Pemeriksaan Keabsahan Data DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA INTERPRESTASI HASIL ANALISIS

proses belajar mengajar. Berikut adalah kegiatan observasi yang dilakukan peneliti : Tabel 4.7 Lembar Observasi aktivitas guru Siklus I . No Aspek yang diamati Nilai 1 2 3 4 I Membuka Pelajaran 1. Mengkondisikan kesiapan kelas dan kesiapan siswa  2. Apersepsi  3. Memotivasi siwa  4. Memberikan Pre test  5. Menyampaikan tujuan pembelajaran  II Kegiatan Inti 6. Menjelaskan materi pembelajaran a. Kualitas bahasa b. Sitematika penulisan c. Penggunaan waktu    7. Menggunakan alat atau media pembelajaran  8. Menggunakan model pembelajaran “Reciprocal Teaching” a. Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil b. Membagikan bahan diskusi c. Memperagakan menjadi guru siswa    d. Memilih kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusi e. Membimbing siswa dalam melakukan aktifitas menjadi guru siswa   9. Kualitas interaksi pembelajaran a. Bahasa tubuh b. Suara c. Pemusatan perhatian kepada siswa    10. Kualitas pengelolaan kelas a. Pengelolaan kesiapan siswa dalam pembelajaran b. Pengelolaan suasana siswa dalam pembelajaran   11. Siswa menanyakan hal-hal yang kurang dipahami  III Kegiatan Penutup 12. Menyimpulkan hasil pembelajaran  13. Menutup kegiatan pembelajaran  IV Penilaian Evaluasi 14. Pemberian tes post test  Total 12 + 48 + 4 = 64 Rata-rata 2,78 Keterangan : 1 = Kurang ` 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik Hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran IPS pada siklus I sudah cukup “2,78”. Guru harus lebih meningkatkan lagi dari segi kesiapan pengelolaan kesiapan dan suasana siswa dalam pembelajaran. Belum lagi kualitas tubuh dan bahasa serta penggunaan waktu yang kurang maksimal karena Pada saat kegiatan pembelajaran masih banyak siswa- siswi yang gaduh ditambah suara guru yang kecil, banyak siswa-siswi yang belum paham dengan model pembelajaran terbalik reciprocal teaching dan masih ada kelompok siswa yang mengandalkan temannya yang pintar dan aktif. Selanjutnya untuk observasi kegiatan siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini: Tabel 4.8 Lembar Observasi Aktivitas Kelompok Siswa Siklus I Kelompok : 1 No Kategori pengamatan Skor 1 2 3 4 1 Kesiapan mengikuti pembelajaran  2 Tingkat pemahaman kejelasan guru  3 Berusaha menyelesaikan bahan diskusi sesuai waktu yang diberikan  4 Bekerjasama dalam kelompok masing-masing  5 Kualitas menjadi guru siswa menjelaskan hasil pengisian bahan diskusi  6 Kualitas memimpin diskusi  7 Keaktifan bertanya  8 Keaktifan menjawab  9 Aktivitas mengikuti metode pembelajaran  10 Ketepatan waktu mengumpulkan hasil jawaban bahan diskusi  Total skor 1840 = 0,45x100 = 45 Skor maksimum 40 Skor minimum 10 Tabel diatas menunjukkan bahwa aktivitas kelompok siswa pada siklus I untuk kelompok 1 tidak tercapai, sedangkan untuk kelompok lainnya dapat dilihat pada lampiran. Dan persentase hasil ketercapaian aktivitas kelompok siswa dapat dilihat pada tabel 4.9 dibawah ini. Tabel 4.9 Persentase Ketercapaian Aktivitas Siswa Siklus I Kelompok Total Skor Persentase Keterangan 1 18 45 Tidak Tercapai 2 26 65 Tercapai 3 23 57 Tidak Tercapai 4 28 70 Tercapai 5 26 65 Tercapai 6 22 55 Tidak Tercapai 7 20 50 Tidak Tercapai Rata-rata 23 58 Tidak Tercapai Keterangan : 1. Skor aktivitas kelompok siswa a. Skor maksimum = 40 b. Skor minimum = 10 c. Skor rata-rata = 26 atau 65 2. Skor rata-rata 26 atau 65 dijadikan sebagai patokan ketercapaian  65 = Tercapai  65 = Tidak tercapai Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa kelompok 1 dan 7 masih cukup jauh dari standar ketercapaian hal ini dilihat dari persentase yang didapat yaitu kurang dari 65 yaitu 45 dan 50 hampir semua aspek perlu ditingkatkan lagi. Kelompok 3 dan 6 lebih baik dari kelompok 1,7 karena persentase yang didapat 55 dan 57 ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan lagi seperti bekerjasama kelompok, keaktifan bertanya dan keaktifan menjawab. Kelompok 2 dan 5 sudah cukup baik dibandingkan kelompok 1,3,6,7 hal ini dapat dilihat persentase yang didapat yaitu 65 namun ada beberapa yang perlu ditingkatkan lagi seperti kerjasama kelompok, menjelaskan hasil diskusi kelompok. Perolehan persentase terbesar didapatkan oleh kelompok 4 sebesar 70 siswa terlihat lebih siap mengikuti pelajaran. Namun ada beberapa yang perlu di tingkatkan lagi yaitu keaktifan bertanya dan ketepatan waktu mengumpulkan hasil diskusi. Berdasarkan hasil observasi dari seluruh aktivitas kelompok pada saat siklus I didapatkan bahwa rata-rata aktivitas kelompok siswa masih kurang bekerjasama dengan anggota kelompoknya masing-masing, kualitas menjelaskan hasil diskusi, keatifan bertanya dan keaktifan menjawab pertanyaan. Hal ini dijadikan patokan pada saat siklus II. Pembelajaran harus dilanjutkan karena baru tiga kelompok yang dapat dikatakan baik aktivitasnya, sedangkan kelompok lain diharapkan dapat meningkat aktivitas kelompoknya pada saat siklus II. d. Refleksi Pada tahap selanjutnya yaitu tahap refleksi, peneliti dan guru mata pelajaran yang bertindak sebagai observer membahas dan mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus pertama. Dalam pembahasan dan evaluasi peneliti dan guru dapat melihat apakah proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus pertama sudah sesuai dengan perencanaan, apakah urutan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang dibuat dan apakah proses pembelajaran yang sudah dilakukan mencapai tujuan yang tertuang dalam indikator pembelajaran. Dari proses pembelajaran pada siklus pertama banyak hambatan yang terjadi yaitu, peneliti kurang menguasai kondisi dan keadaan kelas ketika awal masuk sehingga siswa sulit untuk berkonsentrasi ketika akan memulai pelajaran, siswa masih banyak yang tidak mau berdiskusi dengan kelompoknya dan masih mengandalkan temannya yang pintar dan aktif, dan siswa pun terdengar masih sangat gaduh ketika guru menjelaskan manfaat pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran. Rencana perbaikan pada siklus I yaitu memberikan suasana kelas lebih santai agar siswa tidak tegang dan takut, guru lebih bisa menyesuaikan kondisi dan keadaan kelas, guru lebih meningkatkan lagi dan memberikan penguatan kepada siswa yang tidak mau berdiskusi dengan cara memberikan semangat dan motivasi pada siswa untuk melakukan diskusi , memberikan reward kepada kelompok yang berani tampil untuk menjadi guru siswa di depan kelas, dan guru lebih tegas lagi untuk menghadapi siswa yang ribut. Pembelajaran IPS Terpadu dengan menggunakan model pembelajaran terbalik reciprocal teaching bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu siswa. Data hasil belajar IPS siswa pretes dan postes pada siklus I dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.10 Daftar Nilai Siswa Siklus I No Nama Siswa Siklus I N-Gain I Kategori Pretes Postes 1 Adriel Akbar 14 71 0,69 Sedang 2 Aldytia Rianto 50 78 0,56 Sedang 3 Ammar Ryan R 50 92 0,84 Tinggi 4 Andri Iriansyah 57 64 0,16 Rendah 5 Asya 57 86 0,67 Sedang 6 Dahlia Rahmawati 78 86 0,36 Sedang 7 Dian Prisma Agung 42 78 0,62 Sedang 8 Dzauqy Khusnan Azazi 36 57 0,36 Sedang 9 Faisal Akbar 42 78 0,62 Sedang 10 Fajar Ramadhan 57 64 0,16 Rendah 11 Faris Andreyana 36 78 0,65 Sedang 12 Fauziah Arsella 36 78 0,65 Sedang 13 Gunawan A.F 42 85 0,74 Tinggi 14 Hilda Hidayanti 42 64 0,16 Rendah 15 Jhustine Octavianie 42 78 0,62 Sedang 16 Muhammad Arya Putra 14 86 0,84 Tinggi 17 Muhammad Hafiz Nuddin 64 92 0,77 Tinggi 18 Nadia Aurel. I 36 78 0,67 Sedang 19 Nur Dewi Kania Cecilia 36 78 0,67 Sedang 20 Nur Khofifah 57 71 0,33 Sedang 21 Pinkan Mamesah 36 78 0,66 Sedang 22 Raflie. D 50 86 0,7 Tinggi 23 Ridwan.S 36 71 0,55 Sedang 24 Salsabila 57 78 0,49 Sedang 25 Sela Safitri 50 78 0,56 Sedang 26 Sindi Wulandari 42 92 0,86 Tinggi 27 Triyawan. S 57 78 0,49 Sedang 28 Yossy Amrizal. P 36 64 0,44 Sedang Jumlah 1252 2175 16,12 Rata-rata 44,71 77,39 0,56 Sedang Rata-rata rendah 52 64 0,16 Rata-rata sedang 43,89 75,89 0,56 Rata-rata tinggi 43,66 88,83 0,79 Dari data di atas N-Gain Kriteria Renda 26 42 92 0,86 T 27 57 78 0,49 S 28 36 64 0,44 S 1252 2175 16,12 44,71 77,39 0,56 S 52 64 0,16 43,89 75,89 0,56 43,66 88,83 0,79 tas dapat disimpulkan bahwa : 11 68 21 Gambar 4.1 N-Gain Siklus I dah N-Gain Kriteria Sedang N-Gain Kriteria T 66 26 Sindi Wulandari 42 92 0,86 Tinggi 27 Triyawan. S 57 78 0,49 Sedang 28 Yossy Amrizal. P 36 64 0,44 Sedang Jumlah 1252 2175 16,12 Rata-rata 44,71 77,39 0,56 Sedang Rata-rata rendah 52 64 0,16 Rata-rata sedang 43,89 75,89 0,56 Rata-rata tinggi 43,66 88,83 0,79 a Tinggi Pada gambar diatas dari jumlah 28 siswa, 3 siswa NGainnya tergolong rendah 11, 19 siswa NGainnya tergolong sedang 68 dan hanya 6 siswa NGainnya tergolong tinggi 21. Selain itu dapat dijelaskan hasil belajar pada siklus I diperoleh hasil belajar pretes dan postes dengan rata- rata pretes 44,71 dan postes 77,39. Pada siklus I ini terdapat 8 siswa 29 nilai postes belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar KKM dan 20 siswa 71 nilai postes sudah memenuhi KKM. Sehingga hasil belajar pada siklus I belum tercapai dan perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya dengan perbaikan dari kekurangan yang pada siklus I ini karena acuannya adalah semua siswa harus memenuhi kriteria ketuntasan belajar KKM yaitu 77.

2. Siklus II

a. Perencanaan Sebelum melaksanakan siklus kedua, peneliti bersama guru yang berperan sebagai kolaborator dan observer melakukan persiapan. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang dilengkapi dengan Lembar Kerja Siswa LKS, dan materi yang diajarkan pada siklus II ini adalah tentang pemerintahnegara sebagai pelaku ekonomi, masyarakat luar negeri sebagai pelaku ekonomi, peranan pelaku ekonomi pemerintah dan masyarakat luar negeri dan koperasi. Kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan soal tes awal pretest dan tes akhir posttest, lembar observasi untuk guru dan siswa. b. Tindakan Pada siklus II, proses pembelajaran diawali dengan ketua kelas menyiapkan dan dilanjutkan siswa berdo’a dan memberi salam. Peneliti menanyakan kepada siswa siapa yang tidak masuk, kemudian dilanjutkan dengan memberikan motivasi, ice breaking, serta pengarahan agar mereka dapat mengikuti pelajaran dengan baik dari sebelumnya. Hal ini disampaikan sebagai upaya perbaikan pada siklus sebelumya. Aktivitas selanjutnya mengingat kembali mengenai materi yang telah disampaikan sebelumnya dengan mengajukan pertanyaan kepada beberapa siswa setelah itu mengaitkan dengan materi selanjutnya yang akan disampaikan setelah itu menyampaikan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai. Kegiatan selanjutnya yaitu guru memberikan soal pretes kepada para siswa sebanyak 14 soal yang berbentuk soal pilihan ganda, siswa diberikan waktu selama 15 menit untuk mengerjakan. Tujuan dari pretes adalah untuk mengukur seberapa jauh kemampuan dan pemahaman siswa akan materi yang akan dipelajari, selain itu pretes juga nantinya digunakan untuk melihat adakah peningkatan hasil belajar siswa-siswi di kelas. Setelah pretes selesai dilaksanakan, mulailah siswa melakukan kegiatan model pembelajaran terbalik reciprocal teaching, masing-masing kelompok diberi sebuah LKS seperti pada siklus I di dalam kelompok diskusi ini guru meminta siswa untuk merangkum materi yang sedang dipelajari, membuat pertanyaan, membuat prediksi jawaban, serta mengklasifikasikan hal-hal yang sulit selama kegiatan berdiskusi peneliti berkeliling untuk memantau jalannya aktivitas siswa. Setelah melakukan diskusi, guru memilih kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dengan cara menjadi guru siswa, selama siswa melakukan aktivitasnya guru membimbing siswa. Dilanjutkan dengan penguatan tentang materi yang telah dipelajari dan di diskusikan, disampaikan oleh guru dan kegiatan pembelajaran diakhiri dengan penilaian antar kelompok setelah itu guru melaksanakan postes tes akhir. Siklus kedua dilakukan selama 2 kali pertemuan, yaitu 2 x 40 menit per pertemuan. c. Observasi Pada tahap observasi, alat ukur yang digunakan adalah lembar observasi guru dan lembar observasi aktivitas siswa. Lembar observasi guru diisi oleh kolaborator untuk menjadi alat kontrol guru dalam mengajar yang dijadikan bahan evaluasi pula dalam melakukan tindakan pada setiap siklusnya sebagai refleksi sedangkan lembar observasi siswa diisi oleh peneliti untuk mengetahui interaksi siswa dengan guru peneliti selama proses belajar mengajar. Berikut adalah kegiatan observasi yang dilakukan peneliti: Tabel 4.11 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II No Aspek yang diamati Nilai 1 2 3 4 I Membuka Pelajaran 1. Mengkondisikan kesiapan kelas dan kesiapan siswa  2. Apersepsi  3. Memotivasi siwa  4. Memberikan Pre test  5. Menyampaikan tujuan pembelajaran  II Kegiatan Inti 6. Menjelaskan materi pembelajaran d. Kualitas bahasa e. Sitematika penulisan f. Penggunaan waktu    7. Menggunakan alat atau media pembelajaran  8. Menggunakan model pembelajaran “Reciprocal Teaching” a. Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil b. Membagikan bahan diskusi c. Memperagakan menjadi guru siswa d. Memilih kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusi e. Membimbing siswa dalam melakukan aktifitas menjadi guru siswa      9. Kualitas interaksi pembelajaran a. Bahasa tubuh b. Suara c. Pemusatan perhatian kepada siswa    10. Kualitas pengelolaan kelas a. Pengelolaan kesiapan siswa dalam pembelajaran b. Pengelolaan suasana siswa dalam pembelajaran   11. Siswa menanyakan hal-hal yang kurang dipahami  III Kegiatan Penutup 12. Menyimpulkan hasil pembelajaran  13. Menutup kegiatan pembelajaran  IV Penilaian Evaluasi 14. Pemberian tes post test  Total 18+ 64 = 82 Rata-rata 3,56 Keterangan : 1 = Kurang ` 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik Dilihat dari hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran IPS siklus II sudah baik “3,56”. Guru telah dapat meningkatkan proses pembelajaran dan guru sudah menjalankan pembelajaran sesuai dengan konsep yang telah dibuat sebelumnya. Guru sudah dapat beradaptasi dengan siswa secara baik, suara gurupun sudah dapat didengar oleh siswa, siswa sudah mulai melaksanakan diskusi dengan baik, dan guru sudah menjalankan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP. Selanjutnya untuk observasi kegiatan siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini: Tabel 4.12 Lembar Observasi Aktivitas Kelompok Siswa Siklus II Kelompok : 1 No Kategori pengamatan Skor 1 2 3 4 1 Kesiapan mengikuti pembelajaran  2 Tingkat pemahaman kejelasan guru  3 Berusaha menyelesaikan bahan diskusi sesuai waktu yang diberikan  4 Bekerjasama dalam kelompok masing-masing  5 Kualitas menjadi guru siswa menjelaskan hasil pengisian bahan diskusi  6 Kualitas memimpin diskusi  7 Keaktifan bertanya  8 Keaktifan menjawab  9 Aktivitas mengikuti metode pembelajaran  10 Ketepatan waktu mengumpulkan hasil jawaban bahan diskusi  Total skor 2440 = 0,6 x100 = 60 Skor maksimum 40 Skor minimum 10 Tabel diatas menunjukkan bahwa aktivitas kelompok siswa pada siklus I untuk kelompok 1 masih belum tercapai walaupun siklus II mengalami peningkatan, sedangkan untuk kelompok lainnya dapat dilihat pada lampiran. Dan persentase hasil ketercapaian aktivitas kelompok siswa dapat dilihat pada tabel 4.13 dibawah ini. Tabel 4.13 Persentase Ketercapaian Aktivitas Kelompok Siswa Siklus II Kelompok Total Skor Persentase Keterangan 1 24 60 Tidak Tercapai 2 33 82 Tercapai 3 30 75 Tercapai 4 36 90 Tercapai 5 34 85 Tercapai 6 29 73 Tercapai 7 27 67 Tercapai Rata-rata 30 76 Tercapai Keterangan 1. Skor aktivitas kelompok siswa a. Skor maksimum = 40 b. Skor minimum = 10 c. Skor rata-rata = 26 atau 65 2. Skor rata-rata 26 atau 65 dijadikan sebagai patokan ketercapaian  65 = Tercapai  65 = Tidak tercapai Berdasarkan tabel 4.13 diatas dapat dilihat bahwa aktivitas kelompok 1 mengalami peningkatan sebesar 15 dibandingkan dengan aktivitas pada siklus I yaitu 45 pada siklus II ini menjadi 60. Kelompok 3 juga mengalami peningkatan sebesar 18 dibandingkan siklus I yaitu 57 menjadi 75. Persentase kelompok 6 pada siklus II sebesar 73 mengalami peningkatan sebesar 12 dari siklus I sebesar 55. Persentase aktivitas belajar siswa kelompok 7 pada siklus I sebesar 50 meningkat menjadi 67 hal ini menunjukan adanya peningkatan aktivitas belajar sebesar 17. Perolehan persentase aktivitas kelompok 2 mengalami peningkatan sebesar 17, pada siklus I diperoleh persentase sebesar 65 dan pada siklus II sebesar 82. Sedangkan persentase aktivitas kelompok 5 pada siklus II sebesar 85 mengalami peningkatan yang cukup besar dibandingkan kelompok 2 yang pada saat siklus I sama-sama memperoleh persentase 65 yaitu sebesar 20. Perolehan aktivitas kelompok 4 masih menunjukan persentase paling tinggi yaitu 95 pada siklus II dari 70 pada siklus I, hal ini menunjukan adanya peningkatan aktivitas sebesar 20. Pada siklus II ini kelompok 1 tidak tercapai hal ini dikarenakan kelompok 1 masih belum bisa bekerjasama dengan kelompoknya, kualitas berpresentasi masih malu-malu, kurang aktif bertanya dan menjawab. walaupun aktivitas kelompok 1 mengalami peningkatan sebesar 15 dibandingkan dengan aktivitas pada siklus I yaitu 45 pada siklus II ini menjadi 60. Selain melakukan observasi dengan kegiatan pengamatan, peneliti juga melakukan wawancara untuk menguatkan data hasil penelitian. Wawancara dilakukan diakhir siklus II, setelah semua kegiatan penelitian dilakukan. Yang menjadi sumber dalam wawancara tersebut adalah siswa- siswi kelas VIII-5 kelompok 4. Berikut adalah petikan wawancara peneliti dengan siswa-siswi kelas VIII-5 Kelompok 4: Tabel 4.14 Hasil Wawancara Responden Siswa kelas VIII-5 SMP Islam Parung Setelah Pelaksanaan PTK Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Terbalik Reciprocal Teaching Sekolah : SMP Islam Parung Kelas : VIII-5 HariTanggal : Kamis 28 November 2013 Waktu Wawancara : 10.00-Selesai Tempat : Ruang Kelas VIII-5 Identitas Siswa : 1. Siswa 1 dengan nilai tertinggi Muhammad Hafiz Nuddin 2. Siswa 2 dengan nilai terendah Hilda Hidayanti No Pertanyaan Tanggapan 1. Bagaimana pendapat kamu tentang pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching ? 1. Mudah dipahami Gampang 2. Mudah diingat 2. Apakah kalian senang belajar menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching ? 1. Iya 2. Senang 3 Apakah kalian merasa lebih aktif dan mudah untuk berfikir kreatif ? 1. Iya 2. Biasa Saja 4 Apakah belajar dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching membuatmu lebih mudah dan memahami materi IPS ? 1. Iya 2. Kadang-kadang 5 Apakah hasil belajar kamu meningkat setelah belajar dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching ? 1. Iya 2. Iya 6. Bagaimana pendapat kamu kelemahan dan kelebihan model pembelajaran Reciprocal Teaching? 1. Kelemahannya : pada saat berdiskusi berisik masih ada kelompok yang berteriak- teriak Kelebihanya : seru belajarnya 2. Kelemahannya : gerogi pada saat jadi guru siswa Kelebihannya : jadi asik belajarnya Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran terbalik reciprocal teachin lebih disukai siswa dalam memahami materi IPS, siswa merasa lebih aktif dan mudah untuk berfikir kreatif. Hasil belajar IPS Terpadu siswa pun mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti yakni PTK telah berhasil karena aplikasinya positif terhadap proses pembelajaran IPS dan hasil belajar IPS siswa. d. Refleksi Tahap refleksi pada siklus II ini berdasarkan pada lembar observasi dan evaluasi yang dilakukan oleh kolaborator ditemukan beberapa peningkatan, yaitu : 1 Suasana kelas lebih tertib, keadaan siswa menjadi lebih terkendali dan lebih konsentrasi. 2 Alokasi waktu dalam pembelajaran siklus II lebih optimal karena selesai pembelajaran tepat dengan waktu. 3 Siswa sudah baik dalam melakukan diskusi kelompok dan siswa yang pasif menjadi aktif setelah diberi penguatan oleh guru. Tabel 4.15 Daftar Nilai Siswa Siklus II No Nama Siswa Siklus II N-Gain II Kategori Pretes Postes 1 Adriel Akbar 28 78 0,74 Tinggi 2 Aldytia Rianto 50 86 0,72 Tinggi 3 Ammar Ryan R 57 92 0,84 Tinggi 4 Andri Iriansyah 42 78 0,62 Sedang 5 Asya 64 92 0,77 Tinggi 6 Dahlia Rahmawati 78 100 1 Tinggi 7 Dian Prisma Agung 57 86 0,67 Sedang 8 Dzauqy Khusnan Azazi 42 86 0,76 Tinggi 9 Faisal Akbar 42 86 0,76 Tinggi 10 Fajar Ramadhan 57 78 0,49 Sedang 11 Faris Andreyana 36 86 0,78 Tinggi 12 Fauziah Arsella 42 85 0,74 Tinggi 13 Gunawan A.F 57 92 0,81 Tinggi 14 Hilda Hidayanti 57 78 0,49 Sedang 15 Jhustine Octavianie 57 78 0,49 Sedang 16 Muhammad Arya Putra 36 86 0,78 Tinggi 17 Muhammad Hafiz Nuddin 64 100 1 Tinggi 18 Nadia Aurel. I 36 78 0,67 Sedang 19 Nur Dewi Kania Cecilia 42 78 0,62 Sedang 20 Nur Khofifah 57 86 0,67 Sedang 21 Pinkan Mamesah 42 86 0,76 Sedang 22 Raflie. D 64 100 1 Tinggi 23 Ridwan.S 57 86 0,67 Sedang 24 Salsabila Zahira 57 92 0,81 Tinggi 25 Sela Safitri 42 86 0,76 Tinggi 26 Sindi Wulandari 57 92 0,81 Tinggi 27 Triyawan. S 64 86 0,61 Sedang 28 Yossy Amrizal. P 42 78 0,62 Sedang Total 1426 2415 20,46 Rata-rata 50,92 86,25 0,73 Tinggi Rata-rata rendah - - - Rata-rata sedang 50,83 81,33 0,61 Rata-rata tinggi 51 89,93 0,81 Dari tabel dia 57 N-gain Krite 24 57 92 0,81 T 25 42 86 0,76 T 26 57 92 0,81 T 27 64 86 0,61 S 28 42 78 0,62 S 1426 2415 20,46 50,92 86,25 0,73 T - - - 50,83 81,33 0,61 51 89,93 0,81 diatas dapat disimpulkan : 43 57 Gambar 4.2 N-Gain Siklus II Kriteria Sedang N-gain Kriteria Tinggi 24 Salsabila Zahira 57 92 0,81 Tinggi 25 Sela Safitri 42 86 0,76 Tinggi 26 Sindi Wulandari 57 92 0,81 Tinggi 27 Triyawan. S 64 86 0,61 Sedang 28 Yossy Amrizal. P 42 78 0,62 Sedang Total 1426 2415 20,46 Rata-rata 50,92 86,25 0,73 Tinggi Rata-rata rendah - - - Rata-rata sedang 50,83 81,33 0,61 Rata-rata tinggi 51 89,93 0,81 Hasil belajar IPS Terpadu siswa siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, hal ini dapat dibuktikan dengan tidak ada lagi siswa yang NGainnya rendah dan otomatis menambah siswa dengan NGain sedang dan tinggi. Pada siklus II terdapat 12 siswa yang memiliki NGain sedang 43 dan 16 siswa yang memiliki NGain Tinggi 57. Rata-rata nilai pretes 50,92 dan postes adalah 86,25. Pada siklus II ini Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan II diperoleh gambaran bahwa model pembelajaran terbalik reciprocal teaching membuat siswa kinerja baca siswa yang mempunyai pemahaman buruk. Dalam hal ini mereka diajarkan empat strategi pemahaman dan pengaturan diri spesifik, yaitu merangkum bacaan, mengajukan pertanyaan, memprediksi materi lanjutan, dan mengklarifikasi istilah-istilah yang sulit dipahami sehingga memudahkan mereka untuk memahami suatu bacaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan. Peningkatan hasil belajar pada siklus I dan siklus II dapat dilihat sebagai berikut : Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa ada peningkatan hasil belajar pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I NGain dengan kriteria rendah 10 20 30 40 50 60 70 80 Siklus I Siklus II D a lam Gambar 4.3 Perbandingan N-Gain Siklus I dan Siklus II N-gain Kriteria Rendah N-gain Kriteria Sedang N-gain Kriteria Tinggi sebesar 11 yaitu sebanyak 3 siswa, kriteria sedang sebesar 68 yaitu sebanyak 19 siswa dan kriteria tinggi sebesar 21 sebanyak 6 siswa. Hasil dari siklus I jelas menunjukkan bahwa nilai yang dihasilkan belum maksimal dan belum mencapai tujuan yakni KKM sebesar 77. Pada siklus ke II peningkatan terjadi sangat signifikan pada Ngain kriteria tinggi, dimana siklus II terdapat NGain dengan kriteria sedang sebesar 43 yaitu sebanyak 12 siswa dan kriteria tinggi sebesar 57 sebanyak 16 siswa. Pada siklus II tidak terdapat siswa dengan Ngain berkriteria rendah, yang menunjukkan bahwa siklus II telah menghasilkan hasil yang memuaskan dan sesuai dengan tujuan yakni KKM sebesar 77. Tabel 4.16 Deskriptif Statistik Hasil Belajar Siklus I dan II Statistik Siklus I Siklus II Nilai Tertinggi 92 100 Nilai Terendah 57 78 Rata-rata Postes 77,39 86,25 Rata-rata N-gain 0,56 0,73 Berdasarkan telah terjadi penin siklus I dan siklus pretes siklus I 44, 6,22, nilai rata-rat siklus II adalah 8 rata N-Gain siklus dan diketahui bah yang sebesar yaitu pada siklus pertam 71, dan siklus k hasil belajar siswa disimpulkan bahwa dapat meningkatk satu model pembe ilmu pengetahuan siklus ke II seluru 72 74 76 78 80 82 84 86 88 N il ai R a ta -ra ta Peningk an data yang diperoleh dapat diambil kesimpulan ningkatan hasil belajar dari pretes dan postes ba lus II. Perinciannya adalah sebagai berikut : nilai 4,71 dan siklus II adalah 50,93 terjadi peningkatan -rata postes siklus I adalah 77,39 dan nilai rata-rat 86,25 telah terjadi peningkatan postes sebesar 8, lus I adalah 0.56 dan rata-rata N-Gain siklus II ada ahwa pada siklus II telah terjadi peningkatan hasi aitu 0,17 dibandingkan dengan hasil belajar pada tama ketuntasan belajar siswa yang dicapai yaitu s s kedua sebanyak 100 , dimana peningkatan pe swa dari siklus I ke siklus II mencapai 29. Da ahwa model pembelajaran terbalik reciprocal t tkan hasil belajar siswa dan dapat digunakan sebag belajaran yang dapat membantu guru dalam menya an khususnya mata pelajaran IPS. Karena hasil da uruh siswa sudah mendapatkan nilai sesuai dan le Siklus I Siklus II Tes Hasil Belajar Gambar 4.4 gkatan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II 77,39 86,25 lan bahwa baik pada lai rata-rata tan sebesar -rata postes 8,86, rata- dalah 0.73, asil belajar da siklus I, u sebanyak persentase Dan dapat l teaching bagai salah yampaikan dari postes lebih dari KKM mata pelajaran IPS yaitu 77. Maka siklus dihentikan dan dinyatakan berhasil.

C. Pembahasan Hasil Temuan Penelitian

Pada pelaksanaannya, penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, dari kedua siklus yang telah dilaksanakan terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Terbalik reciprocal teaching. Hal tersebut diperkuat juga dengan peningkatan aktivitas siswa dari siklus ke siklus. Tes hasil belajar diberikan kepada siswa sebanyak dua kali yaitu pretest dan posttest, terdiri dari 14 soal dalam bentuk pilihan ganda yang diberikan pada masing- masing siswa setiap siklusnya. Pada pelaksanaan siklus I terdapat beberapa kendala yang dialami oleh siswa, di antaranya pada saat melakukan diskusi, banyak siswa lebih mengandalkan temannya yang pintar dan aktif, dan siswa pun terdengar masih sangat gaduh ketika guru menjelaskan manfaat pembelajaran dan langkah- langkah pengamatan. Hal ini tejadi karena siswa belum terbiasa dan belum menyukai model pembelajaran Terbalik Reciprocal Teaching. Berdasarkan hasil skor rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 77,39. Selain itu, didukung oleh nilai hasil N-Gain siswa yang sudah memenuhi KKM Kriteria Ketuntasan Minimum yang telah di tetapkan sekolah yaitu 77 adalah sebanyak 20 orang, jika di persentasekan 71. Sedangkan siswa yang hasil belajarnya masih dibawah KKM berjumlah 8 orang atau sekitar 29. Dari keterangan tersebut proses pembelajaran IPS Terpadu menggunakan model pembelajaran terbalik reciprocal teaching dilanjutkan ke siklus II dengan tujuan meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu siswa karena persentase ketuntasan hasil belajar siswa yang diharapkan 100 pada siklus I hanya sebesar 71. Temuan penelitian pada siklus II menunjukan adanya perubahan hasil belajar siswa dengan rata-rata nilai hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 77,39 menjadi 86,25. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa seluruh siswa sudah memenuhi KKM Kriteria Ketuntasan Minimum yaitu 77, pada siklus I diperoleh 71 menjadi 100. Maka disimpulkan bahwa tindakan pada siklus II pada materi ini telah mencapai keberhasilan. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk menghentikan penelitian pada siklus ke II. Peningkatan yang terjadi pada hasil belajar siklus II merupakan hasil dari perbaikan tindakan siklus I. Kondisi ini terjadi tidak terlepas dari penerapan model pembelajaran terbalik Reciprocal Teaching pada mata pelajaran IPS yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Slavin bahwa model pembelajaran terbalik Reciprocal teaching yaitu model pengajaran kelompok kecil yang didasarkan pada prinsip perumusan pertanyaan melalui pengajaran dan pemberian contoh, guru menumbuhkan kemampuan metakognisi terutama untuk meningkatkan kinerja baca siswa yang mempunyai pemahaman buruk. 1 Siswa benar-benar mengalami dan menemukan sendiri apa yang di pelajari dari suatu bacaan, dengan demikian hasil yang dicapai menjadi lebih maksimal. Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti terbukti bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran terbalik reciprocal teaching pada mata pelajaran IPS. Namun tidak dipungkiri bahwa keberhasilan model pembelajaran diiringi oleh beberapa kelemahan. Kelemahan ini terjadi pada saat proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran dilakukan. Pada saat kegiatan belajar menggunakan model pembelajaran terbalik reciprocal teaching dilaksanakan masih banyak dari siswa yang kurang paham apa itu model pembelajaran terbalik reciprocal teaching karena mereka baru mendengar dan juga baru pertama kali diterapkan dikelas mereka VIII-5. Banyak dari siswa-siswi yang bingung harus mengerjakan yang mana dulu karena model pembelajaran terbalik reciprocal teaching siswa diajarkan empat 1 Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik, Jakarta: Indeks, 2011 strategi pemahaman dan pengaturan diri spesifik, yaitu merangkum bacaan, mengajukan pertanyaan, memprediksi materi lanjutan, dan mengklarifikasi istilah-istilah yang sulit dipahami. Dalam hal ini model pembelajaran terbalik reciprocal teaching bukanlah menjadi suatu model pembelajaran yang sempurna dan tidak memiliki kekurangan. model pembelajaran dengan segala kemenarikan pembelajarannya tak selamanya membawa pengaruh baik pada saat proses belajar. Terkadang kemenarikan suatu model pembelajaran akan mengurangi rasa bosan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Namun dengan diberikannya arahan yang cukup mengenai tujuan dan hakikat dari model pembelajaran, tentu pembelajaran akan berdampak positif dalam kegiatan pembelajaan. 85

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan tentang peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran terbalik reciprocal teaching pada mata pelajaran IPS, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran terbalik reciprocal teaching pada mata pelajaran IPS dengan baik karena dengan menggunakan model pembelajaran terbalik Reciprocal Teaching memudahkan mereka dalam memahami pelajaran. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran terbalik reciprocal teaching terlihat meningkat dari siklus I , hal ini ditunjukkan dari angka hasil belajar siswa pada siklus I dengan postes rata-rata 77,39 dengan N- Gain 0,56 dan hasil belajar siswa pada siklus II dengan rata-rata postes 92,68 dengan N-Gain 0,74. Hasil belajar telah tercapai karena semua siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar yang telah ditentukan yaitu 77 . Berdasarkan dari tindakan proses pembelajaran yang telah dilakukan dan hasil belajar yang telah diperoleh, maka model pembelajaran terbalik reciprocal teaching dapat dijadikan alternatif dalam proses pembelajaran kerena model pembelajaran ini siswa diajarkan empat strategi pemahaman dan pengaturan diri

Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205

Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen

1 17 97

Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Vii-H

0 16 239

Penerapan model pembelajaran terbalik reciprocal teaching untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa : penelitian tindakan kelas di mts daarul hikmah pamulang

0 20 265

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

Pengaruh model pembelajaran reciprocal teaching (pengajaran berbalik) terhadap hasil belajar Biologi siswa pada konsep protista (eksperimen di MAN 2 Bogor)

1 15 148

Hubungan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Dengan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Di Sma Negeri 46 Jakarta)

6 25 142

Upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika melalui teknik pembelajaran terbalik (reciprocal teaching)

0 36 0

Perbedaan hasil belajar ekonomi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran TTW (Think Talk Write) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) di SMA Nusa Putra Tangerang

1 6 154

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI Penerapan Metode Pembelajaran Reciprocal Teaching Terhadap Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada Siswa Kelas V Sekolah Da

0 0 10