UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 2.5 .Siklus Spermatogenesis pada Tikus Tahap siklus sel dalam spermatogenesis tikus dimulai se arah jarum jam dari kiri bawah A,
spermatogonium tipe A; In, spermatogonium tipe intermediate, B, spermatogonium tipe B; R, resting spermatosit primer; L,Leptotene spermatosit; Z, zygotene spermatosit; P I, P VII, P
XII, awal, pertengahan dan akhir spermatosit pakiten. Angka romawi menunjukkan tahap siklus dimana mereka ditemukan; DI, diplotene; II, spermatosit sekunder; 1
– 19, langkah-langkah spermiogenesis. Tabel di tengah memberikan komposisi cellular tahapan siklus epitel seminiferus
I – XIV. M superscript mengindikasikan terjadinya mitosis. Diadaptasi dari Clermont dengan
sedikit modifikasi 1962 Krinke, 2000.
2.2.3. Hormon yang mengontrol Spermatogenesis
Proses spermatogenesis dipengaruhi oleh hormon-hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus, hipofisis dan testis sendiri. Hormon yang
terlibat adalah testosteron, Hormon Lutein LH, hormon perangsang folikel FSH: Follicle Stimulating Hormone, estrogen, dan hormon
pertumbuhan lainnya. Testis selain sebagai organ penghasil sperma juga menghasilkan hormon-hormon seperti testosteron, dihidrotestosteron,
estradiol, progesteron dan lain-lain Speroff , Glass RH, Kase NG, 1999. 1. Testosteron
Sekresi hormon ini oleh sel-sel Leydig yang terletak di intersisium testis. Hormon ini memengang peranan penting pada satu tahap penting
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
proses pembelahan sel-sel germinal untuk pembentukan sperma, terutama pembelahan miosis untuk membentuk spermatosit sekunder. Hormon ini
mengontrol perkembangan organ reproduksi pria dan tanda seks sekunder pada pria berupa pembesaran laring, perubahan suara, pertumbuhan
rambut ketiak, pubis, dada, kumis dan jenggot. Juga pertumbuhan otot dan tulang Speroff , Glass RH, Kase NG, 1999.
2. Hormon Lutein Hormon ini disekresikan oleh sel bagian anterior. Berperan dalam
stimulasi sel-sel Leydig untuk meproduksi testosteron, juga menyebabkan dihasilkannya estradiol Speroff , Glass RH, Kase NG, 1999.
3. FSH Dihasilkan oleh sel basofil lobus anterior hipofise. Pada testis
hormon ini mengakibatkan terpacunya Adenyl cyclase di dalam sel sertoli yang berperan dalam meningkatkan produksi cyclic AMP, memacu
produksi androgen binding protein ABP di dalam tubuli semeniferus dan di dalam epididymis. Dengan demikian FSH bekerja menyiapkan kadar
androgen yang cukup untuk sel germinal dan memacu pendewasaan spermatozoa di dalam epididymis Speroff , Glass RH, Kase NG, 1999.
4. Estrogen Dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika sedang di stimulasi oleh FSH.
Hormon ini kemungkinan diperlukan pada proses spermiasi. Sel-sel sertoli juga mengsekresikan suatu protein pengikat androgen. Yang mengikat
baik testosterone dan estrogen maupun keduanya ke dalam cairan tubulus seminiferus, yang di perlukan untuk maturasi sperma Speroff , Glass RH,
Kase NG, 1999. 5. Hormon pertumbuhan lainnya
Seperti juga pada sebagian hormon lainnya di perlu kan untuk mengatur latarbelakang fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan
secara khusus meningkatkan pembelahan awal spermatogenesis Speroff, Glass RH, Kase NG, 1999.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.3. Karakteristik Tikus