13
2.2 Landasan Teori
Penelitian ini menganalisis penyebab kekuatan cinta Habibie kepada Ainun tetap abadi dan bagaimana kekuatan cinta dalam novel Habibie dan Ainun karya
Bacharuddin Jusuf Habibie dengan menggunakan teori sosiologi sastra. Sosiologi sastra merupakan penelitian terhadap karya sastra dengan mempertimbangkan
keterlibatan struktur sosialnya yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan, memahami, dan menjelaskan unsur-unsur karya sastra dalam kaitannya dengan
perubahan-perubahan struktur sosial yang terjadi di sekitarnya. Ratna, 2003:25. Sosiologi sastra dengan memanfaatkan teori strukturalisme dianggap
mengalami kemunduran. Analisis strukturalisme dianggap mengabaikan masyarakat yang justru merupakan asal-usulnya karena kesadaran bahwa karya sastra harus
difungsikan sama dengan aspek-aspek kebudayaan yang lain, maka satu-satunya cara adalah mengembalikan karya sastra ke tengah masyarakat dan memahaminya sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dengan sistem komunikasi secara keseluruhan. Ratna, 2004:332.
Ilmu-ilmu yang terlibat dalam sosiologi sastra adalah sastra dan sosiologi. Karya sastra memasukkan aspek-aspek kebudayaan yang lain, maka ilmu-ilmu yang
terlibat adalah sejarah, filsafat, agama, ekonomi, dan politik. Hal yang diperhatikan dalam penelitian sosiologi sastra adalah dominasi karya sastra, sedangkan ilmu-ilmu
yang lain sebagai imu pembantu. Di dalam analisis sosiologi sastra oleh Wellek dan Warren dalam Faruk, 1994:4 menggunakan pendekatan sosiologi sastra, yaitu
sosiologi pengarang yang memasalahkan status sosial, ideologi sosial, dan lain-lain
14
yang menyangkut pengarang sebagai penghasil karya sastra, sosiologi karya sastra yang memasalahkan karya itu sendiri, sosiologi sastra yang memasalahkan pembaca,
dan sosiologi sastra karena pengaruh sosial karya sastra. Sapardi dalam Faruk, 1994:4 menemukan tiga pendekatan yang berbeda.
Pertama, konteks sosial pengarang. Hal yang berhubungan dengan posisi sosial sastrawan dalam masyarakat dan kaitannya dengan masyarakat pembaca. Hal yang
perlu diteliti dalam pendekatan ini adalah: a bagaimana pengarang mendapatkan mata pencahariaanya, b sejauh mana pengarang menganggap pekerjaannya sebagai
suatu profesi, dan c masyarakat apa yang setuju oleh pengarang. Kedua, sastra sebagai cermin masyarakat. Hal yang mendapat perhatian adalah: a sejauh mana
sastra mencerminkan masyarakat pada waktu karya sastra itu ditulis, b sejauh mana sifat pribadi pengarang memengaruhi gambaran masyarakat yang ingin
disampaikannya, c sejauh mana genre sastra yang digunakan pengarang dapat dianggap mewakili seluruh masyarakat. Ketiga, fungsi sosial sastra. Dalam hubungan
ini ada tiga hal yang menjadi perhatian: a sejauh mana sastra dapat berfungsi sebagai perombak masyarakat, b sejauh mana sastra hanya berfungsi sebagai
penghibur, dan c sejauh mana terjadi sintesis antara kemungkinan a dan b di atas.
Pada kesempatan ini, penulis akan meneliti sesuai dengan pendapat Sapardi dalam Faruk pada bagian kedua poin a yaitu sejauh mana sastra mencerminkan
masyarakat pada waktu karya itu ditulis.
15
Ada beberapa jenis relasi laki-laki dengan perempuan menurut Brahmanto 2015:15, yaitu:
1. Relasi antara Laki-Laki dan Perempuan sebagai Suami Istri
Relasi antara laki-laki dan perempuan akan didapatkan dalam sebuah ikatan rumah tangga. Kedudukan dari seorang laki-laki yaitu sebagai pemimpin dan
seorang istri sebagai pendamping dari pemimpinnya. Membina relasi yang baik antara suami dengan istri yang tidak dengan jalan yang mudah, yaitu
menjadikan keluarga sebagai keluarga yang benar menurut pandangan agama yang dianutnya.
2. Relasi antara Laki-Laki dan Perempuan dalam Keluarga
Relasi antara laki-laki dan perempuan dalam keluarga akan tercermin dari perilaku kesehariaannya. Menjalin relasi atau hubungan yang baik harus
memiliki etika atau norma yang harus dipatuhi di dalam lingkungan masyarakat. Belajar di dalam menjaga perasaan orang lain dan menghormati
keberadaan anggota keluarga sehingga tercipta hubungan yang baik. Kita harus tetap menjaga relasi tersebut agar tetap tercipta suatu hubungan yang
dipenuhi dengan kejujuran tanpa ada noda, tipu daya, dan kecurangan. Pergaulan yang baik akan melahirkan keamanan dan ketenangan hati,
sementara penyalahgunaan kepercayaan akan memicu kemerosotan akhlak dan akan menimbulkan kehancuran.
16
3. Relasi dalam Bidang Sosial
Relasi dalam bidang sosial berarti adanya hubungan jalinan relasi atau hubungan dengan masyarakat di sekitar kita. Membina relasi yang baik
dengan masyarakat sehingga terwujud sesuatu yang baik. Pada kesempatan ini penulis hanya meneliti relasi laki-laki dan perempuan
sebagai suami istri dengan menitikberatkan kepada kekuatan cinta yang tergambar dalam novel Habibie dan Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie.
2.3 Tinjauan Pustaka