total aktiva, penjualan, dan kapitalisasi pasar, maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut.
Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan kepada total asset penjualan.
43
Total asset adalah jumlah keseluruhan kekayaan atau sumber ekonomika yang dikuasai perusahaan dan digunakan oleh perusahaan untuk mencapai
tujuannya. Menurut Dewi Mayasari semakin besar asset yang dimiliki suatu
perusahaan maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Asset perusahaan berada pada posisi neraca yang mencerminkan kekayaan dan
merupakan hasil penjualan dalam berbagai bentuk. Dalam perusahaan perbankan untuk mengetahui besarnya ukuran perusahaan dapat dilihat dari jumlah total
asset yang dimiliki.
44
Perusahaan yang mampu menghasilkan laba besar biasanya perusahaan yang memiliki kinerja baik dan berskala besar, dikarenakan pangsa pasar yang
besar pula. Perusahaan yang besar dianggap mempunyai risiko lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Karena perusahaan yang besar
dianggap lebih mempunyai akses ke pasar modal serta memilki modal yang
43
Asyanto, “Analisis Pengaruh Set Kesempatan Investasi, Leverage, dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba ”, Skripsi S1 Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009, h. 27.
44
Dewi Mayasari, “Pengaruh Pemberian Kredit, Pendapatan Bunga, Ukuran Perusahaan pada Industri Perbankan”, Skripsi S1 Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, h. 35.
banyak. Sehingga perusahaan tersebut dapat menjalankan operasinya yang berdampak perusahaan akan menghasilkan laba yang besar pula.
D. Rasio Profitabilitas
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan denagn pos lainnya yang mempunyai hubungan yang
relevan dan signifikan berarti. Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang digambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya.
45
Salah satu rasio keuangan dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas. Menurut Lukman Dendawijaya rasio profitabilitas adalah alat ukur untuk
menganalisa atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan.
46
Sedangkan menurut Dewi Astuti rasio profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba. Satu-satunya ukuran profitabilitas
yang paling penting adalah laba bersih. Para investor dan kreditor sangat berkepentingan dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan menghasilkan laba
saat ini maupun masa datang.
47
Dengan demikian, yang harus diperhatikan oleh perusahaan bank adalah tidak hanya bagaimana usaha untuk memperbesar laba,
akan tetapi yang lebih penting adalah usaha untuk mempertinggi profitabilitasnya.
45
Sofyan Safri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2008, h. 297.
46
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, h. 118.
47
Dewi Astuti, Manajemen Keuangan Perusahaan, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004, h.
36.
Secara keseluruhan, maka perusahaan bank pada umumnya menggunakan rasio profitabilitas sebagai berikut:
1. Gross Profit Margin Rasio ini menunjukkan berapa persen keuntungan yang dicapai dengan
menjual produk. Dalam kondisi normal, Gross Profit Margin seharusnya
positif karena menunjukkan apakah perusahaan dapat menjual barangnya diatas harga pokoknya. Bila
Gross Profit Margin negatif, ada pertanda bahwa perusahaan tersebut rugi dari bisnis utamanya.
48
Laba Kotor Gross Profit Margin = -------------------- x 100
Penjualan
2. Net Profit Margin Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari bisnis
setelah dikurangi dengan segala biaya-biaya. Sama seperti Gross Profit
Margin, perusahaan yang sehat seharusnya memiliki Net Profit Margin positif artinya bisnis tersebut mencetak laba bersih.
49
Laba Bersih Net Profit Margin = -------------------- x 100
Penjualan
48
Jopie Jusuf, Analisis Kredit Untuk Accout Officer Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2007, h. 66.
49
Ibid, h. 68.