Pendapatan Bagi Hasil TINJAUAN TEORITIS
Adapun mekanisme perhitungan bagi hasil tersebut didasarkan pada dua sistem yaitu
profit sharing dan revenue sharing. 1.
Profit Sharing adalah
bagi hasil yang dihitung dari pendapatan setelah dikurangi modal
ra’su al-mal dan biaya-biaya, dan boleh pula didasarkan pada prinsip bagi hasil
. 2.
Revenue Sharing adalah
bagi hasil yang dihitung dari pendapatan setelah dikurangi modal
ra’su al-mal
sebelum dikurangi dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.
Disamping itu, Fatwa Nomor 15DSN-MUIIX2000 tanggal 7 Jumadil Awal 1421 H atau 16 September 2000 M juga menetapkan tentang prinsip
distribusi bagi hasil dalam lembaga keuangan syariah, fatwa tersebut antara lain:
38
1. Pembagian hasil usaha antara pihak mitra atau bentuk usaha kerjasama boleh didasarkan pada prinsip
profit sharing bagi untung dan boleh didasarkan pada prinsip
revenue sharing bagi pendapatan. 2. Kedua prinsip tersebut pada dasarnya dapat digunakan untuk keperluan
distribusi usaha dan lembaga keuangan syariah. 3. Agar para pihak yang berkepentingan memperoleh kepastian tentang prinsip
mana yang boleh digunakan dalam lembaga keuangan syariah dan sesuai dengan prinsip ajaran Islam, DSN memandang perlu menetapkan fatwa
38
Majelis Ulama Indonesia, “Fatwa Dewan Syariah Nasional”. Artikel ini diakses pada tanggal 7 April 2010 dari http:www.mui.or.id
tentang prinsip pembagian bagi hasil usaha lembaga keuangan syariah untuk dijadikan pedoman.
Dari penjelasan fatwa DSN tersebut maka pembagian hasil usaha dapat dilakukan dengan dua sistem yaitu
profit sharing dan revenue sharing. Aplikasi kedua dasar bagi hasil ini pada umumnya dilakukan oleh industri perbankan
syariah. Namun pada saat ini, bank syariah yang beroperasional semuanya menggunakan perhitungan bagi hasil atas dasar
revenue sharing. Bank yang menggunakan sistem bagi hasil berdasarkan
revenue sharing kemungkinan yang terjadi adalah tingkat bagi hasil yang diterima oleh pemilik
dana akan lebih besar dibanding dengan tingkat suku bunga pasar yang berlaku. Kondisi ini akan mempengaruhi para pemilik dana untuk mengarahkan
investasinya kepada bank syariah yang justru mampu memberikan hasil yang optimal, sehingga akan berdampak kepada peningkatan total dana pihak ketiga
pada bank syariah. Jika suatu bank menggunakan sistem
profit sharing maka kemungkinan yang akan terjadi adalah bagi hasil yang akan diterima oleh para pemilik dana
akan semakin kecil, tentunya akan mempunyai dampak yang cukup signifikan apabila ternyata secara umum tingkat suku bunga pasar lebih tinggi. Kondisi ini
akan mempengaruhi keinginan masyarakat untuk menginvestasikan dananya pada bank syariah yang berdampak menurunnya jumlah dana pihak ketiga secara
keseluruhan, tetapi apabila bank tetap ingin mempertahankan sistem profit
sharing tersebut dalam perhitungan bagi hasil mereka, maka jalan satu-satunya
untuk menghindari risiko tersebut diatas yaitu dengan cara bank harus mengalokasikan sebagian porsi bagi hasil yang akan mereka terima untuk subsidi
terhadap bagi hasil yang akan dibagikan kepada nasabah pemilik dana.
39
Sehingga para nasabah pemilik dana tetap berkeinginan untuk menginvestasikan dananya pada bank syariah.
Selanjutnya terdapat faktor langsung dan faktor tidak langsung yang dapat mempengaruhi tingkat bagi hasil, diantaranya:
1. Faktor Langsung
Menurut Syafi’i Antonio diantara faktor langsung direct factors
yang mempengaruhi perhitungan bagi hasil adalah:
40
a. Invesment rate, merupakan presentase aktual dana yang dinvestasikan
dari total dana. Jika bank menentukan investment rate sebesar 80 persen,
berarti 20 persen dari total dana dialokasikan untuk memenuhi likuiditas. b. Jumlah dana yang telah tersedia untuk diinvestasikan merupakan jumlah
dana dari berbagai sumber dana yang tersedia untuk diinvestasikan. c. Nisbah bagi hasil
profit sharing ratio diantaranya harus ditentukan pada awal perjanjian, dapat berbeda-beda dari waktu ke waktu dalam satu bank
39
Abu Asma’ Kholid, “Hakikat Mudharabah”, As-sunnah, Edisi.3 2006: h. 264.
40
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik¸ Jakarta: Gema
Insani Press, 2001, h. 139-140.
2. Faktor Tidak Langsung
41
a. Penentuan butir-butir pendapatan dan biaya mudharabah Bank dan nasabah melakukan
share dalam pendapatan dan biaya profit and sharing. Pendapatan yang “dibagihasilkan” merupakan pendapatan
yang diterima dikurangi biaya-biaya. Jika semua biaya ditanggung bank, hal ini disebut
revenue sharing. b. Kebijakan
akunting Bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh berjalannya aktivitas
yang diterapkan, terutama sehubungan dengan pengakuan pendapatan dan biaya.