25
janjinya untuk selalu bersama dengan Ainun setelah meninggal dunia. Kebersamaan mereka hingga 48 tahun 10 hari mengisahkan banyak sekali kenangan di antara
mereka, sehingga Habibie sangat sulit untuk melupakan Ainun. Hal ini terlihat dalam kutipan: ”Manunggal jiwa, roh, batin, dan nurani Ainun dan saya mungkin saja dapat
terjadi karena direkat oleh cinta Ainun dan saya yang murni, suci, sejati, sempurna dan abadi.” BJH, 2010:319. Cinta yang suci membuat Habibie berjanji untuk selalu
menjaga dan mencinta Ainun sampai Ainun meninggal dunia.
4.1.2 Kemesraan atau Keromantisan
Kemesraan atau keromantisan adalah aliran kesenian yang mengutamakan perasaan. Jasin, 1962:29. Romantis dapat juga diartikan sebagai dunia orang yang
sedang bercinta, udara penuh harum-haruman, dan getaran jiwa yang mesra. Abdul 2006:13 mengatakan kemesraan adalah sesuatu yang harus ada di
dalam setiap rumah tangga karena tanpa adanya kemesraan, tidak akan menikmati hidup yang indah dan benar-benar bermakna. Kemesraan seharusnya diberikan setiap
saat kepada pasangan suami dengan istri supaya kebahagiaan dan keromantisan akan selalu tercipta di dalam hubungan.
Kemesraan akan selalu datang saat menjalin hubungan dengan orang yang disayangi. Kemesraan itu akan datang dengan sendirinya tanpa dibuat-buat atau
dipikirkan sebelumnya. Begitu juga dengan kemesraan yang dirasakan oleh Habibie dan Ainun di saat mereka masih berpacaran. Hari-hari Habibie dan Ainun dihiasi
dengan kemesraan yang dimulai dengan Habibie yang mengatakan cintanya di dalam
26
sebuah becak. Keduanya saling malu untuk mengatakan cinta mereka sambil adanya kemesraan yang hadir di dalam diri mereka. Masa pacaran Habibie dan Ainun selalu
dilengkapi dengan adanya keromantisan cinta. Habibie dan Ainun selalu berusaha untuk bertemu agar cinta mereka semakin kuat. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan:
”Entahlah, yang jelas kita lalu berpacaran; malam-malam hari di dalam becak dengan jok tertutup walaupun tidak hujan. Kami berpacaran di
Bandung. Kami pacaran di Jakarta; cuti saya tidak berlangsung selamanya. Ia rajin datang; setiap hari saya pulang kantor selalu sudah
menunggu di rumah. Rumahnya sendiri cukup dekat di Jalan Mendut tempat tinggal kakaknya yang menikah dengan Subono Mantofani.
Semuanya berlangsung dengan cepat. Ia datang bulan Januari atau Februari. Kami menikah bulan Mei. Bulan Juni kami mengurus cuti
saya di luar tanggungan negara mengikuti suami ke Jerman….” BJH, 2010:9.
Seorang istri akan membutuhkan dan merindukan seorang suami yang selalu
romantis. Cinta yang romantis akan dimulai dengan adanya komunikasi cinta yang berjalan dengan baik dan lancar. Seorang istri membutuhkan dan merindukan waktu
komunikasi kepada suami. Namun, hal ini akan rusak atau hancur apabila suatu hubungan selalu ada kesibukan yang membuat lupa dengan semuanya tanpa adanya
kebersamaan. Habibie yang selalu sibuk dengan tugas dan tanggungjawabnya, tidak
membuat Ainun banyak berkomentar. Ainun selalu berusaha mengerti dengan kesibukan Habibie. Setiap masalah yang terjadi pada mereka, akan mereka selesaikan
secara bersama. Setiap senyuman yang diberikan Ainun kepada Habibie dapat menambah semangatnya. Bagi Habibie senyuman dari Ainun akan sangat berarti
dalam memulai aktivitasnya. Ainun juga yang tidak pernah absen dalam
27
mendampingi Habibie membuat mereka selalu bertemu dalam keromantisan cinta mereka. Jiwa mereka yang sudah menyatu membuat mereka sudah saling memahami.
Tidak ada pertengkaran ataupun keributan diantara mereka karena adanya perbedaan pendapat. Cinta mereka yang telah menyatu yang membuat hidup mereka berdua
selalu harmonis. Keromantisan dan kesetiaan cinta mereka dapat dilihat ketika Ainun yang selalu setia mendampingi Habibie. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan:
”Beliau telah mendampingi Presiden Republik Indonesia ketiga, Bapak Prof. Dr. Bacharuddin Jusuf Habibie, dalam menunaikan ibadah tugas-
tugas kenegaraan yang sangat berat. Dengan penuh kesetiaan dan kepercayaan, almarhumah senantiasa mendampingi Presiden Habibie
melewati hari-hari yang tidak mudah dalam satu periode sejarah yang sangat menentukan, yaitu ketika negara kita diguncang krisis tahun
1998 sampai 1999, berbarengan dengan mulai dilaksanakannya reformasi nasional yang dramatis dan berskala besar. Dalam suka dan
duka, beliau selalu tegar menjalankan tugas sebagai Ibu Negara bagi kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara yang kita cintai.” BJH,
2010:304. Kesetiaan Ainun dalam mendampingi Habibie dapat dilihat jelas karena
keromantisan yang mereka miliki. Kebahagiaan yang mereka pertahankan sangat sulit apabila tidak didampingi dengan rasa kesetiaan. Kebersamaan Habibie dan Ainun
menggambarkan kesuksesan cinta mereka. Ainun yang selalu setia, membuahkan hasil sehingga cinta mereka tetap abadi. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan:
”Khususnya istri saya tercinta, dokter Hasri Ainun Habibie, yang telah mendamping dengan kesetiaan yang tulus serta dengan pengorbanan
yang ikhlas, sehingga saya dapat menjadi hamba Allah seperti sekarang ini. Saya sering menyatakan bahwa: ”di balik sukses seorang tokoh,
tersembunyi peran dua perempuan yang amat menentukan, yaitu ibu dan istri.” BJH, 2010:265.
28
Ainun selalu setia mendampingi Habibie dengan sebuah senyuman yang membuat Habibie semakin semangat menjalani hari-harinya. Keromantisan Habibie
dan Ainun selalu mereka rasakan walaupun ada kesibukan salah satu dari mereka. ”Pada semua proses persiapan apapun, Ainun setia mendampingi saya
di segala pasang surut perjuangan. Penampilan, wajah senyuman yang saya rindukan itu, tidak pernah meninggalkan saya. Ainun senantiasa
mengilhami, menjadikan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.” BJH, 2010:110.
Keromantisan cinta Habibie dan Ainun karena cinta mereka yang murni,
sejati, suci, sempurna, dan abadi. Habibie dan Ainun yang berusaha menjaga keromantisan cinta sehingga tercipta keluarga yang sempurna. Hal ini dapat dilihat
dalam kutipan: ”Ainun yang memiliki moral baik, bekerja mandiri, konsisten, kuat,
religius, pejuang, merakyat, berusaha, belajar dari proses membangun keluarganya menjadi keluarga sakinah yang berakar pada nilai agama
dan nilai budaya yang dikalbui oleh cinta yang murni, suci, sejati, sempurna dan abadi, tulus dan ikhlas. Pengalaman Ainun diterapkan
membantu membangun masyarakat sekitarnya dapat memahami mekanisme membangun keluarga sakinah atau keluarga sejahtera dan
bahagia.” BJH, 2010:65. Kemesraan Habibie dan Ainun akan selalu hadir sekalipun mereka tidak dapat
selalu bersama. Tidak perduli dengan yang terjadi karena Habibie dan Ainun percaya saat mereka menyatukan hati dan perasaan mereka menjadi satu dan lebih kuat. Hal
ini dapat dilihat dalam kutipan: ”Saya selalu bersamamu, di sampingmu, di mana pun dan dalam
keadaan apapun saya selalu akan disampingmu. Tuhan selalu bersama kita. Wajah, mata Ainun terus memukau dan memberi semangat pada
saya.” BJH, 2010:219.
29
Saat keromantisan menghiasi hari-hari Habibie dan Ainun semuanya akan terasa indah dan lebih berarti. Keromantisan inilah yang menjadi dasar kekuatan
cinta Habibie dan Ainun.
4.1.3 Kesucian Cinta