Mekanisme kontraksi dan relaksasi
13
konsumsi kafein dapat meningkatkan resiko ketidakstabilan otot detrusor, terutama pada wanita.
19
Kafein termasuk dalam golongan obat methylxanthine bersama dengan derivat lainnya seperti theophylline yang banyak terkandung dalam teh dan
theobromine yang terkandung dalam kokoa. Selain didalam kopi, teh dan kokoa kafein juga terkandung dalam soda.
21
Kafein dapat berpengaruh dalam meningkatkan eksitabilitas neuron dengan menurunkan ambang letup untuk
eksitasi neuron. Kafein juga di percaya dapat meningkatkan performa atletik fisik dan dapat memberikan energi.
11
Golongan methylxanthine seperti kafein dan theophylline yang dikonsumsi secara luas memiliki efek yang banyak bagi tubuh. Pada ginjal, golongan ini dapat
menjadi diuresis dan natriuresis. Golongan methylxanthine merupakan antagonis reseptor adenosinee nonselektif. Adenosinee sangat penting untuk regulator fungsi
ginjal, terlibat dalam regulasi laju filtrasi glomerulus, transport air dan elektrolit di ginjal serta masih ada pengaruh lainnya. Mekanisme efek kafein dalam diuretik
dan natriuretik melalui penghambatan aktivitas reseptor adenosine A
1
sehingga reabsorbsi cairan dan natrium pada tubulus proksimal dihambat.
4
Kafein sering dihubungkan dengan kejadian peningkatan resiko terjadinya gangguan berkemih. Hal ini dapat dijelaskan karena kafein dapat meningkatkan
tekanan otot polos detrusor saat pengisian kandung kemih dan memiliki efek diuretik.
22
Pada saat
tidak terjadi
kontraksi, retikulum
sarkoplasma mengakumulasi kalsium yang lebih tinggi dari rata-rata yang ada di sitosol.
Kalsium yang tersimpan dalam retikulum sarkoplasma akan keluar saat potensial aksi yang datang ke membran sel. Pemberian kafein juga dapat menyebabkan
retikulum sarkoplasma melepaskan kalsium ke dalam sitosol.
14
Kafein pada konsentrasi tinggi dapat berperan dalam pelepasan kalsium intraseluler dari
tempat penyimpanannya, sehingga menyebabkan kontraksi otot. Jika hal ini terjadi pada otot detrusor kandung kemih maka efek kafein ini pada akhirnya
dapat menyebabkan kandung kemih berkontraksi.
5
Kafein bersifat iritan terhadap kandung kemih sehingga dapat mendorong inkontinensia urin untuk muncul. Secara in vitro kafein dapat memberikan efek
eksitasi pada otot polos detrusor manusia. Tidak hanya otot kandung kemih saja,
14
kafein juga dapat meningkatkan kontraksi otot vaskular dan otot jantung dengan cara mengeluarkan kalsium dari tempat penyimpanannya ke intraseluler. Kafein
dapat meningkatkan gerakan peristaltik usus serta dapat meningkatkan sinyal kalsium dalam neuron sensorik.
2
Kafein pada konsentrasi rendah dapat meningkatkan frekuensi kontraksi detrusor. Namun kafein diketahui juga merupakan inhibitor non selektif
phosphodiesterase yang dapat menghambat respon kontraktilitas otot polos kandung kemih.
7