Hidup Mandiri Kekuatan Cinta Habibie dan Ainun dalam Novel Habibie dan Ainun

34 khusus yang dikalbui oleh cinta yang murni, suci, sejati, sempurna, dan abadi. Sehingga semua yang tidak mungkin menjadi mungkin.” BJH, 2010:55. Habibie yang selalu bersyukur memiliki pasangan hidup seperti Ainun yang memiliki sifat dan tanggung jawab yang dapat menjaga cinta sejati mereka. Kepintaran Ainun bukan untuk diri Habibie saja, namun juga untuk seluruh masyarakat Indonesia. ”Saya bersyukur bahwa Ainun sudah berhasil melaksanakan fungsinya sebagai ibu yang menciptakan keluarga yang sakinah dan sejahtera, selain menunjukkan pembelaannya atas peningkatan terus menerus kodrat wanita Indonesia, bahkan untuk seluaruh masyarakat dan bangsanya.” BJH, 2010:156. Selalu bersyukur dengan apa yang Tuhan berikan untuk umat-Nya. Kepergian Ainun tidak membuat Habibie harus menyalahkan dirinya sendiri ataupun Tuhan. Habibie mengambil hikmat bahwa kepergian Ainun merupakan jalan satu-satunya yang harus disyukuri untuk kebahagiaan mereka. Walaupun Habibie yang selalu merasa sedih. Namun semua itu, jalan yang sudah diberikan Tuhan. Mengikhlaskan Ainun dan menyukuri apa yang telah terjadi. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan: ”Saya juga bertanya mengapa harus demikian? Apa yang harus saya laksanakan? Namun, saya kembali kepada keyakinan dan agama saya, bahwa tiap orang yang beragama dan percaya pada eksitensi Tuhan percaya bahwa hidup dan mati seseorang ditentukan oleh Tuhan. Yang dikehendaki Tuhan adalah yang terbaik dan pasti akan terjadi.” BJH, 2010:238.

4.1.6 Hidup Mandiri

Mandiri berarti potensi yang dikaruniakan Tuhan kepada setiap manusia untuk meraih kesuksesan di dunia ini. Orang yang mandiri memiliki rasa percaya diri 35 yang besar dalam menghadapi hidup dan menyelesaikan permasalahan sendiri. Syafie’ie, 2008:85. Hidup mandiri Habibie membuat dirinya sudah terbiasa melakukan apa yang telah menjadi tanggungjawabnya. Ainun yang tidak pernah mengeluh kepada Habibie, membuat Habibie bangga kepadanya. Ainun memiliki sifat mandiri karena Ainun menyadari pekerjaan yang telah dilakukan Habibie sudah terlalu banyak, sehingga Ainun tidak mungkin menambah pekerjaannya. Kemandirian Ainun inilah yang membuat Habibie bahagia. Semua pekerjaan rumah dapat dikerjakan Ainun dengan baik tanpa mengeluh. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan: ”Saya belajar menggunakan waktu secara maksimal sehingga semuanya dapat terselesaikan dengan baik mengatur menu murah tetapi sehat, membersihkan rumah, menjahit pakaian, melakukan permainan edukatif dengan anak, menjaga suami, membuat suasana rumah yang nyaman; pendeknya semuanya yang harus dilakukan agar suami dapat memusatkan perhatiaannya pada tugas-tugasnya. Saya belajar tidak mengganggu konsentrasinya dengan persoalan di rumah.” BJH, 2010:26. Penghasilan yang pas-pasan membuat Habibie dan Ainun harus hidup mandiri. Ini semua mereka lakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka. Hidup mandiri mengajarkan mereka banyak hal untuk tetap mensyukuri hidup. Habibie yang harus berjuang sendiri untuk menambah penghasilan dilakukan dengan semangat dan untuk membahagiakan keluarganya. Habibie harus menambah penghasilan dengan meninggalkan Ainun sementara waktu. Habibie dan Ainun belajar banyak hal dengan hidup mandiri karena dengan hidup mandiri berarti mereka mensyukuri apa yang mereka miliki. Hal ini terlihat dalam kutipan: 36 ”Penghasilan kami pas-pasan: mendapat setengah gaji seorang Diploma Ingeneur, oleh karena bekerja setengah hari sebagai Asisten pada Institut Konstruksi Ringan Universitas, enam ratus DM lagi dari DAAD, Dinas Beasisiwa Jerman. Untuk menambah penghasilan, suami dengan mencuri-curi waktu bekerja sebagai ahli konstruksi pada pabrik kereta api mendisain gerbong-gerbong berkonstruksi ringan. Waktu sangat berharga dan harus diatur ketat: pagi-pagi ke pabrik dulu, kemudian sampai malam di universitas. Pukul 10.00 atau pukul 11.00 malam baru sampai di rumah dan menulis disertasi. Kemana-mana naik bis, malah karena kekurangan uang untuk membeli kartu langganan bulanan, dua tiga kali seeminggu ia jalan kaki mengambil jalan pintas sejauh limabelas kilometer. Sepatunya berlobang-lobang; baru menjelang musim dingin lobangnya ditambal.” BJH, 2010:19. Kepergian Habibie ke luar kota saat Ainun hamil tua tidak membuat Ainun gelisah. Pekerjaan Habibie yang sibuk mengajarkan Ainun banyak hal untuk memahami pekerjaan dari suaminya. Hidup mandiri Ainun membuat Habibie bangga memiliki seorang pasangan hidup sepertinya. Ainun yakin kepergian Habibie akan membuat dirinya menjadi lebih baik lagi karena Tuhan akan memberkati keluarga mereka. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan: ”Untuk pertama kalinya saya harus tinggalkan Ainun seorang diri dalam keadaan hamil tua tanpa pembantu di desa kecil di luar Kota Aachen. Tetangga Jerman kami menyatakan akan menjaga dan memperhatikan Ainun, mencatat alamat, telepon kantor dan hotel di mana saya akan tinggal dan bekerja di Kota Minden. Ainun sama sekali tidak memperlihatkan keprihatinan dan kegelisahan untuk tidak menggangu konsentrasi saya, pada pekerjaan dengan segala masalah yang sedang saya hadapi. Ainun menyatakan keyakinannya bahwa semua yang saya hadapi Insya Allah akan selesai dengan baik dan Allah selalu akan melindungi kami. Ia mencium saya dan terus melihat dari jendela ketika saya berjalan ke tempat pemberhentian bus.” BJH, 2010:27. Kesibukan Habibie membuat Ainun menjadi wanita yang mandiri dan tidak pernah mengeluh. Ainun tetap tersenyum disaat Habibie tidak berada di sampingnya. 37 Namun, itu semua akan terobati ketika mereka dapat bertemu dengan senyuman yang selalu mereka rindukan. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan: ”Mengasuh Ilham yang begitu aktif sambil mengandung, muntah, meludah, dan membereskan rumah seorang diri adalah pekerjaan yang tidak gampang. Tetapi Ainun tidak pernah mengeluh dan melaksanakan tugasnya dengan kesabaran sebaik mungkin. Ia tetap segar dan cerah jikalau saya pulang. Senyumannya terus memberi ketenangan mencerminkan kebahagiaan. Saya sering menceritakan pengalaman di kantor dan Ainun selalu mengilhami saya dengan senyuman yang kurindukan.” BJH, 2010:47.

4.1.7 Saling Membantu