Kompetensi Guru Landasan Teori

30

3. Kompetensi Guru

 Pengertian Kompetensi Guru Kompetensi berasal dari kata competence yang berarti mampu. Depdikbud 2002:51 menjelaskan kompetensi merupakan kemampuan dalam menyelesaikan suatu tugas yang diperoleh melalui pelatihan dan pendidikan. Artinya kompetensi mengandung bagian kepribadian yang mendalam dan melekat pada seseorang dengan perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan. Prediksi siapa yang berkinerja baik dan kurang baik dapat diukur dari kriteria atau standar yang digunakan. Dengan kata lain, kompetensi merupakan sekelompok perilaku yang spesifik, dapat dilihat, dapat diverifikasi secara logis, dapat dikelompokan bersama, dan dapat diidentifikasi sebagai hal-hal yang memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan pekerjaan. Pada hakekatnya, kompetensi merupakan gambaran kualitatif dari perilaku seseorang. Menurut Lefrancois, kompetensi merupakan kapasitas untuk melakukan sesuatu yang dihasilkan dari proses belajar. Selama proses belajar stimulus akan bergabung dengan isi memori dan menyebabkan terjadinya perubahan kapasitas untuk melakukan sesuatu. Apabila individu sukses mempelajari cara melakukan satu pekerjaaan yang kompleks dari sebelumnya, maka pada diri individu tersebut pasti sudah terjadi perubahan kompetensi. Perubahan kompetensi tidak akan tampak apabila selanjutnya tidak ada kepentingan atau kesempatan untuk melakukannya. Dengan demikian bisa 31 diartikan bahwa kompetensi adalah berlangsung lama yang menyebabkan individu mampu melakukan kinerja tertentu. Kompetensi diartikan oleh Cowell, sebagai suatu keterampilankemahiran yang bersifat aktif. Kompetensi dikategorikan mulai dari tingkat sederhana atau dasar hingga lebih sulit atau kompleks yang pada gilirannya akan berhubungan dengan proses penyusunan bahan atau pengalaman belajar, yang lazimnya terdiri dari: 1 penguasan minimal kompetensi dasar, 2 praktik kompetensi dasar, dan 3 penambahan penyempurnaan atau pengembangan terhadap kompetensi atau keterampilan. Ketiga proses tersebut dapat terus berlanjut selama masih ada kesempatan untuk melakukan penyempurnaan atau pengembangan kompetensinya. Kunandar 2007 mendefinisikan kompetensi sebagai suatu keahlian dan keilmuan yang diperoleh melalui proses pembelajaran dan pengalaman. Kompetensi juga diartikan sebagai suatu jabatan yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Jadi, kompetensi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu. Sedangkan kompetensi berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 28 dinyatakan bahwa: “Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang 32 dibuktikan dengan ijazah danatau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pada dasarnya dalam diri seorang guru perlu memiliki kemampuan memantau atas kemajuan belajar siswanya sebagai bagian dari kompetensi pedagogik dengan menggunakan berbagai teknik asesmen alternatif seperti pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, potofolio, memajangkan karya siswanya. Maka seorang guru harus senantiasa berusaha memperbaiki kinerjanya dan mengatasi masalah-masalah pembelajaran dan senantiasa mengikuti perubahan. Guru yang kompeten merupakan faktor penentu dalam proses pendidikan yang bermutu. Untuk dapat menjadi guru yang kompeten, harus selalu menambah dan meningkatkan pengetahuan secara berkesinambungan. Guru diharapkan tidak hanya sebatas menjalankan profesinya, tetapi guru harus memiliki keterpanggilan untuk melaksanakan tugasnya dengan melakukan perbaikan kualitas pelayanan terhadap siswa baik dari segi intelektual maupun kompetensi lainnya yang akan menunjang perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar serta mampu mendatangkan prestasi belajar yang baik. Menyadari pentingnya peran guru dalam pendidikan, Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan mengemukakan bahwa guru dalam pendidikan modern seperti sekarang ini bukan hanya sekedar pengajar saja, melainkan harus menjadi direktur belajar. Artinya, setiap guru diharapkan untuk pandai-pandai mengarahkan kegiatan belajar siswa, agar 33 mencapai keberhasilan belajar prestasi akademik sebagaimana telah ditetapkan dalam sasaran kegiatan pelaksanaan belajar-mengajar. Sebagai konsekuensinya tugas dan tanggungjawabnya menjadi lebih kompleks. Perluasan tugas dan tanggungjawab tersebut membawa konsekuensi timbulnya fungsi-fungsi khusus yang menjadi bagian integral dalam kompetensi profesionalisme keguruan yang disandang para guru. Menanggapi kondisi tersebut, Muhibbin Syah mengutip pendapat Gagne bahwa setiap guru berfungsi sebagai: a. Designer of intruction perancang pengajaran b. Manager of intruction pengelola pengajaran c. Evaluator of student learning penilai prestasi belajar siswa Suciptoardi memaparkan, bahwa guru diharapkan mampu melaksanakan tugas kependidikan yang tidak semua orang dapat melakukannya. Artinya, hanya mereka yang memang khusus telah bersekolah untuk menjadi guru. Tidak dapat dinaifkan bahwa memang tidak mudah merumuskan dan menggambarkan profil seorang guru yang memiliki tingkat kompetensi yang tinggi dan sikap profesional yang baik. Suciptoardi menegaskan bahwa guru merupakan sebuah profesi, karenanya banyak hal yang harus dipelajari berkaitan dengan pengajaran dan kependidikan. Guru yang kompeten dalam suatu lembaga pendidikan diharapkan dapat memberikan perbaikan kualitas peserta didik yang akan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar. Dengan adanya perbaikan kualitas pendidikan dan 34 peningkatan prestasi belajar, maka diharapkan tujuan pendidikan nasional akan terwujud dengan baik. 2. Aspek-aspek Kompetensi Guru menurut E. Mulyasa kompetensi yang harus dimiliki seorang guru itu mencakup empat aspek diantaranya: a. Kompetensi Pedagogik. Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir a dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemapuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. b. Kompetensi Kepribadian. Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir b dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. c. Kompetensi Profesioanal. Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas 35 dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. d. Kompetensi Sosial. Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir d dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tuawali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Alisuf Sabri dalam jurnal Mimbar Agama dan Budaya mengutip pernyataan Mitzel yang mengemukakan bahwa seorang guru dikatakan efektif dalam mengajar apabila ia memiliki potensi atau kemampuan untuk mendatangkan hasil belajar pada murid-muridnya. Untuk mengatur efektif atau tidaknya seorang guru dapat dilakukan penilaian dengan 3 kriteria, yaitu: presage, process dan product. Dengan demikian seorang guru dapat dikatakan sebagai guru yang effektif apabila dari segi: presage memiliki personality attributes dan teacher knowledge yang mumpuni dalam melaksanakan kegiatan mengajar yang mampu mendatangkan prestasi belajar kepada murid. Dari segi process, guru harus mampu menjalankan sistem pendidikan, mengelola, dan melaksanakan kegiatan belajar- mengajar yang mudah dipahami murid. Dari segi product guru harus dapat 36 mendatangkan hasil belajar yang dikehendaki oleh masing-masing muridnya. Berdasarkan pemahaman dari uraian-uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa mutu guru dapat diramalkan dengan tiga kriteria yaitu: presage, process dan product yang unsur-unsurnya sebagai berikut: 1. Kriteria presage tanda-tanda kemampuan profesi keguruan yang terdiri dari unsur sebagai berikut: a. Latar belakang pre-service dan in-service guru. b. Pengalaman mengajar guru. c. Penguasaan pengetahuan keguruan. d. Pengabdian guru dalam mengajar. 2. Kriteria process kemampuan guru dalam mengelola dan melaksanakan proses belajar-mengajar terdiri dari: a. Kemampuan guru dalam merumuskan Rancangan Proses Pembelajaran. b. Kemampuan guru dalam melaksanakan praktik mengajar di dalam kelas. c. Kemampuan guru dalam mengelola kelas. 3. Kriteria product hasil belajar yang dicapai murid-murid, terdiri dari hasil belajar siswa pada bidang studi yang diajarkan oleh guru. Dalam prakteknya mutu seorang guru di sekolah tentunya harus didasarkan kepada effektifitas mengajar guru tersebut, sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Guru dituntut kemampuannya 37 untuk merumuskan dan mengintegrasikan tujuan, bahan, metode, media, dan evaluasi pengajaran secara tepat dalam merancang dan mengelola proses belajar-mengajar serta guru harus mampu melaksanakan pendidikan yang berorientasi kualitas. Kemudian dalam buku yang ditulis oleh Martinis Yamin, secara konseptual, unjuk kerja guru menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengklasifikasikan kompetensi guru pada tiga aspek, yaitu; a kemampuan profesional, b kemampuan sosial, dan c kemampuan personal pribadi. ketiga aspek ini dijabarkan sebagai berikut: a Kemampuan profesional mencakup: 1. Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang akan diajarkan dan konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkan. 2. Penguasaan, penghayatan, wawasan kependidikan, dan keguruan. 3. Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan, dan pembelajaran siswa. b Kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawa tugasnya sebagai guru. c Kemampuan personal pribadi mencakup: 1. Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya. 38 2. Pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai seyogianya dianut oleh seorang guru. 3. Bersikap arif dan bijaksana serta berperilaku baik, upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya. Ahmad Sabri dalam buku yang ditulis oleh Yunus Namsa mengemukakan untuk mampu melaksanakan tugas mengajar dengan baik, guru harus memiliki kemampuan yang komprehensif. Yaitu terpenuhinya 10 kompetensi keguruan diantaranya: a Menguasai bahan pelajaran meliputi: 1. Menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah. 2. Menguasai bahan pengayaan pembelajaran sebagai penunjang bidang studi. b Mengelola program belajar-mengajar, meliputi : 1. Merumuskan tujuan intsruksional. 2. Mengenal dan dapat menggunakan prosedur instruksional yang tepat. 3. Melaksanakan program belajar-mengajar 4. Mengenal kemampuan anak didik c Mengelola kelas, meliputi: 1. Mengatur tata ruang kelas 2. Menciptakan iklim belajar-mengajar yang kondusif d Menggunakan media pembelajaran, meliputi: 1. Mengenal, memilih, dan menggunakan media 39 2. Membuat alat bantu pelajaran yang sederhana 3. Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar-mengajar 4. Menggunakan micro teaching untuk unit program pengenalan lapangan e Menguasai landasan-landasan pendidikan. f Mengelola interaksi-interaksi belajar-mengajar yang aktif. g Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pelajaran. h Mengenal fungsi layanan, program bimbingan, dan penyuluhan meliputi: 1. Mengenal fungsi dan layanan program bimbingan dan penyuluhan 2. Menyelenggarakan layanan bimbingan dan penyuluhan; i Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah. j Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran Kemudian dalam PP No. 19 Tahun. 2005 Pasal 28 menegaskan mengenai Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan sebagai berikut: a. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memilki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. b. Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 40 c. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: 1. Kompetensi pedagogik 2. Kompetensi kepribadian 3. Kompetensi profesional 4. Kompetensi sosial d. Seseorang yang tidak memiliki ijazah atau sertifikat keahlian tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat dianggap menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan. 3. Kriteria Guru Kompeten Seorang guru yang kompeten dan profesional tidak hanya bermodalkan memiliki kemampuan menyampaikan dan penguasaan materi yang kemudian disampaikan kepada siswa sudah cukup. Hal ini belumlah dapat dikatakan sebagai guru yang memiliki kompetensi baik dan profesional. Tapi guru yang kompeten, mereka harus bertindak profesional dengan memiliki kecerdasan yang baik, keterampilan yang mumpuni di bidang pendidikan, kemampuan khusus mengajar, memiliki kemampaun berkomunikasi baik, cerdas dalam bertindak, berfikir kritis dan analitik, kreatif dan inovatif, sabar, mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik guru, dan lain sebagainya. 41 Menurut Oemar Hamalik seorang guru yang kompeten harus memiliki persyaratan, yang meliputi; a. Memiliki bakat sebagai guru. b. Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi. b. Memiliki mental yang sehat. c. Berbadan sehat. d. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas. e. Guru adalah manusia berjiwa pancasila. f. Guru adalah seorang warga negara yang baik. 4. Kriteria Guru Sebagai Profesi Glen Langford dalam buku yang ditulis oleh Martinis Yamin menjelaskan, kriteria profesi mencakup: 1. Upah 2. Memiliki pengetahuan dan keterampilan 3. Memiliki rasa tanggungjawab dan tujuan 4. Mengutamakan layanan 5. Memiliki kesatuan 6. Mendapat pengakuan dari orang lain atas pekerjaan yang digelutinya. Kemudian dalam buku yang ditulis oleh Yunus Namsa, Syafaruddin dan Irwan Nasution berpendapat bahwa ada beberapa alasan rasional dan empirik sehingga tugas mengajar disebut sebagai profesi diantaranya: 42 1. Bidang tugas guru memerlukan perencanaan yang matang, pelaksanaan yang mantap, pengendalian yang baik, dan Tugas mengajar dilaksanakan atas dasar aturan. 2. Bidang pekerjaan mengajar memerlukan dukungan ilmu teoritis pendidikan dan mengajar. 3. Bidang pendidikan ini memerlukan waktu lama dalam masa pendidikan dan latihan, sejak pendidikan dasar sampai pendidikan tenaga keguruan. 43

B. Penelitian Sebelumnya