tersebut mengupas tentang berdirinya agama Kristen di Jawa berikut gerakan Misionarisnya yang dilakukan oleh gereja Protestan dan Katolik, untuk
menyebarkan Kristenisasi maka dilakukan oleh orang Eropa non gereja dan orang pribumi diantaranya: Mr Ende, nyonya Philips, Sadrach dan yang lainnya. Pokok
dalam buku ini adalah menceritakan riwayat hidup Sadrach dan pergerakannya dalam penyebaran Misi Kristenisasi di jawa. Diantara pendukung buku lainnya
adalah buku “Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia” yang dikarang oleh pendeta. Dr. Jan S. Aritonang. Buku ini memaparkan tentang perjumpaan
Islam dan Kristen pada masa penjajahan Portugis, Belanda VOC, Jepang, serta perjumpaan Islam dan Kristen pada masa Orde Lama, pada masa Orde Baru, dan
perjumpaan Islam pada masa Era Reformasi. Selain itu masih banyak buku lainnya yang berkaitan tentang Misi Kristenisasi di Indonesia yang dijadikan
sebagai referensi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Maka dari studi review terhaduhu di atas, penulis ingin mengungkapkan Kristenisasi pada era
kepemimpinan K.H. Ahmad Dahlan sebagai counter oleh ormas Islam Muhammadiyah terhadap Kristenisasi, serta buku-buku lainnya yang menyangkut
Muhammadiyah dan agama Kristen di Indonesia.
E. Kerangka Teori
Menjelang didirikannya
Muhammadiyah, Islam-Indonesia
tengah mengalami krisis karena keterbelakangan pemeluknya akibat sistem pendidikan
yang statis. Kegiatan Misi Kristen maupun organisasi yang tidak berbasis Islam nampaknya menempati posisi terdepan karena disebabkan oleh kuatnya pengaruh
lobi Kristen Pemerintah Kolonial yang bertujuan untuk mengebiri peranan Islam
Indonesia. Oleh karena itu Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiayah adalah perkembangan logis dalam menghadapi kegiatan Kristenisasi yang diberi
dukungan dan kekuatan oleh para penguasa Kolonial Belanda
13
. Sebagai counter atas Misi kristenisasi Ahmad Dahlan mendirikan lembaga pendidikan yang
menggabungkan sistem pesantren dan umum. Berangkat dari Firman Allah “dan barang siapa mencari agama selain
Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima dari-Nya dan di akhirat kelak ia akan termasuk orang yang merugi”.
14
Menurut Murtdha Muthahhari jika seseorang mengatakan bahwa makna Islam secara harfiah adalah ketundukan kepada Allah
maka konsekuensinya wajib ketundukan kepada Allah dengan menerima perintah- perintahnya. Selain itu dalam pandangan Murtdha Muthahhari hanya ada satu
agama yang benar pada tiap zaman, dan semua manusia wajib beriman kepadanya. Sehingga tiap-tiap nabi menguatkan keabsahan nabi-nabi terdahulu,
maka konsekuensinya keimanan kepada semua nabi adalah ketundukan agama- agama sebelumnya kepada nabi yang teraktual
15
. Dalam hal ini Islam yang di
bawakan oleh nabi Muhammad. F.
Metode Pembahasan
Dalam upaya memudahkan penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan kajian pustaka, analisis historis mengenai respons Muhammadiyah
terhadap kristenisasi di Indonesia pada era kepemimpinan K.H. Ahmad Dahlan, maka dilakukan dua tahapan metode pembahasan sebagai berikut: Pertama,
13
Mahasri Shobahiya DKK, Studi Kemuhammadiyahan, Surakarta: Lembaga Pengembangan Ilmu-ilmu Dasar LPID UMS, 2008 Cet ke 3, hal 43
14
Al- Qur‟an Surat Ali’Imran Ayat 85
15
Murtdha Muthahhari, Memastikan Bunda Teresa Masuk Neraka?, Dopok; Pustaka Iman, 2006 hal 26-27