45
maka peneliti tertarik untuk meneliti service climate terhadap prestasi belajar siswa melalui kompetensi guru di sekolah MTs Madrasah Pembangunan
Jakarta.
C. Kerangka Berfikir
Dalam industri pendidikan service climate bukan sekedar persepsi mengenai perilaku dan tindakan yang lebih, untuk dapat menciptakan
kepuasan para siswa dan orang tua. Lebih dari itu, service climate dipandang sebagai agregat keseluruhan kemampuan yang ada yang dimiliki sekolah baik
mulai dari ketersedian gedung yang layak, kelengkapan sarana pembelajaran, keamanan dan kenyamanan belajar, ketersedian staf pengajar yang kompeten
dan profesianal, hingga kiprahnya yang memiliki nilai di masyarakat. Disisi lain, sekolah harus mengenal betul service climate mengenai praktek,
prosedur, aturan, serta berbagai perilaku yang pantas di hargai dan didukung berkenaan dengan kualitas layanan dan kualitas pelayanan terhadap suiswa
dan orang tua Schneider et al, 1998 : 151. Service climate dapat tercipta dengan baik, apabila semua elemen dalam
sekolah khususnya para guru yang secara langsung berhubungan dengan siswa dapat menciptakan dan memberikan kepuasan yang melahirkan trust service
quality. Kemudian sekolah memberikan penghargaan atau semacamnya sebagai daya rangsang untuk tetap terpeliharanya pelayanan yang berkualitas
seperti: reward, bonus, insentif, paid time off, dll sebagai wujud bukti
46
keseriusan dan kepedulian sekolah untuk mencapai tujuan bersamaSalanova et al, 2005.
Perlu ada perilaku serius dalam penciptaan service climate di dunia pendidikan. Disamping kelayakan, kelengkapan, dan ketersediaan sarana yang
mendukung terhadap proses belajar-mengajar, sekolah perlu memperhatikan aspek tenaga pengajar atau guru. Karena, service climate memiliki kaitan
yang sangat erat dengan guru yang secara langsung menghantarkan iklim layanan. Maka, pihak manajemen sekolah perlu secara berkesinambungan
memberikan pengarahan, pelatihan, pengembangan, motivasi, dukungan, penghargaan, dan pengakuan agar para pendidik secara totalitas mencurahkan
segenap kemampuannya. Hakekatnya, pelaksanaan service climate menuntut guru tidak hanya
terbatas kepada proses dalam pentransferan ilmu pengetahuan. Banyak hal yang menjadi tanggungjawab guru, salah satunya adalah memiliki kemampaun
yang idealnya sebagaimana guru profesional. Kompetensi di sini meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional, baik yang bersifat pribadi,
sosial, maupun akademis. Guru yang kompeten perlu memiliki keahlian khusus dalam bidang keguruan, pendidikan, dan pengajaran, sehingga dia
mampu melaksanakan tugasnya secara terarah dan maksimal. Guru yang kompeten memiliki nilai positif untuk dapat melahirkan service
climate yang baik dalam hal menciptakan ketertarikan siswa untuk belajar. Sebagaimana yang diketahui bahwa service climate memiliki makna yang
sangat luas dalam hal kaitan dengan kompetensi. Seorang guru yang kompeten
47
bukan saja seseorang yang hanya mengajar dikelas yang kemudian selesai lah semua tugas dan tanggungjawabnya Muhibbin Syah. Hal 135. Lebih dari itu
seorang guru yang kompeten harus dapat menciptakan kepuasan kepada para siswa melalui daya tarik proses belajar dan mengajar yang baik dengan
menciptakan service climate yang baik. Implikasinya dari hasil proses belajar- mengajar, maka akan meningkatan prestasi belajar siswa Parasaruman :1997.
keberadaan guru yang kompeten, tentunya akan berakibat positif terhadap perkembangan siswa, baik dalam pengetahuan maupun dalam keterampilan.
Oleh sebab itu, siswa akan antusias dengan apa yang disampaikan oleh guru yang bertindak sebagai fasilitator dalam proses kegiatan belajar-mengajar.
Bila hal itu terlaksana dengan baik, maka apa yang disampaikan oleh guru akan berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik. Disadari ataupun
tidak, bahwa guru adalah faktor eksternal dalam kegiatan pembelajaran yang sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan siswa dalam belajar. Dengan
keberadaan seorang guru yang kompeten dan profesional diharapkan akan mampu memberikan pengaruh positif terhadap kelancaran dan keberhasilan
proses belajar-mengajar yang dapat memaksimalkan hasil prestasi belajar siswa dengan sebaik-baiknya.
48
Berdasarkan telaah pustaka dan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka dikembangkan model sebagai kerangka pemiikiran teoritis dari
penelitian ini seperti pada gambar dibawah ini. Gambar 2.1
Kerangka Teori Pemikiran
Berdasarkan pembahasan diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa service climate meiliki pengaruh terhadap prestasi belajar siswa melalui
kompetensi guru. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Siswa-siswi MTs Madrasah Pembangunan Jakarta
Service Climate Kompetensi Guru
Prestasi Belajar Siswa
Uji kualitas data Analisis SEM
Hipotesis
Kesimpulan
49
Gambar 2.2 Paradigma Konseptual
SERVICE CLIMATE
X4Training Staff X1 Service Quality
Orientation
X2Manajement Support to Fasilitate
Service Delivery
X3Hiring Motivated
Qualified Staff
X5Rewarding Recognizing staff
KOMPETENSI GURU
1
Y
1
Kompetensi Pedagogik
Y
2
Kompetensi Kepribadian
Y
3
Kompetensi Profesioanal
Y
4
Kompetensi Sosial
PRESTASI BELAJAR SISWA
2
Z2
Affective Domain
Z1
Cognitive Domain.
Z3
Psychomotor Domain.
1
2
3
4
5
1 .
1
2 .
2
3 .
3
4 .
4
2 .
5
2 .
6
2 .
7
50
H
a1
: Service climate memiliki pengaruh terhadap kompetensi guru H
a2 :
Kompetensi memiliki pengaruh terhadap prestasi siswa H
a3 :
Service climate memiliki pengaruh terhadap prestasi siswa melakui kompetensi guru
H
a4
: Service climate memiliki pengaruh terhadap prestasi siswa
D. Hipotesis