PENUTUP Respons muhammadiyah terhadap kristenisasi di Indonesia

kerja misionaris Kristen bukan hanya untuk membawa orang-orang Islam menjadi Kristen, tetapi mencabut mereka keluar dari Islam”. 1 Dalam doktin ajaran Kristen dikenal adanya perintah untuk melakukan penginjilan Evangelisasi yaitu ketika Kristus berpesan kepada muridnya “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridku dan baptislah mereka dalam nama Bapak dan Anak dan Roh Kudus ”, 2 dan ajarlah mereka melakukan segala yang telah kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. Matius 28:16-20 Begitulah para penginjil berpegang teguh pada ayat tersebut, walaupun nyawa sebagai taruhannya, dengan tujuan untuk menyebar luaskan amanat agung kepada pribumi Nusantara ini. Kecurigaan kalangan muslim itu semakin mendalam ketika mereka menyaksikan layanan kemanusiaan yang menjonol dalam kegiatan misionaris, seperti bantuan pendidikan, kesehatankeuangan untuk memasyarakatkan ajaran Kristen, sehingga hal ini mereka pandang sebagai suatu bentuk yang sama dengan upaya Kristenisasi. Dalam membicarakan awal Kristenisasi, menurut Y. Bakker menganggap permulaan pengembangan agama Kristen di Indonesia terjadi pada pertengahan abad VII dengan berdirinya Episkopal Syria di Sumatera 3 1 Alwi Shihab, Islam Inklusif, Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama, Bandung, Mizan, 1997, cet ke-1, hal. 9 2 Injil Matius 28:19, hal 19 3 Episkopal dengan arti bahwa Gereja-gereja ke Gerejaan diperintahi oleh uskup-uskup; dari atas ke bawah secara rinci, dan para pemimpinnya ditunjuk, bukan dipilih oleh jemaat selaku wakil-wakilnya. Baca Abujamin Roham, Ensiklopedia Lintas Agama, Jakarta: Emerald, 2009, hal. 173 Sejarah panjang kegiatan misi Kristenisasi di Indonesia, berawal dari kedatangan bangsa Portugis yang ditandai dengan kedatangan Colombus. bangsa Portugis yang menemukan rute ke Asia lewat Afrika Selatan menandai era baru kegiatan misi Kristenisasi dikepulauan Indonesia. 4 Pada tahun 1511, Portugis berhasil mendaratkan kapalnya di Malaka dan pada akhir tahun yang sama berhasil mencapai Maluku. Kemudian agama Kristen memasuki daerah tersebut, dengan mengikuti jalur perjalanan Portugis, maka salib-pun ditanamkan dimanapun kapal Portugis mendarat. Bersamaan dengan proses Islamisasi terhadap kebudayaan lokal Indonesia, bangsa Belanda mendarat di Banten, Jawa Barat, pada 1596, dan langsung bergabung dengan bangsa Portugis, Inggris, dan Spanyol dalam memburu keuntungan di wilayah tropis yang amat kaya akan rempah-rempah ini. Namun dalam pergulatan merebut pengaruh antara ketiga bangsa itu Portugis, Inggris, dan Spanyol, yang mendominasi kepulauan Nusantara yaitu bangsa Belanda, Maka pada abad ke 18, tentara-tentara Belanda berhasil melumpuhkan kerajaan Islam Mataram. Dengan bangkitnya kekuatan Belanda, kegiatan Misi Kristenisasi beralih ke VOC dan mulailah berkembang Kristen Protestan di wiliyah ini. Mereka mengambil alih Pastor dan jemaah Kristen di bawah pengaruh mereka, sehingga secara umum mereka benar-benar berhasil dalam usaha untuk menyebarkan ajaran Kristen di Indonesia. 5 4 Komaruddin Hidayat, Ed Passing Over, Melintasi Batas Agama, Jakarta: Gramedia dan Paramadina, 1998, hal. 11 5 Bahkan menurut Almanak Pemerintah untuk Hindia-Belanda hanya ada 17 Pendeta, 27 Misionaris dan satu Pastur tapi jumlah ini meningkat pada tahun 1900, menjadi berturut-turut 27