1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Ditengah pesatnya persaingan global, hampir semua negara ikut campur di dalamnya. Sehingga batas
– batas negara sudah tidak ada lagi menjadi alasan penghalang yang berarti untuk membendung masuknya modernisasi dan
globalisasi, mulai dari modernisasi teknologi, politik, sosial, budaya, gaya hidup, hingga modernisasi pendidikan. Tidak jarang berbagai kerjasama
regional, bilateral, multilateral, dan bahkan kerjasama internasional banyak dilakukan oleh berbagai negara untuk pencapaian tujuan. Salah satunya adalah
untuk mempermudah diplomasi dan transaksi antar negara yang kemudian dapat menciptakan kesejahteraan di dalam negerinya masing
– masing. Wujud nyata dari kerjasama ini, bisa kita lihat dari beberapa perjanjian
perdagangan bebas seperti Asia Free Trade Area China – Asia FTA- China –
Asia , Free Trade Area Batam FTA-Batam , dan banyaknya perusahaan multinasioanal milik asing yang menginvestasikan modalnya di negara tujuan
dengan mendirikan perusahaan – perusahaan. Misalnya saja di Indonesia , PT.
Unilever, PT. Carrefour, PT. Coca-cola, PT. Nike, PT. KFC, PT. Pepsi, PT. Astra International, dan lain-lain.
Imbas dari globalisasi bukan saja melanda pada dunia bisnis sebagaimana perusahaan
– perusahaan yang telah disebutkan di atas. Namun tidak dapat di sangkal, diterima atau tidak kenyataannya bahwa globalisasi sekarang sudah
2
masuk pada sektor pendidikan. Sisi baiknya bahwa globalisasi membuka mata dunia pendidikan yang mulai mengarah pada pendidikan yang
berkualitaseducation quality Kamal Muhammad. Sisi buruknya bahwa globalisasi membawa angin topan yang menghancurkan moral dan mental
para pelajar dapat terlihat dari pergeseran nilai gaya hidup, sex bebas, judi, narkoba, dan etika.
Cepatnya perubahan dalam segala bidang kehidupan, akibat dari globalisasi serta perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat,
menuntut kesadaran akan pentingnya kualitas sumber daya manusia SDM yang merupakan salah satu respon dalam menyikapi perubahan tersebut.
Sumber Daya Manusia SDM yang berkualitas sangat penting artinya bagi pembangunan suatu bangsa. Bahkan ketersediaan SDM berkualitas diyakini
sebagai kunci utama keberhasilan pembangunan, untuk mewujudkan manusia yang berkualitas, dunia pendidikan dituntut untuk berperan aktif dalam
meningkatkan kualitas SDM yang cerdas dan mandiri. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan
sumber daya manusia. Melalui pendidikan manusia dapat melepaskan diri dari keterbelakangan. Pendidikan juga mampu menanamkan kapasitas baru bagi
manusia dalam mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru, sehingga dapat diperoleh manusia yang produktif dan kompetitif. Menjadi tugas yang
cukup berat bagi dunia pendidikan, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia untuk dapat menciptakan sumberdaya manusia yang cakap, aktif,
kreatif, dan inovatif yang mengarah pada kemajuan.
3
Di Indonesia dapat kita lihat banyaknya sekolah atau perguruan tinggi asing dan lokal yang bertaraf internasional bermunculan. Mereka beranggapan
bahwa sektor pendidikan merupakan lahan bisnis baru yang potensial yang tidak ada matinya. Sehingga mereka menganggap dan memposisikan para
murid sebagai pelanggan yang idealnya diberikan pelayanan berstandar bahkan high quality yang dapat memberikan kepuasan. Seperti, Sekolah Bina
Nusantara Binus Internasional School, Universitas Pelita Harapan UPH Internasional School, STIKOM London School, Singapore International
School, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan masih banyak sekolah
– sekolah lain. Pada saat ini banyak para pelajar yang merasa dirinya berada dalam
peranan konsumen yang memiliki harapan tentang bobot pengajaran, gaya pendidikan, dan pelayanan pendidikan yang berkualitas serta memuaskan.
Sebagai imbalan apa yang telah mereka keluarkan dari biaya pendidikan Svensson dan Wood, 2007.
Pada perkembangannya saat ini, bahwa sekolah atau perguruan tinggi asing dan internasional dimana mereka melihat peluang dan mengangap
sekolah adalah bisnis, maka mereka hadir dengan menawarkan service climate yang jauh lebih baik. Mulai dari bangunan, fasilitas, metode
pengajaran, staf pelayanan, hingga staf pengajar yang profesional mereka persiapkan sebaik mungkin demi memuaskan para pelajarnya. Sehingga
sekolah dan perguruan tinggi lokal pun mulai berbenah diri untuk membangun
4
service climate yang baik agar dapat bersaing dengan sekolah dan perguruan tinggi luar.
Tuntutan untuk menyediakan service climate yang baik bertujuan agar dapat meningkatkan prestasi belajar para murid. Tentunya ini sangat erat
kaitan antara keduanya, dimana Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses kegiatan belajar mengajar. Prestasi
belajar dapat ditunjukkan melalui nilai yang diberikan oleh seorang guru dari jumlah bidang studi yang telah dipelajari oleh peserta didik. Setiap
kegiatan pembelajaran tentunya selalu mengharapkan hasil belajar yang maksimal. Dalam proses pencapaiannya, prestasi belajar sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Di antara faktor utama yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran adalah guru kompeten yang
dapat menciptakan service climate dengan baik. Mengingat keberadaan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar sangat berpengaruh, maka sudah
semestinya kualitas guru harus diperhatikan. Sebagaimana telah dikemukakan di atas, dalam upaya meningkatkan
mutu pendidikan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan
belum menunjukkan peningkatan kualitas sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk itu, upaya awal yang dilakukan dalam peningkatan mutu
pendidikan adalah kualitas guru. Kualifikasi pendidikan guru sesuai dengan prasyarat minimal yang ditentukan oleh syarat-syarat seorang guru
yang kompeten dan profesional. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang
5
Guru dan Dosen, yakni sebagaimana tercantum dalam bab I Ketentuan Umum pasal 1 ayat 1 sebagai berikut: “guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan dasar dan
menengah”. Kemudian dalam PP No. 19 Tahun. 2005 Pasal 28 menegaskan mengenai Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan sebagai berikut:
“Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik
yang dibuktikan dengan ijazah dansertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku”. Menurut PERMENDIKNAS RI No. 16 Tahun. 2007 mengenai Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Guru dijelaskan pula bahwa: “Setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional”.
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah Peningkatan kompetensi guru. Hal ini dilakukan
karena guru mempunyai kedudukan yang penting dalam proses pendidikan. Guru dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar bertanggung-jawab
terhadap tujuan pendidikan, ke mana peserta didik akan diarahkan, dengan apa peserta didik diarahkan, dan bagaimana strategi yang digunakan. Sehingga
nantinya ada peningkatan hasil belajar pada pendidik. Guru yang kompeten melihat pendidikan sebagai wahana untuk
membekali siswa dengan berbagai kemampuan dan melatih siswa untuk menjadi manusia yang produktif. Guru sebagai salah satu komponen dalam
6
kegiatan belajar mengajar KBM mempunyai peran dalam usaha pembentukan Sumber Daya Manusia SDM yang potensial dibidang
pembangunan. Guru yang kompeten dan professional memiliki tanggungjawab untuk
meningkatakan dan menciptakan siswa berprestasi baik di dalam lingkungan pendidikan maupun di lingkungan masyarakat. Olah karena itu keberhasilan
siswa tidak hanya dapat diperoleh pada saat siswa berada di sekolah, melainkan dapat diperoleh karena ada dukungan atau pengaruh dari kondisi
eksternal dan kondisi internal di dalam proses pembelajaran. Kondisi internal mencakup kondisi fisik, kondisi psikis, dan kondisi sosial, sedangkan kondisi
eksternal mencakup lingkungan yang ada pada proses belajar dan proses pembelajaran Alisuf Sabri, 1996. Jika kondisi-kondisi tersebut tidak
dijalankan secara seimbang, siswa tidak akan dapat memperoleh nilai yang sempurna dalam pendidikan di sekolahnya. Oleh karena fungsi seorang guru
yang kompeten dituntut untuk mendidik dan mentransfer ilmu agar siswa sehingga dapat memberikan pengaruh untuk pertumbuhan dan perkembangan
sumber daya yang siswa miliki. Guru merupakan sosok yang keberadaannya tidak dapat digantikan oleh
media atau fasilitas pembelajaran apapun. Kehadiran guru masih tetap diperlukan, kehadiran guru sebagai sosok yang berdiri di depan kelas
keberadaannya sampai kapanpun tidak dapat digantikan oleh media pembelajaran secanggih apapun. Guru harus tetap melaksanakan pembelajaran
secara langsung di depan siswa. Oleh karena itu apapun alasannya guru harus
7
mengajar langsung di depan siswa agar tujuan pembelajaran yang ditetapkan dapat tercapai. Proses pembelajaran yang optimal diharapkan dapat
memberikan pelayanan maksimal yang diberikan oleh guru kepada siswa yang akan berimplementasi pada prestasi belajar siswa.
Guru yang kompeten pada hakekatnya adalah mampu menyampaikan materi pembelajaran denan baik, tepat, dan terarah sesuai dengan kebutuhan
belajar siswa. Namun demikian untuk mencapai ke arah tersebut perlu berbagai latihan, penguasaan dan wawasan dalam pembelajaran, termasuk
salah satunya menggunakan model dan metode pembelajaran yang tepat. Guru kompeten yang dimaksud adalah guru yang berkualitas,
profesional, dan guru yang dikehendaki untuk mendatangkan prestasi belajar serta mampu mempengaruhi proses belajar mengajar siswa yang
nantinya akan menghasilkan prastasi belajar siswa yang baik. kompetensi guru merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan dalam meningkatkan
hasil belajar siswa. Menurut Arifin 199 kompetensi menunjukkan pada suatu keahlian pekerjaan atau jabatan yang menuntut kemampuan dan keahlian
tinggi, tanggung jawab, dan kesetiaan terhadap profesi. kompetensi guru dibangun melalui penguasaan keilmuan, keahlian,
pengetahuan, dan pengalaman yang secara nyata diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan. Pengembangan kompetensi guru meliputi
peningkatan pengetahuan,
Peningkatan kinerja
performance dan
kesejahteraannya. Guru sebagai orang yang kompeten dituntut untuk senantiasa meningkatkan kemampuan, wawasan dan kreativitasnya.
8
Kamal Muhammad „Isa mengemukakan: “bahwa guru atau pendidik adalah pemimpin sejati, pembimbing dan pengarah yang bijaksana,
pencetak para tokoh dan pemimpin ummat”
.
Selanjutnya Moh Uzer Usman dalam bukunya Menjadi Guru kompeten mendefinisikan bahwa: “guru
kompeten adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan
fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal” M. Uzer Usman 2006.
Kompetensi, keharusan adanya kualifikasi keilmuan dan kualifikasi keahlian secara akademik yang dibutuhkan, serta adanya penghargaan
terhadap profesi yang diemban. Maka prinsip idealisme dan keterpanggilan jiwa serta prinsip kompetensi Guru harus mendasari setiap
perjuangan untuk mengangkat harkat dan martabat guru. Dengan demikian profesi guru merupakan profesi tertutup yang harus sejalan dengan prinsip-
prinsip idealisme dan profesionalitas secara berimbang. Jangan sampai akibat pada perjuangan dan penonjolan aspek Kompetensi berakibat
penciptaan gaya hidup materialisme dan pragmatisme yang menafikan idealisme dan keterpanggilan jiwa Asrorun Ni‟am Sholeh, 2006.
Salah satu sekolah lokal yang mencoba meningkatkan kualitas service climate dan kompetensi Guru untuk menciptakan prestasi pelajar yang
membanggakan demi dapat berkompetisi dengan sekolah lain adalah MTs Madrasah Pembangunan Jakarta.
9
Dalam upaya mempertahankan dan usaha untuk lebih meningkatkan prestasi dan reputasi, maka MTs Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
menitikberatkan pembinaan dan pengembangan pada BASIC SCIENCE, BAHASA, dan AKHLAKUL KARIMAH. Titik berat pembinaan dan
pengembangan ini menjadi pilar keunggulan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta dan menjadi landasan penyusunan program tahunan sehingga hasilnya
akan dirasakan oleh peserta didik. MTs Madrasah Pembangunan UIN Jakarta selalu berbenah diri dengan
melakukan perubahan dan perombakan kurikulum guna memenuhi tuntutan perkembangan zaman sebagai konsekuensi dari pilar keunggulan di atas.
Pembenahan juga dilakukan dari segi sumber daya manusia dalam pencapaian tujuan. Faktor yang tidak luput dari sasaran pembenahan adalah bidang sarana
dan prasarana sebagai pendukung proses belajar mengajar yang kondusif. Menjelang akhir tahun 2010, Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
semakin mantap menerapkan standar manajemen mutu ISO 9001:2008. Audit Aufiy Mutu Eksternal AME yang dilakukan oleh Sucofindo sebagai lembaga
penyelenggara audit, alhasil Mts Madrasah Pembangunan akhirnya mendapatkan standar manajemen mutu pendidikan ISO 9001:2008. Ini tidak
terlepas dari komitmen bersama Mts Madrasah Pembangunan, untuk menjadi lebih baik. Berbagai penyempurnaan dalam sistem pengadministrasian
dilakukan dan beberapa hal baru pun diterapkan.
10
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis bermaksud untuk menganalisa Pengaruh Dari Service Climate Terhadap Prestasi Belajar Murid
Melalui Kompetensi Guru di Mts Madrasah Pembangunan Jakarta. B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang tertulis pada latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
Adakah pengaruh service climate terhadap kompetensi guru ? Adakah pengaruh kompetensi guru terhadap prestasi siswa ?
Adakah pengaruh service climate terhadap prestasi siswa ? Adakah pengaruh service climate terhadap prestasi siswa melalui
kompetensi guru secara bersama-sama ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh service climate terhadap kompetensi guru
Untuk mengetahui pengaruh kompetensi guru terhadap prestasi siswa
Untuk mengetahui pengaruh service climate terhadap prestasi siswa Untuk mengetahui pengaruh service climate terhadap prestasi siswa
melalui kompetensi guru
11
2. Manfaat Bagi Penulis, untuk menambah pengetahuan dan keilmuan
mengenai pengaruh Service Climate Terhadap Prestasi Belajar Siswa Melalui Kompetensi Guru. Dengan demikian dapat
memberikan masukan sebagai pembekalan dimasa depan. Bagi akademisi, penelitian diharapkan dapat memperkaya
kepustakaan dan menyajikan informasi mengenai service climate, prestasi siswa, dan kompetensi guru.
Bagi Sekolah, untuk memberikan rancangan, mengembangkan service climate, dan kompetensi pengajar khususnya agar dapat
meningkatkan prestasi siswa.
Bagi Peneliti Lain, sebagai acuan dan dasar untuk melakukan penelitian berikutnya.
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA