Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Sejarah panjang kegiatan misi Kristenisasi di Indonesia, berawal dari kedatangan bangsa Portugis yang ditandai dengan kedatangan Colombus. bangsa Portugis yang menemukan rute ke Asia lewat Afrika Selatan menandai era baru kegiatan misi Kristenisasi dikepulauan Indonesia. 4 Pada tahun 1511, Portugis berhasil mendaratkan kapalnya di Malaka dan pada akhir tahun yang sama berhasil mencapai Maluku. Kemudian agama Kristen memasuki daerah tersebut, dengan mengikuti jalur perjalanan Portugis, maka salib-pun ditanamkan dimanapun kapal Portugis mendarat. Bersamaan dengan proses Islamisasi terhadap kebudayaan lokal Indonesia, bangsa Belanda mendarat di Banten, Jawa Barat, pada 1596, dan langsung bergabung dengan bangsa Portugis, Inggris, dan Spanyol dalam memburu keuntungan di wilayah tropis yang amat kaya akan rempah-rempah ini. Namun dalam pergulatan merebut pengaruh antara ketiga bangsa itu Portugis, Inggris, dan Spanyol, yang mendominasi kepulauan Nusantara yaitu bangsa Belanda, Maka pada abad ke 18, tentara-tentara Belanda berhasil melumpuhkan kerajaan Islam Mataram. Dengan bangkitnya kekuatan Belanda, kegiatan Misi Kristenisasi beralih ke VOC dan mulailah berkembang Kristen Protestan di wiliyah ini. Mereka mengambil alih Pastor dan jemaah Kristen di bawah pengaruh mereka, sehingga secara umum mereka benar-benar berhasil dalam usaha untuk menyebarkan ajaran Kristen di Indonesia. 5 4 Komaruddin Hidayat, Ed Passing Over, Melintasi Batas Agama, Jakarta: Gramedia dan Paramadina, 1998, hal. 11 5 Bahkan menurut Almanak Pemerintah untuk Hindia-Belanda hanya ada 17 Pendeta, 27 Misionaris dan satu Pastur tapi jumlah ini meningkat pada tahun 1900, menjadi berturut-turut 27 Ada tiga bentuk hegemoni, 6 yang digencarkan oleh kolonial penjajah yakni glory, gospel, gold, untuk itu mereka juga memberikan pelayanan pendidikan dan sosial, serta kolonial Belanda merekrut orang-orang Indonesia untuk memperoleh pendidikan Barat. Westernisasi bersamaan dengan kegiatan Misi Kristenisasi yang dilakukan di Indonesia. Menurut Alwi Shihab, pada umumnya Islam memandang Kristen sebagai Ahlul Kitab yang harus dihormati tetapi sepanjang perjalanan sejarah, hubungan yang telah menjadi sumber kebaikan bagi keduanya ini telah menjadi sumber berbagai kesalahpahaman, ketidakpercayaan dan konflik. 7 Pandangan Alwi Shihab di atas senada dengan Th. Sumartana, St. Sunardi dan Farid Warjidi, yang mengatakan: “Salah satu sebab pertentangan antara kedua agama besar ini Islam- Kristen menyangkut hal penyebaran agama dakwah, zending, Misi. Agama pada masa itu menampilkan dirinya sebagai potensi disintegratif yang cukup menonjol disamping bidang-bidang lainnya, seperti idiologi, politik, dan kesukuan. 8 Dalam kegiatan Misi Kristenisasi membutuhkan modal dan para ahli, baik di bidang agama maupun di bidang teknis riset, dana dari luar negeri tentu saja menjadi faktor pendukung yang singnifikan, misalnya dari International Christian Pendeta, 33 Misionaris ,49 Pastur, bisa dilihat di karyanya. Alwi Shihab, Islam Inklusif, Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama, Bandung, Mizan, 1997, cet ke-1, hal. 11 6 Istilah „Hegemoni‟ dipeloporikan oleh Antonio Gramsci, sosiolog aliran Marxis. Hegemoni dalam terminologi Gramsci adalah penguasaan terhadap kelas-kalas dibawahnya dengan cara fersuasif, sebagai lawan dari domonasi penguasaan dengan tekanan otoritarian dan kekerasan. Hegemoni juga berarti penguasaan atas pihak lain dengan jalan consensus, dimana pihak yang dikuasai menyetujui ide, gagasan, dan cara pandang pihak yang menguasainya. Lebih lanjut baca: Roger Simon, Gagasan-gagasan politik Gramsci, Jakarta, INSIST bekerja sama dengan Pustaka Pelajar, 2001, cet. III, hal, 19. 7 Th. Sumartana, “Pengantar; Menuju Dialog antar Iman, dalam Dialog, Kritik dan Identitas Agama, Yogyakarta: DianInterfidei, 1999, hal. X 8 Th. Sumartana, “Pengantar; Menuju Dialog antar Iman, dalam Dialog, Kritik dan Identitas Agama, Yogyakarta: dianInterfidei, 1999, hal. 9 Aid, dan dari Word Council of Churches yang menjadi donator terbesar dalam kegiatan misi Kristenisasi. Berbeda dengan penyebaran Islam di Timur Tengah yang dalam penyebarannya disertai dengan pendudukan wilayah oleh militer Muslim. Namun kedatangan Islam ke Indonesia dilakukan secara damai. 9 Untuk itu sebagai counter atas adanya Misi Kristenisasi di Indonesia, umat Islam dalam hal ini gerakan ormas Islam Muhammadiyah telah menampilkan diri dalam kehidupan keagamaan di Indonesia, karena Muhammadiyah sepanjang sejarahnya telah membuktikan bahwa ia bukanlah sekedar gerakan pendidikan atau sosial-keagamaan, melainkan juga gerakan yang sangat aktif mendorong kebangkitan kembali masyarakat muslim di Indonesia, selain sumbangannya yang mengesankan dalam bidang sosial, politik dan pendidikan, sayap perempuan Muhammadiayah, dalam hal ini Aisyiyah, mungkin dapat disebut sebagai gerakan kaum perempuan yang paling dinamis di dunia muslim Indonesia. Keresahan umat Islam dicerminkan dengan adanya gerakan-gerakan pribumi pada awal di Hindia-Belanda yang bercorak kultural dari pada politis. Adapun pergerakannya bervariasi, sebagian bersifat keagamaan dan sebagian yang lainnya bersifat sekuler. Salah satu pergerakan yang bersifat pendidikan dan kultural yang ditampilkan oleh kaum muslim santri ialah gerakan Muhammadiyah, yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Jawa Tengah pada 1912. 9 Azyumardi Azra, Renaisans Islam Asia Tenggara, Sejarah Wacana dan Kekuasaan, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1999, hal 8. Pada intinya Muhammadiyah memainkan empat peran penting yang saling berkaitan 10 : pertama, sebagai gerakan pembaharuan; kedua, sebagai agen perubahan sosial; ketiga, sebagai kekuatan politik; dan keempat, yang paling menonjol, sebagai pembendung paling aktif misi-misi Kristenisasi di Indonesia. Muhammadiyah secara terbuka berupaya menanggulangi pasang naik kegiatan Misionaris Kristen dalam berbagai cara. Tujuan ini diusahakan dicapai kadang- kadang dengan cara langsung, tetapi yang lebih sering dengan cara tidak langsung, yakni dengan menyediakan dan meningkatkan fasilitas-fasilitas pendidikan dan kesehatan Islam. Cara tidak langsung ini dimaksudkan untuk menandingi fasilitas sejenis yang sudah dengan mapan dikembangkan oleh lembaga Misionaris Kristen. Berangkat dari pemikiran tersebut, penulis mengajukan sebuah judul skripsi “Respons Muhammadiyah terhadap Misi kristenisasi di Indonesia Era Kepemimpinan K.H Ahmad Dahlan”. Maka berkenaan dengan itu dapat penulis tegaskan beberapa alasan memilih pokok masalah tersebut: Pertama , masih sangat sedikit tulisan yang berkenaan dengan “Aktivitas Misi Kristenisas,” mungkin hal ini disebabkan oleh dua hal. Pertama adalah ketidaksediaan untuk membahas permasalahan yang dapat memunculkan pertentangan tersembunyi antara umat Islam khususnya Muhammadiyah dan Kristen di Indonesia kepermukaan. Alasan Kedua adalah kehati-hatian yang berlebihan, berusaha untuk tidak mengusik kepekaan pemerintah terhadap permasalahan yang berhubungan dengan SARA Suku, Agama, Ras dan Antar 10 Alwi Shihab, Membendung Arus: Respons Gerakan Muhammadiyah Terhadap Penetrasi Misi Kristen di Indonesia, Bandung: Mizan, 1998, cet ke 1, hal. 3 Golongan, oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan Misi Kristenisasi ini, sebagai sumbangsi pemikiran dan upaya memecahkan kebekuan penulis tentang kegiatan Misi Kristenisasi. Kedua, tulisan ini tidak untuk mendiskreditkan umat Kristen sebagai kelompok minoritas, namun lebih merupakan pengungkapan fakta terhadap adanya aktivitas Misi.Kristenisasi pada masa Kolonial penjajahan di Indonesia. Ketiga, sesuai dengan tema, penulis ingin mengungkap lebih jauh mengenai bentuk Respons yang diberikan umat Islam khususnya Muhammadiyah terhadap adanya kegiatan Misi Kristenisasi pada masa Kolonial penjajahan dan mengungkap lebh jauh keterlibatan organisasi massa Muhammadiyah sebagai bentuk dari lembaga formal umat Islam dalam merespon adanya Misi Kristenisasi.

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah

Masuknya agama Kristen sering dianggap semata-mata hasil kerja penginjilan yang dihembuskan oleh kedatangan penjajah di Indonesia sehingga ini menjadi momok yang meresahkan bagi pribumi khususnya umat Islam. Agama adalah persoalan inti dalam kasus ini. Perpindahan agama yang dilakukan oleh seseorang merupakan manifestasi keinginan untuk melakukan perubahan secara radikal karena kepercayaan telah tertancap dalam di jantungnya dan berakar di hatinya. Ketika beralih agama berarti mencampakan agama masa lalu seseorang, akan tetapi akan menjadi masalah jika melakukan itu kepada ribuan orang yang sudah memiliki agama Islam yang dianut seperti di Nusantara pada masa Kolonial penjajah yang digarap oleh para Minionaris Kristen. Menginngat dalam doktin ajaran Kristen dikenal adanya perintah untuk melakukan penginjilan Evangelisasi. Berangkat dari permasalahan di atas tadi, hemat penulis, penelitian ini sangat layak untuk diteliti dan dikembangkan, maka agar permasalahan ini tidak meluas, penulis akan merumuskan ke dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut: 1. Apa sebenarnya konsepsi misi dan perkembangan Kristenisasi Era Kepemimpinan K.H. Ahmad Dahlan? 2. Apa yang melatarbelakangi K.H. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah? 3. Apa saja yang dilakukan oleh K.H. Ahmad Dahlan dalam menghambat Kristenisasi? 4. Apakah usaha K.H. Ahamd Dahlan berhasil dalam menghambat Kristenisasi?, jika berhasil tolak ukurnya dimana? 5. Bagaimana Respons Muhammadiyah terhadap kristenisasi di Indonesia pada Era Kepemimpinan K.H. Ahmad Dahlan? Secara keseluruhan Kristenisasi telah menjadi keresahan bagi umat Islam, mengingat di negara ini mayoritas penduduknya beragama Islam. Gerakan- gerakan Misi Kristenisasi dari awal kedatangnya yang dibawa oleh para penjajah hingga sampai sekarang dengan bentuk kemasan atau penampilan yang selalu berbeda-beda, ini telah menjadi momok yang meresahkan umat Islam sehingga harus di respons. Dalam kajian skripsi ini sesungguhnya memerlukan uraian panjang dan luas, maka titik fokus center of interest dari penelitian ini adalah pada konsep cara Misi Kristenisasi yang nantinya dapat dilihat dari awal kedatangannya sampai sekarang selalu berubah-rubah dan bagaimana Respons Muhammadiyah pada era kepemimpinan K.H. Ahmad Dahlan terhadap Kristenisasi. Di pilihnya ormas Islam Muhammadiyah bukan berarti menafikan peran organisasi lain dalam merespons adanya kegiatan misi Kristenisasi, namun penulis melihat berdasarkan fakta dan data yang ada, ormas Islam Muhammadiyah inilah yang secara nyata melakukan kegiatan-kegiatan sebagai reaksi terhadap adanya kegiatan Kristenisasi, maka untuk meresponsnya dibangunlah tempat pendidikan dan rumah sakit, serta panti asuhan diberbagai pelosok daerah-daerah untuk mengimbangi banyaknya para misi Kristenisasi yang disebar lembaga gereja, sehingga seperti inilah yang dilakukan Muhammadiayah untuk melakukan penetrasi terhadap misi Kristenisasi.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah ingin menjelaskan mengenai Respons Muhammadiyah Terhadap Misi Kristenisasi pada era kepemimpinan K.H. Ahmad Dahlan. Adapun manfaat dari penelitiaan ini antara lain: 1. Dapat dipakai sebagai salah satu bahan referensi yang menyangkut Misi Kristenisasi pada masa penjajahan di Indonesia 2. Sebagai stimulant awal untuk penelitian lebih lanjut dalam rangka menelusuri gerakan Misi Kristenisasi di Indonesia 3. Sebagai counter atas adanya kegiatan Kristenisasi di Indonesia yang dilakukan oleh Muhamadiyah era kepemimpinan K.H. Ahmad Dahlan