. Depok: Departemen Farmasi FMIPA UI. Ganiswara, Sutistia G editor. 1995. Farmakologi Dan Terapi edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Gunawan, Didik. 2004. Ilmu Obat Alam Farmakognosi Jilid I. Jakarta.: Penebar Swadaya. hal:9. Hamid, Hinna, S.Tarique Abdullah, Asif Ali. 2004. Anti-Inflammatory and Analgesic Activity of Uraria Logopoides. Journal Pharmaceutical Biology. Vol 42, no. 2, pp 114-116. Harborne, JB. 1996. Metode Fitokimia Penuntun Cara modern Menganalisis Tumbuhan. Bandung ITB .Terjemahan: Kosasih P, Soediro Iwang. Harmita., Radji, M. 2005. Buku Ajar analisis Hayati. Depok: Departemen Farmasi FMIPA UI: 47-88 Haryanto, Sugeng. 2009. Ensiklopedi Tanaman Obat Indonesia. Yogyakarta. Pallmal: 183-184 Katzung.G.Bertram 2001. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi VIII Bagian ke II. Jakarta : Salemba Medika. Kress H. 2009. Gambir Uncaria gambir. http:www.henriettesherbal.complantsuncariagambir.html. Diakses pada tanggal 4 Maret 2010 pukul 19.25 WIB Lieber, C.S., and Leo, M.A., 1999. Alcohol, Vitam in A and β Carotene: Adverse Interactions, Including Hepatotoxicity and Carcinogenicity. Am. J. Clin. Nut. 69 6, 1071-1085. Lucida, Henny, Amri Bakhtiar, Wina Astari. 2007. Formulasi Sediaan Antiseptik Mulut dari Katekin Gambir.. Dalam: Jurnal Sains dan Teknologi Famasi vol 121. Padang. Misra, Meena. 2009. The key to medicinal plants research revolves around the detection, isolation, and characterisation of antioxidants as therapeutic agents. Journal of Medicinal Plants Research Vol. 310. Mutschler, E. 1991. Dinamika Obat; Buku Ajar Farmakologi dan Toksikologi. Edisi ke lima, diterjemahkan oleh Widianto, M. B. Dan A. S. Ranti. Bandung : Penerbit ITB. Pp 177-195. Pambayun, Rindit.. 2007. Kandungan fenol dan sifat antibakteri dari berbagai jenis ekstrak produk gambir Uncaria gambir Roxb. Majalah Farmasia Indonesia 183: 141 – 146 Puguh. 2009. Gambir Dapat Mencegah Gangguan Perut dan Kanker. http:puguh.com20090909gambir-dapat-mencegah-gangguan-perut-dan- kanker. Diakses tanggal 28 Febuari 2010 pukul 21.54 WIB Putri, Eka. 2001. Uji Efek Analgetik, Antipiretik dan Anti Inflamasi Ekstrak Metanol Batang Brotowali Tinospora crispa L Miers ex Hook. F. Thems. Padang: Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNAND. Reagan-Shaw S,. Nihal M and Ahmad N. 2008. Dose translation from animal to human studies revisited. The FASEB Journal 2007, 22:659-661. http:www.fasebj.org. Diakses tanggal 4 Maret 2010 pukul 19.25 WIB Ridwansyah. 2003. Pengolahan Kopi. http:repository.usu.ac.idbitstream1234567897761tekper- ridwansyah4.pdf. Diakses pada tanggal 17 Juli 2010 pukul 22.29 WIB Saha, Achinta, Mohammad A. Masud, Sitesh C. Bahtiar. 2007. The Analgesic and Anti-inflammatory Activities of The Extracts of Phyllantus reticulatus. Journal Pharmaceutical Biology.Vol 45 no.5, pp 355-359. Santoso, S. Panduan Lengkap Menguasai SPSS 16. PT. Jakarta: Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. 2008: 237-247. Setiawati, Arini, Zunilda S.B., F.D. Suyatna. 1995. Farmakologi dan Terapi edisi V. Jakarta: Bagian Farmakologi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Siswandono, M. S. 1995, Kimia Medisinal. 301-302. Surabaya: Airlangga Press. Wade,Ainley editor. 1992. Handbook of Pharmaceutical Excipients section II.78-79. London : The Pharmaceutical Press. Suhendi, Andi, Kuswandi, Agung Endro Nugroho. 2003. Efek Analgetik Infusa Daun Dewa Gynura procumbens Lour Merr. Pada Mencit Putih Jantan Galur DDY. Pharmaceutical Journal of Indonesia. Vol. 4, no. 2. Tambunan, Armansyah., Solahudin. 2000. Simulasi Karakteristik Pengeringan Beku Daging Sapi Giling. Bulletin Keteknikan Pertanian Vol 14: 1. Sukandar, Ellin Yulinah, Retnosari, Joseph I Sigit, I Ketut Adnyana. 2008. Iso Farmakoterapi. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan. Tjay, Tan Hoan, Kirana Rahardja. 2002. Obat-obat Penting. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Turner, R.A. 1965. Screening Methods in Pharmacology. New York: Academic Press. Wilmana, P.F. 1995. Farmakologi dan Terapi edisi V. Jakarta: Bagian Farmakologi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Lampiran 1. Gambar Alat dan Bahan Penelitian Gambar 5: Bongkahan Gambir Gambar 6: Hasil Freeze Drying Gambir Gambar 7: Hewan uji Mencit DDY Gambar 8: Hewan uji Tikus SD Gambar 9: Plethysmometer Lampiran 2. Kegiatan Penelitian Gambar 10: Freeze Drying Gambir Gambar 11: Penyondean Zat Uji Gambar 12: Penyuntikkan asam asetat secara IP Gambar 13 :mencit meregangkan perutnya writhing Gambar 14 : Penyuntikkan karagenan sec subplantar Gambar 15: Radang pada telapak kaki tikus Ga mbar

16: Pengukuran

volume radang tikus Gambar 17: Identifikasi cemaran gambir urea Lampiran 7. Skema kerja Pembuatan Ekstrak Gambir sampel Determinasi gambir 1. Uji penapisan fitokimia 2. Uji cemaran urea Serbuk Uji efek analgetik Ekstrak air Gambir Uji efek antiinflamasi Ekstrak kering gambir Ekstrak uji 100,200,400 mg.KgBB Ekstrak uji 50,100,200 mg.KgBB Freeze drying Dibuat infusa Lampiran 8. Skema kerja uji analgetik Perlakuan tiap Kelompok Setiap ekor disuntikkan asam asetat 0,5 secara IP Pengukuran jumlah geliat selama 30’ dengan interval waktu 5’ Analisa data Kelompok Dosis Rendah Kontrol Negatif Kelompok Dosis Tinggi Kelompok Dosis Sedang Kontrol Positif 30’ 5’ Persiapan Hewan Uji 25 ekor mencit Lampiran 9. Skema kerja uji antiinflamasi 1 jam 1 jam Persiapan Hewan Uji 25 ekor mencit Timbang Berat Badan Ukur Volume Telapak Kaki Kiri Belakang Tikus Perlakuan tiap Kelompok Masing-masing diinjeksikan suspensi karagenan 2 Ukur Volume Telapak Kaki Kiri Belakang Tikus selama 4 jam interval waktu 15’ Analisa data Kelompok Dosis Rendah Kontrol Negatif Kelompok Dosis Tinggi Kelompok Dosis Sedang Kontrol Positif Lampiran 10. Rumus perhitungan dosis hewan dan tabel konversi dosis hewan ke HED berdasarkan BSA Reagan-Shaw dkk, 2008 Tabel 10. Konversi Dosis Hewan ke HED Berdasarkan BSA Species Weight kg BSA m 2 K m factor Human Adult 60 1.6 37 Chile 20 0.8 25 Baboon 12 0.6 20 Dog 10 0.5 20 Monkey 3 0.24 12 Rabbit 1.8 0.15 12 Guinea pig 0.4 0.05 8 Rat 0.15 0.025 6 Hamster 0.08 0.02 5 Mouse 0.02 0.007 3 Lampiran 11. Perhitungan Dosis Untuk Hewan Uji Dosis gambir diperoleh berdasarkan kebiasaan penggunaan gambir di masyarakat yaitu sekitar 250 mg-1250 mg perhari. Jika dirata-ratakan penggunaan gambir adalah sekitar 350 mg perhari. Kemudian dari hasil rendemen ekstrak air gambir diperoleh sekitar 48. Perhitungan dosis untuk uji analgetik pada mencit putih jantan a. Dosis 1. Ekstrak air gambir 35 mgKgBB  0,7 mg20 gBB 350 mg x 48 = 168 mg HED = 60 168mg = Dosis hewan = 34,5 mgKg 35 mg KgBB 0,7 mg20 gBB   = ml 5 , gBB 20 x gBB 20 mg 0,7   = 1,4 mgml VAO = ml mg 4 , 1 gBB 20 x gBB 20 mg 0,7 VAO = 0,5 ml b. Dosis 2. Ekstrak air gambir 69 mgKgBB  1,4 mg20 gBB 700 mg x 48 = 336 mg HED = 60 336 = Dosis hewan = 69 mgKg  1,38 mg20 gBB  1,4 mg20 gBB   = ml 5 , gBB 20 x gBB 20 mg 1,4   = 2,8 mgml VAO = ml mg 8 , 2 gBB 20 x gBB 20 mg 1,4 VAO = 0,5 ml c. Dosis 3. Ekstrak air gambir 138 mg KgBB  2,8 mg20 gBB 1400 mg x 48= 672 mg HED = 60 672 = Dosis hewan = 138 mgKg  2,8 mg20 gBB   = ml 5 , gBB 20 x gBB 20 mg 2,8   = 5,6 mgml VAO = ml mg 6 , 5 gBB 20 x gBB 20 mg 2,8 VAO = 0,5 ml Jadi dosis yang digunakan untuk uji analgetik adalah : 1 Dosis 1 rendah = 0,7 mg20 gBB 2 Dosis 2 sedang = 1,4 mg20 gBB 3 Dosis 3 tinggi = 2,8 mg20 gBB Perhitungan dosis untuk asam mafenamat 0,05 Andi Suhedi, Kuswandi dan Agung Endro Nugroho. 2003 Dosis lazim asam mefenamat untuk manusia adalah 500 mg untuk sekali pakai. Untuk dosis analgetik adalah 91 mgkgBB mencit sekali pakai maka dosis yang dapat diberikan pada mencit 20 gr adalah: VAO = 0,364 ml VAO tota l Jumlah Asam mefenamat Perhitungan dosis untuk uji antiinflamasi pada tikus putih betina a. Dosis 1. Ekstrak air gambir 17,2 mgKgBB  3,5 mg200 gBB 350 mg x 48 = 168 mg HED = 60 168 = 37 6 ? x Dosis hewan = 17,2 mgKg  3,5 mg200 gBB   = ml 2 gBB 200 x gBB 200 mg 3,5   = 1,75 mgml VAO = ml mg 75 , 1 gBB 200 x gBB 200 mg 3,5 VAO = 2 ml b. Dosis 2. Ekstrak air gambir 34,4 mgKgBB  7 mg200 gBB 700 mg x 48 = 336 mg HED = 60 336 = 37 6 ? x Dosis hewan =34,4 mgKg 7 mg200gBB   = ml 2 gBB 200 x gBB 200 mg 7   = 3,5 mgml VAO = ml mg 5 , 3 gBB 200 x gBB 200 mg 7 VAO = 2 ml c. Dosis 3. Ekstrak air gambir 68,8 mg KgBB  14 mg200 gBB 1400 mg x 48 = 672 mg HED = 60 672 = 37 6 ? x Dosis hewan= 68,8 mgKg 14 mg200 gBB   = ml 2 gBB 200 x gBB 200 mg 14   = 7 mgml VAO = ml mg 7 gBB 200 x gBB 200 mg 14 VAO = 2 ml Jadi dosis yang digunakan untuk uji antiinflamasi adalah : 1 Dosis 1 rendah = 3,5 mg200 gBB 2 Dosis 2 sedang = 7 mg 200 gBB 3 Dosis 3 tinggi = 14 mg200 gBB Perhitungan dosis natrium diklofenak Tjay dan Rahardja, 2007 Dosis lazim diklofenak untuk manusia adalah 25 – 50 mg garam NaK untuk sekali pakai. Untuk dosis anti inflamasi adalah 25 - 50 mg sekali pakai maka dosis yang dapat diberikan pada tikus 200 gr adalah: HED mgkg VAO [ ] = VAO total Jumlah Diklofenak Lampiran 12. Pemeriksaan Parameter Ekstrak A. Perhitungan Perolehan Kembali Ekstrak yang didapat

B. Pemeriksaan Susut Pengeringan

Berat cawan kosong A = 19,0017 Berat cawan + sampel sebelum di oven B = 20,015 Berat cawan + sampel setelah di oven C = 19,9563 Susut Pengeringan = =

C. Pemeriksaan Kadar Abu

Berat cawan kosong A = 25,3726 Berat cawan + sampel sebelum di tanur B = 27,3829 Berat cawan + sampel setelah di tanur C = 25,3764 Kadar Abu = = Lampiran 13. Data Pengamatan Geliat Mencit Selama Pengukuran Pada Uji Efek Analgetik Tabel 11. Data Pengamatan Geliat Mencit Pada Uji Efek Analgetik Kel Perlakuan Dosis N Jumlah geliat menit ke 5’ 10’ 15’ 20’ 25’ 30’ 1 Kontrol negatif 0,5 ml20 gBB 1 47 42 42 41 21 19 Asam asetat 0,5 2 40 38 37 29 22 14 3 45 37 35 35 29 15 Rata-rata 44 39 38 35 24 14,67 SD 3,61 2,65 3,61 6 4,36 2,64 2 Kontrol Positif 1,82 mg20 gBB 1 30 24 17 16 15 14 As. Mefenamat 2 12 11 10 9 7 6 3 20 15 14 12 8 7 Rata-rata 20,67 16,67 13,67 12,33 10 9 SD 9,02 6,66 3,51 3,51 4,36 4,36 3 Ekstrak Air 0,7 mg20 gBB 1 42 28 16 16 15 13 Gambir 2 37 30 22 19 11 10 3 45 40 31 23 15 10 Rata-rata 41,33

32.67 23

19,33 13,67 14 SD 4,04 6,42 7,54 3,51 2,3 1,73 4 Ekstrak Air 1,4 mg20 gBB 1 18 17 14 7 4 2 Gambir 2 14 14 10 6 3 3 3 19 18 13 9 7 5 Rata-rata 17 16,33 12,33 7,33 4,67 3,33 SD 2,64 2,08 2,08 1,52 2,08 1,52 5 Ekstrak Air 2,8 mg20 gBB 1 32 27 27 26 17 10 Gambir 2 26 26 22 19 15 9 3 40 22 22 13 11 8 Rata-rata 32,67 25 23,67 19,33 14,33 9 SD 7,02 2,64 2,88 6,5 3,05 4,35 Lampiran 14. Data Persentase Proteksi Analgetik Tabel 12. Data Persentase Proteksi Analgetik No Kelompok Perlakuan N Rata-rata kumulatif proteksi analgetik 1 NaCMC 1 0,5 ml20 gBB 1 38.6 2 33.2 3 36.2 Rata-rata 2 Asam mefenamat 1,82 mg20 gBB 1 20.4 47.15 2 9.8 70.48 3 13.8 61.88 Rata-rata 59.84 3 Ekstrak air gambir 0,7 mg20 gBB 1 23.4