EVALUASI TERHADAP PENGGUNAAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

25 sertifikasi dan pimpinan langsung internal audit terhadap penerimaan dan pengeluaran biaya. Hasil-hasil dari pemeriksaan, baik secara audit internal maupun audit eksternal berdasarkan atas temuan-temuan praktis di lapangan yang kemudian dilaksanakan, dibahas bersama kemudian direkomendasikan. Sasaran Pemeriksaan Audit a Pemeriksaan Kas Salah satu kegiatan pada pemeriksaan keuangan dan ketaatan ada peraturannya financial audit, yaitu pemeriksaan kas. Pemeriksaan ini untuk menguji kebenaran jumlah uang yang ada dengan membandingkan jumlah uang yang sebenarnya ada melalui catatannya. Sebagai ketentuan, dalam pemeriksaan kas harus dipenuhi syarat sebagai berikut; a. Pemeriksaan harus mempunyai surat bukti diri b. Pemeriksaan harus mempunyai surat tugas c. Pemeriksaan kas dilaksanakan pada hari keja d. Pemeriksaan kas harus dilakukan secara mendadak e. Pemeriksaan kas harus dilakukan oleh sekurang-kurangnya dua orang Aturan umum dalam pembukuan setiap transaksi harus didukung dengan bukti yang sah kwitansi, semua transaksi dicatat sesuai dengan urutan waktu kronologis. Setiap halaman buku kas harus dilengkapi dengan kepala surat atau kop surat, kolom catatan, nomor halaman, dan nama bulan. Setiap sisi halaman harus diparaf oleh kepala sekolah atau bendahara komite sekolah. Pada akhir bulan buku kas umum ditutup dengan membandingkan saldo yang tercatat pada buku kas dan saldo rekening di bank. 15 15 www.disdik-kotasmg.org manajemen sekolah 26 b Pemeriksaan Pengurusan Barang Pemeriksaan barang dilakukan terhadap seluruh persediaan barang yang ada. Pemeriksaan barang sifatnya lebih kompleks daripada pemeriksaan kas, daripada pemeriksaan kas, karena bukan saja banyaknya jenis barang, tetapi juga membandingkan jumlah barang yang ada dengan barang yang seharusnya ada. Pengawasan barang dapat dilakukan oleh aparat pengawasan termasuk juga petugas BPK. Pemeriksaan dilakukan di gudang atau tempat penyimpanan barang atau tempat dilakukannya pencatatan. Apabila terdapat kerugian Negara yang disebabkan karena kelalaian petugas yang dapat dilakukan tuntutan ganti rugi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pemeriksaan barang dilakukan untuk hal-hal sebagai berikut; a. Jika terdapat kesangsian dari pengurusan barang yang baik b. Jika terdapat penggantian dari pengurus barang yang lama kepada pengurus barang yang baru c. Pada akhir tahun anggaran untuk kepentingan pertanggungjawaban d. Pada saat tertentu apabila persediaan barang tidak terlalu banyak e. Apabila diperlukan akan mendukung pemeriksaan yang lain. c Tuntutan Ganti Rugi Dengan diadakannya pengawasan pada pengurusan uang atau barang dapat diketahui hal-hal sebagai berikut; a. Pemeriksaan berturut-turut memperlihatkan administrasi yang diteliti dari rasa tanggung jawab bendaharawan pemegang kas atau bendaharawan material yang dapat diuji. b. Pemeriksaan menimbulkan persangkaan ketidakwajaran terhadap hal yang masih diperlukan penyelidikan dapat tidaknya bendaharawan disalahkan c. Pemeriksaan menimbulkan dugaan keras adanya pelanggaran umum 27 Bendahrawan dapat dituntut untuk mengganti kerugian berdasarkan pasal 77 ICW, sedangkan pengawasan dapat dituntut juga berdasarkan pasal 74 ICW. d Pemeriksaan Anggaran Pre-Audit Pemeriksaan ini biasa dilakukan oleh akuntan dengan istilah internal control pengendalian item yang meliputi rencana organisasi dan semua metode serta kebijaksanaan yang terkoordinasi dalam suatu kantor untuk mengamankan harta kekayaan, menguji ketetapan dan sampai berapa jauh data dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditatati kebijaksanaan pimpinan yang telah digariskan. 16 Dalam pengawasan, keterlibatan pengawas pihak eksternal sekolah juga dibutuhkan ini Sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya, pengawasan keuangan pihak eksternal sekolah dilaksanakan oleh petugas dari Bawasda, dan Dinas Pendidikan, baik dana yang bersumber dari pemerintah UYHD, OPF, dan DBO maupundana dari masyarakat orangtua peserta didik. Pengawasan Manajemen keuangan sekolah yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Bawasda tersebut dilakukan secara rutin satutahun sekali melalui pemeriksaan pembukuan keuangan sekolah. Secara umum Kegiatan pengendalian atau pengawasan anggaran meliputi rencana penerapan anggaran, catatan transaksi pemasukan dan pengeluaran pembukuan serta laporan yang transparan dan akurat akuntabilitas Konsep Evaluasi Evaluasi merupakan tahap terakhir setelah tahap perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan evaluasi. Evaluasi didefinisikan oleh Fattah sebagai proses pembuatan pertimbangan menurut suatu perangkat criteria yang 16 Fattah, Nanang, Dr, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, cet-3, Bandung; PT.Remaja Rosdakarya, 2004, Hal; 66-72 28 disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan. Fattah juga mengemukakan bahwa diantara tujuan evaluasi adalah untuk; a. Memperolah dasar bagi pertimbangan akhir suatu periode kerja, apa yang telah dicapai, dan apa yang perlu mendapat perhatian khusus. b. Menjamin cara kerja yang efektif dan efisien yang membawa organisasi kepada penggunaan sumber daya pendidikan manusia atau tenaga, sarana atau prasana, biaya secara efisien dan ekonomis. c. Memperoleh fakta tentang kesulitan, hambatan, penyimpangan dilihat dari aspek tertentu seperti program tahunan, kemajuan belajar. 17 Evaluasi merupakan elemen kunci dalam perencanaan. Jika sebuah sekolah mau belajar dari pengalaman dan tidak statis, maka proses evaluasi dan umpan balik harus menjadi elemen yang esensial dalam kulturnya. Proses evaluasi harus focus pada pelanggan, dan mengeksplorasi dua isu; pertama, tingkatan dimana sekolah mampu memenuhi kebutuhan individual para pelanggannya, baik internal maupun eksternal, dan kedua, sejauhmana sekolah mampu mencapai misi dan tujuan strategisnya. Untuk memastikan bahwa sebuah proses evaluasi mampu mengawasi tujuan individual dan sekolah tersebut, maka evaluasi tersebut harus dilakukan dalam tiga level evaluasi, diantaranya; a. Segera, yaitu melibatkan pemeriksaan harian. Tipe evaluasi ini biasanya berlangsung secara informal dan dilakukan oleh individu guru atau pada tingkat tim. b. Jangka pendek, yaitu membutuhkan cara yang lebih terstruktur dan lebih spesifik, yang menjamin bahwa pelajar sudah berada dalam jalur yang seharusnyadan sedang meraih potensinya. Tujuannya evaluasi pada tingkatan ini adalah untuk memastikan perbaikan bagi segala sesuatu yang harus diperbaiki. Evaluasi jangka pendek dapat digunakan sebagai sebuah metode control mutu yang menyoroti kesalahan dan masalah. 17 Nanang Fattah, landasan Manajemen Pendidikan ……h.107-108 29 c. Jangka panjang, yaitu sebuah evaluasi terhadap kemajuan dalam mencapai tujuan strategis. Evaluasi ini merupakan evaluasi yang dipimpin langsung oleh institusi secara keseluruhan. Tipe evaluasi ini dilakukan sebagai sebuah usaha pembuka dalam memperbaharui rencana strategis. Tujuan terpenting dari evaluasi ini adalah pencegahan. 18 Fungsi evaluasi pada masing-masing tahap berbeda satu sama lainnya. Evaluasi sering dilihat sebagai sebuah upaya pencegahan. Ia bertujuan untuk menemukan apa yang benar dan apa yang salah, serta meggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan kinerja di masa yang akan datang. Pencegahan dari kesalahan agar tidak terulang kembali merupakan fungsi evaluasi yang valid, namun ia memiliki kekurangan yang mendasar. Evaluasi dan pertanggungjawaban keuangan sekolah dapat diidentifikasi ke dalam tiga hal, yaitu pendekatan pengendalian penggunaan alokasi dana, bentuk pertanggung jawaban keuangan sekolah, dan keterlibatan pengawasan pihak eksternal sekolah. Monitoring dan evaluasi harus sesuai dengan sekolah standar nasional yang salah satunya yaitu membahas tentang standar pembiayaan sekolah antaralain 19 ; No. Komponen Aspek Jenis dokumen SNP 1 Biaya Investasi Penyusunan RAPBS Dokumen keterlibatan stakeholders dalam menyusun RKS dan RKAS untuk pengembangan investasi sekolah Sarana dan prasarana Dokumen catatan tahunan berupa dokumen nilai aset sarana dan prasarana secara meyeluruh Pengembangan pendidik dan tenaga pendidikan Dokumen pembelanjaan biaya untuk pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan berdasarkan Rencana Kerja anggaran Sekolah RKAS untuk 18 Sallis Edward, Total Quality Management in Education Manajemen Mutu Pendidikan, Jogjakarta; IRCISoD, 2006, Hal;236-237 19 KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL, instrument Dokumen Portofolio Monitoring dan Evaluasi, Jakarta; 2010 30 pemenuhan SNP Modal kerja Dokumen modal kerja operasional untuk membiayai seluruh kebutuhan pendidikan selama satu tahun terakhir untuk pemenuhan SNP 2 Biaya Operasional Gaji pendidik Dokumen pembayaran gaji, insentif, transport, dan tunjangan lain-lain pendidik pada tahun berjalan untuk pemenuhan SNP Gaji tenaga kependidikan Dokumen pembayaran gaji, insentif, transport, dan tunjangan lain tenaga kependidikan pada tahun berjalan untuk pemenuhan SNP Kegiatan pembelajaran Dokumen pengalokasian biaya untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran selama tiga tahun terakhir untuk pemenuhan SNP Kegiatan kesiswaaan Dokumen pengalokasian dana untuk kegiatan kesiswaan untuk pemenuhan SNP ATK Dokumen pengeluaran biaya pengadaan alat tulis untuk kegiatan pembelajaran dalam pemenuhan SNP Bahan habis pakai Dokumen pengeluaran biaya pengadaaan bahan habis pakai untuk kegiatan pembelajaran Alat habis pakai Dokumen pengeluaran biaya pengadaan alat habis pakai untuk kegiatan pembelajaran Kegiatan rapat Dokumen pengeluaran biaya pengadaan rapat Transport dan perjalanan dinas Dokumen pengeluaran biaya pengadaan transport dan perjalanan dinas Penggandaan soal- soal ujian Dokumen pengeluaran biaya penggandaaan soal ujian Daya dan jasa Dokumen pengeluaran biaya pengadaan daya dan jasa 31 Kegiatan operasional pendidikan tidak langsung Dokumen pengalokasian anggaran untuk mendukung kegiatan operasional tidak langsung selama tiga tahun terakhir. 3 Biaya operasional Sumbangan pendidikan Dokumen bukti penggunaan sumbangan pendidikan atau dana dari masyarakat untuk peningkatan mutu pendidikan. Uang sekolah Dokumen pemungutan atau sumbangan uang sekolah Subsidi silang Dokumen subsidi silang untuk membantu siswa kurang mampu Biaya operasional lain Dokumen penggalangan biaya operasional lain di samping iuran komite rutin dan fisik sekolah Penetapan biaya operasional Dokumen pengambilan keputusan dalam penetapan dana dari masyarakat sebagai biaya operasional dilakukan degan melibatkan berbagai pihak Pengelolaan biaya operasional Dokumen pengelolaan dana dari masyarakat 4 Trasnparasi dan akuntabilitas Pedoman pengelolaan keuangan Dokumen pedoman pengelolaan keuangan sebagai dasar dalam penyusunan RKAS RAPBS Pembukuan biaya operasional Dokumen pembukuan biaya operasional Laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan Dokumen laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan dan menyampaikannya pada pemerintah atau yayasan dokumen hasil audit penggunaan dana Bagaimanapun sekolah harus menyusun laporan keuangan kepada pihak- pihak yang memberikan biaya pendidikan yang dikelola oleh sekolah. Misalnya dana dari asal komite sekolah, maka laporan pertanggungjawaban harus disampaikan kepada komite sekolah atau atas pemanfaatan-pemanfaatan dana itu. Misalnya dana 32 yang berasal dari donatur untuk pembelian buku sekolah, maka kepala sekolah harus membuat laporan pertanggungjawaban atas pemakaian dana tersebut. Seluruh laporan keuangan sekolah akan dilakukan pengecekan secara acak atau total oleh eksternal audit, atau petugas pemerintah yang memiliki kompetensi melakukan audit atas instansi public. Komite sekolah secara periodic haruslah menerima laporan keuangan pihak sekolah bahkan mendiskusikan dalam suatu forum. Pengecekan dari pemerintah sifatnya akan sangat mendalam. Setiap rupiah yang dibelanjakan akan dilakukan pengecekan mana bukti pembayarannya, mana bukti penyerahannya, dan mana barangnya. Apakah ada kesesuaian antara kuitansi dengan jenis barang yang dibeli. Kepala sekolah harus bertanggung jawab responsible atas pemakaian rupiahnya, laporan harus transparan transparansi dan siap digugat akontabel manakala pemakaian rupiah tersebut tidak digunakan sebagaimana mestinya. Kepala sekolah memiliki wewenag membelanjakan semua rupiah yang dimiliki sekolah untuk menunjang kelancaran kegiatan sekolah dan memberikan pelayanan pembelajaran sebaik-baiknya kepada siswa. Kepala sekolah tidak boleh terlalu pelit membelanjakan uang sekolah yang dapat menyebabkan proses belajar mengajar siswa jadi terganggu. Atau sebaliknya kepala sekolah tidak boleh terlalu boros sehingga uang sekolah habis sebelum mas keuangan itu berakhir. Keduanya menunjukkan keuangna sekolah tidak efisien. Kemudian bila ada revisi anggaran, maka suatu organisasi disusun berdasarkan asumsi-asumsi bahwa kondisi tertentu akan berlaku selama tahun anggaran. Jika kondisi sesungguhnya ternyata berbeda dengan yang diasumsikan maka sangat mungkin untuk melakukan revisi anggaran. 33 Revisi anggaran dapat dilaksanakan dengan salah satu dari dua macam prosedur berikut; a. Dilakukan secara sistematis, misalnya setiap triwulan, semesteran, dan sebagainya b. Hanya dilakukan jika kondisi yang mendasari penyusunan anggaran menyimpang dari yang diasumsikan semula. 20 Dari uraian-uraian di atas penulis mengadopsi konsep pembiayaan menurut Nanang Fattah untuk melandaskan konsep kerangka berpikir sebagai berikut;

B. KERANGKA BERPIKIR

Sebagaimana penulis ketahui bahwa pembiayaan pendidikan di sekolah memiliki peranan penting, pembiayaan pendidikan menyangkut masalah tenaga pendidik, proses pembelajaran, sarana prasarana, pemasaran dan aspek lain yang terkait dengan masalah keuangan. Fungsi pembiayaan tidak mungkin dipisahkan dari fungsi lainnya dalam pengelolaan sekolah. Karena pendidikan dalam operasionalnya tidak dapat dilepaskan dari masalah biaya atau moneter. Biaya pendidikan yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan tidak akan tampak hasilnya dalam waktu yan relative sigkat. Oleh karena itu uang yang dikeluarkan oleh pemerintah, masyarakat, maupun orang tua keluarga untuk menghasilkan pendidikan atau membeli pendidikan bagi anaknya harus dipandang sebagai investasi. Apa yang dikemukakan di atas menjadi penting apabila sekolas sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan, yang salah satu keberhasilannya dipengaruhi oleh pengelolaan pembiayaan pendidikan yang baik. Namun pada kenyataannya, sekolah belum efektif dalam melaksanakan pembiayaan pendidikan. Hal itu bisa dilihat dari hal berikut; 1 kurangnya keterlibatan guru dan komite dalam penyusunan RAPBS, 2 kurang kreatifnya sekolah dalam pengelolaan sumber dana untuk memperlancar program sekolah, 3 kurang seimbangnya penyaluran atau distribusi terhadap dana 20 Sony Yuwono, dkk, Penganggaran Sektor PublikPedoman Praktis Penyusunan, Pelaksanaan, dan pertanggungjawaban APBD, Malang; Bayumedia Publishing, 2005. h. 34 34 yang diperoleh, 4 kurangnya keterlibatan pihak luar seperti komite sekolah dalam kegiatan pengawasan dan evaluasi terhadap penggunaan dana sekolah, agar terciptanya transparansi keuangan sekolah. Sedangkan sekolah dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman sehingga sekolah perlu melakukan peningkatan-peningkatan mutu pendidikan melalui pembiayaan pendidikan yang efektif. Dengan membandingkan pelaksanaan pembiayaan pendidikan di sekolah dengan keadaan nyata di sekolah yang menjadi sasaran penelitian, maka tergambarlah permasalahan yaitu lemahnya pelaksanaan pembiayaan pendidikan di sekolah. Akan tetapi, muncul permasalah dalam upaya pencapaian peningkatan pembiayaan pendidikan tersebut yakni, belum terpenuhinya keterlibatan guru dan komite dalam penyusunan RAPBS, kurang kreatifnya sekolah dalam pengelolaan sumber dana untuk memperlancar program sekolah, evaluasi pembiayaan pendidikan tidak melibatkan komite sekolah dalam pengawasan dan evaluasi terhadap penggunaan dana sekolah. Dalam upaya mencapai tujuan di atas, maka masalah-masalah di atas perlu dicarikan solusinya melalui beberapa strategi kegiatan seperti; 1 kegiatan pedoman penyusunan RAPBS yang baik, 2 kegiatan promosi sekolah untuk memperoleh sumber dana dari donatur agar tidak terjadiya kekurangan dana, 3 kegiatan pembinaan dari yayasan agar lebih baik dalam penyusunan RAPBS, yaitu pada kegiatan pengawasan dan evaluasi komite dilibatkan agar terjadinya transparansi keuangan sekolah. Dengan demikian melalui beberapa peningkatan sekolah dalam hal pembiayaan pendidikan, maka diharapkan akan terjadi peningkatan pembiayaan pendidikan yang baik, yang akan berdampak pada keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan visi dan misi lembaga pendidikan dalam pengelolaan pendidikan untuk di MA An-Najah Petukangan Selatan Jakarta Selatan. 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan penelitian

Dalam penelitian pembiayaan pendidikan ini penulis mempunyai tujuan antara lain; 1. Untuk mengetahui pengelolaan pembiayaan dalam penyusunan RAPBS di MA An Najah Petukangan Selatan Jakarta. 2. Upaya sekolah dalam meningkatkan pembiayaan pendidikan di MA An- Najah Petukangan Selatan Jakarta. 3. Untuk mengetahui hasil pelaksanaan pembiayaan pendidikan di MA An- Najah Petukangan Selatan Jakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di MA An-Najah Petukangan Selatan Jakarta. Penelitian ini dilakukan pada masa dan bulan belajar mengajar efektif yaitu dari bulan Juli sampai dengan Agustus, sehingga memudahkan penelitian untuk menjaring data dan informasi yang dibutuhkan dari responden. Hal ini untuk memungkinkan peneliti memahami lebih dalam obyek penelitian, kemudian benar-benar mendapatkan gambaran jelas tentang obyek tersebut. 36

C. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Suatu metode yang bertujuan untuk menggambarkan suatu kegiatan atau keadaan tertentu yang terlebih dahulu menganalisis kejadiannya, untuk kemudian dibandingkan dengan teori yang ada. Dalam hal ini penelitian akan mengadakan observasi untuk megumpulkan keterangan seluas-luasnya mengenai hal tersebut Responden dalam penggalian data dan penelitian ini adalah direktur pendidikan, kepala sekolah, bendahara. Sesuai dengan sifat dan tujuan masalah dalam penelitian ini, penulis menggunakan tehnik pengumpulan data yang juga bersifat kualitatif, yaitu menggunakan tehnik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Setelah data terkumpul dilakukan analisa kualitatif dengan tahapan proses klasifikasi dan kategorisasi data kemudian di interfikasi dengan mengacu kepada kerangka berfikir penelitian.

D. Teknik dan instrumen pengumpulan data

Studi lapangan field research, yaitu menggunakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan yang terdapat dilapangan berdasarkan kenyataan yang ada dengan melakukan; 1. Observasi Teknik ini digunakan untuk merekam bentuk-bentuk pelaksanaan RAPBS, khususnya proses keuangan pada tahap perencanaan melalui pengamatan dokumen-dokumen dan proses pelaksanaan kegiatan keuangan. 2. Wawancara Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari yang diwawancarai. 37 Wawancara digunakan peneliti untuk menganalisa data dan informasi tentang pelaksanaan Pembiayaan Pendidikan di sekolah. Sumber datanya terdiri dari direktur pendidikan, kepala sekolah, dan bendahara MA An- Najah Petukangan Selatan Jakarta. Informasi yang dibutuhkan antaralain; 1. Perencanaan dalam pelaksanaan pembiayaan pendidikan di sekolah meliputi; keterlibatan guru dan komite dalam penyusunan RAPBS 2. Pengelolaan sumber dana untuk memperlancar program sekolah seperti SPP, BOS, uang dari donatur lain. 3. Distribusi atau pemakaian terhadap dana pendidikan, meliputi; efektifnya pelaksanaan pembiayaan pendidikan meliputi gaji dan honor, pengadaan barang dan jasa, kebutuhan lain seperti konsumsi, rapat, pertanggung jawaban pembiayaan sekolah dan sebagainya. 4. Evaluasi terhadap penggunaan dana pendidikan, meliputi; keterlibatan pengawas eksternal seperti komite sekolah, agar terciptanya transparansi pembiayaan sekolah. 3. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi digunakan untuk melihat fakta dan hasil pelaksanaan pembiayaan pendidikan dalam mencapai peningkatan mutu pendidikan Dokumen yang diteliti meliputi; RAPBS, buku bayaran sekolah, buku kas pemasukan dan pengeluaran pembiayaan. Tehnik penelitian yang utama adalah wawancara, yaitu mewawancarai Direktur pendidikan, Kepala sekolah dan bendahara untuk memperoleh data mengenai pelaksanaan pembiayaan pendidikan di MA An Najah Petukangan Selatan Jakarta.