Kesucian Cinta Kekuatan Cinta Habibie dan Ainun dalam Novel Habibie dan Ainun

29 Saat keromantisan menghiasi hari-hari Habibie dan Ainun semuanya akan terasa indah dan lebih berarti. Keromantisan inilah yang menjadi dasar kekuatan cinta Habibie dan Ainun.

4.1.3 Kesucian Cinta

Kesucian adalah kebersihan dan kemurnian hati. Alwi, 2007:1096. Kesucian cinta berarti menerima segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh pasangan. Segalanya akan terasa indah di saat menjaga kesucian cinta yang dimiliki. Habibie dan Ainun juga yang menjaga kesucian cinta mereka, sehingga apapun kesusahan yang mereka rasakan akan berubah menjadi kebahagiaan antara mereka berdua. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan: ”Rasa kedinginan, letih, dan lapar hilang terpukau oleh pandangan mata Ainun yang mencerminkan kebahagiaan dan cinta yang murni, suci, sejati, sempurna, dan abadi.” BJH, 2020:20. Menjaga kesucian di dalam perkawinan sangat penting. Habibie dan Ainun yang saling menjaga kesucian cinta mereka dengan sebuah keyakinan. Ainun yang rela mengorbankan segalanya untuk membuat suami dan kedua anaknya bahagia. Bagi Ainun, yang terpenting tetap menjaga kesucian cinta mereka. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan: ”Berdasarkan keyakinannya, Ainun mengorbankan hoby dan pekerjaannya sebagai dokter untuk membangun bersama Ilham, Thareq, dan suaminya tetap menciptakan keluarga sakinah sesuai ajaran agama Islam dan budaya kami yang dikalbui oleh cinta yang murni,suci, sejati, sempurna, dan abadi.” BJH, 2010:62. 30 Ketika kehilangan seseorang yang disayangi berarti kehilangan sebagian dari diri sendiri, tetapi ketika mencintai orang yang disayangi berarti menyatukan dua jiwa menjadi satu. Perpisahan antara Habibie dan Ainun bukan berarti kehilangan cinta mereka. Kesuksesan cinta yang mereka dapatkan tidak mudah apabila tidak adanya kesucian cinta. Habibie yang tidak pernah untuk lupa untuk mendoakan Ainun. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan: ”Ainun sepanjang masa berada di sekitar saya dan keluarga, selama kami sekeluarga terus memanjatkan doa dengan getaran jiwa kami untuk Ainun.” BJH, 2010:319. Kematian yang menjemput seseorang tidak berarti harus melupakan orang tersebut. Orang di dunia pada akhirnya harus berakhir dengan kematian. Kematian Ainun berarti hanya kehilangan fisiknya secara nyata. Namun, bukan berarti harus kehilangan semua yang ada di dalam diri Ainun. Kepergian Ainun yang harus mengajarkan Habibie untuk menerima segalanya karena Habibie mengiklhaskan kepergian Ainun. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan: ”Saya ikhlas menerima keadaan dan menjadi lebih tenang dan tegar dan tidak merasa ditinggalkan Ainun.” BJH, 2010:319. Kekuatan cinta berarti jiwa, roh, batin, dan nurani sudah menyatu. Kehilangan fisik dari seseorang akan pasti terjadi, tetapi tidak untuk kehilangan jiwa, roh, batin, dan nurani dari orang yang disayangi. Habibie dan Ainun memiliki kekuatan cinta yang begitu luar biasa. Cinta mereka akan selalu hadir. Mereka juga dapat berkomunikasi setiap saat hanya dengan tatapan mata mereka saja. Cinta Habibie dan Ainun yang begitu luar biasa menandakan kesucian cinta mereka yang begitu besar 31 dan dalam. Kesucian cinta Habibie kepada Ainun abadi dan membuat Habibie tetap merasakan hadirnya Ainun. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan: ”Hanya dengan tatapan mata saja tanpa berbicara sering dapat berkomunikasi langsung dan mengerti isi hati dan kehendak kami. Ainun jiwa, roh, batin dan nurani kita sudah manunggal dan atap kita bersama adalah langit alam semesta.” BJH, 2010:265. Perpisahan yang terjadi di antara Habibie dan Ainun bukan berarti membuat Habibie harus melupakannya. Jiwa mereka yang sudah menyatu membuat Habibie tidak harus kehilangan sepenuhnya jiwa Ainun karena bagi Habibie perpisahan akan mengantarkan setiap manusia kepada Tuhan-Nya. Kesucian cinta mereka akan selalu hadir sampai Ainun meninggal dunia karena cinta mereka akan selalu bersama. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan: ”Ainun jiwa, roh, batin dan nurani kita sudah manunggal dan atap kita bersama adalah langit alam semesta. Karena itu Ainun tetap berada di samping saya dan saya di samping Ainun, di mana saja kami sedang berada sepanjang massa.” BJH, 2010:303. Kesucian cinta mereka membuat Habibie dan Ainun memiliki jiwa yang sulit untuk dipisahkan. Habibie sangat merasa kehilangan Ainun, tetapi itu semua hadir karena cinta mereka yang sudah menyatu. Kesucian cinta Habibie dan Ainun akan selalu dijaga oleh Habibie. Hal ini ditandai dalam kutipan: ”Kini tinggal saya sendiri berada dalam dunia yang terasa sudah gelap. Saya sering mengatakan kepada siapa pun bahwa kepergian Ainun, telah membuat ”jiwa saya kehilangan sebelah”. Begitu lama saya merasakan kekosongan jiwa. Bagaimana hal itu tidak terjadi kepada saya, jika Ainun istri yang saya sayangi dan cintai adalah bagian dari diri saya, dan saya adalah bagian dari diri Ainun. Berbulan-bulan kepergian Ainun, saya lewatkan dengan malam-malam yang terasa hampir hambar dan kosong.” BJH, 2010:311. 32

4.1.4 Saling Memberi