21
Seluruh komponen haruslah memperoleh perhatian yang sama, karena seluruh komponen akan saling berkaitan dan seluruhnya mendukung tercapainya mutu
pendidikan di sekolah itu sendiri. Komponen di atas, belum sepenuhnya memenuhi segala kebutuhan dari penyelenggaraan pendidikan di sekolah, misalnya untuk
pemeliharaan sekolah belum dimasukkan pada komponen tersebut. Pendanaan untuk pemeliharaan sekolah, dananya dimasukkan dalam program
inpres sekolahdan untuk pemeliharaan sekolah sebesar 51 prosentase dana yang diberikan oleh pemerintah dapat diketahui berdasarkan data yang dikutip dari buku
studi model pembiayaan pendidikan dasar 9tahun, antara lain sebagai berikut; a. pemeliharaan sekolah
51,88 b. penyelenggaraan pelajaran
12,26 c. kesejahteraan pegawai
16,90 d. tata usaha
5,70 e. penyelenggaraan EBTA, pengadaan STTB
5,20
5. EVALUASI TERHADAP PENGGUNAAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
Sebelum membahas mengenai evaluasi terhadap penggunaan pembiayaan pendidikan di sekolah, terlebih dahulu peneliti akan membahas mengenai
pengawasan terhadap anggaran pendidikan.
Konsep Pengawasan
Konsep dasar tentang pengawasan anggaran bertujuan untuk mengukur, membandingkan, menilai alokasi biaya dan tingkat penggunaannya. Dengan kata lain,
pengawasan anggaran diharapkan dapat mengetahui sampai dimana tingkat efektivitas dan efesiensi dari penggunaan sumber-sumber dana yang tersedia.
Pertanyaan pokok yang berkaitan dengan pengawasan anggaran adalah seberapa besar tingkat kesesuaian antara biaya yang dialokasikan untuk setiap komponen
dalam anggaran dengan realisasi anggaran. Apabila terdapat ketidaksesuaian antara
22
rencana dengan realisasinya, maka perlu diambil tindakan-tindakan perbaikan dan jika perlu diproses secara hukum.
Pengawasan adalah menetapkan standar pelaksanaan dibandingkan dengan standard an mengoreksi kesenjangan-kesenjangan maka proses pengawasan tidak
akan terlaksana tanpa informasi.
13
Tujuan dari pengawasan itu sendiri adalah membantu mempertahankan hasil atau output yang sesuai dengan syarat-syarat
sistem.
Prinsip-Prinsip Pengawasan
Dalam kebijakan umum pengawasan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Rakernas, 1999, dinyatakan bahwa sistem pengawasan harus
berorientasi pada hal-hal berikut: a
Sistem pengawasan funsional yang dimulai sejak perencanaan yang menyangkut aspek penilaian kehematan, efisiensi, efektivitas yang mencakup
keseluruhan aktivitas program disetiap bidang organisasi. b
Hasil temuan pengawasan harus ditindaklanjuti dengan koordinasi antara aparta pengawasan dengan aparat penegak hukum serta instansi terkait turut
menyamakan persepsi, mencari pemecahan bersama atas masalah yang dihadapi.
c Kegiatan pengawasan hendaknya lebih diarahkan pada bidang-bidang yang
strategis dan memperhatikan aspek manajemen. d
Kegiatan pengawasan hendaknya memberi dampak terhadap penyelesaian masalah dengan konsepsional dan secara meneluruh.
e Kegiatan pengawasan dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kompetensi
teknis, sikap, dedikasi dan integrasi pribadi yang baik.
13
Dr.Nanang Fattah, landasan Manajemen Pendidikan, Bandung; PT. Remaja Rosdakarya. 2006. h. 101
23
f Akurat, artinya informasi tentang kinerja yang diawasi memiliki ketepatan
data atau informasi yang sangat tinggi g
Tepat waktu, artinya kata yang dihasilkan dapat digunakan sesuai dengan saat untuk mengadakan perbaikan
h Objektif dan komprehensif
i Tidak mengakibatkan pemborosan atau in-efisiensi
j Tindakan dan kegiatan pengawasan bertujuan untuk menyamakan rencana
atau keputusan yang telah dibuat k
Kegiatan pengawasan harus mampu mengoreksi dan menilai pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula.
14
Prosedur Pengawasan
Secara sederhana proses pengawasan terdiri dari tiga kegiatan pokok, yaitu; a.
Memantau memonitoring b.
Menilai, dan c.
Melaporkan hasil-hasil temuan, kegiatan atau memonitoring dilakukan terhadap kinerja aktual actual performance, baik dalam proses maupun
hasilnya. Aktivitas yang sedang dan telah dilakukan terhadap kinerja aktual actual performance, baik dalam proses maupun hasilnya.
Aktivitas yang sedang dan telah dilaksanakan diukur berdasarkan criteria- kriteria yang telah digariskan dalam perencanaan. Apakah terdapat penyimpangan
deviasi maka diusahakan adanya perbaikan dan korelasi yang direkomendasikan kepada pimpinan evaluasi. Di bawah ini merupakan gambar skematik kegiatan proses
pengawasan anggaran dapat dilakukan sebagai berikut;
INPUT PROSES
14
Fattah, Nanang, Dr, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, cet-3, Bandung; PT.Remaja Rosdakarya, 2004, Hal; 65-66
24
Dalam proses pengawasan terdapat beberapa unsur yang perlu mendapat perhatian, yaitu;
a Unsur proses, yaitu usaha yang bersifat kontinu terhadap suatu tindakan yang
dimiliki dari pelaksanaan suatu rencana sampai dengan hasil akhir yang diharapkan.
b Unsure adanya objek pengawasan, yaitu sesuatu yang menjadi sasaran
pengawasan, baik penerimaan maupun pengeluaran c
Ukuran dan standarisasi dari pengawasan d
Tehnik-tehnik pengawasan
Langkah-langkah atau tahapan yang harus dilakukan dalam proses pengawasan, yaitu;
a Penetapan standar atau patokan yang dipergunakan berupa ukuran kuantitas,
kualitas, biaya dan waktu. b
Mengukur dan membandingkan antara kenyataan yang sebenarnya dengan standar yang telah ditetapkan
c Mengidentifikasikan penyimpangan deviasi
d Menentukan tindakan perbaikan atau koreksi yang kemudian menjadi materi
rekomendasi
Pemeriksaan anggaran pada dasarnya merupakan aktivitas menilai, baik catatan record dan menentukan prosedur-prosedur dalam mengimplementasikan
anggaran, apakah sesuai dengan peraturan, kebijakan dan standar-standar yang berlaku. Dalam pemeriksaan ini biasanya dilakukan oleh luar lembaga external
audit seperti badan pemeriksa keuangan BPK atau akuntan public yang mempunyai Kinerja aktual
Monitoring-Evaluasi-Laporan Rekomendasi