Informan Penelitian Subyek dan Informan Penelitian .1 Subyek Penelitian

dapat membedakan serta mampu mengambil keputusan sendiri sesuai dengan apa yang diharapkan oleh orang tua. 3.2 Subyek dan Informan Penelitian 3.2.1 Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah anak perokok aktif yang kegiatan sehari- harinya masih berstatus pelajar SMA di Surabaya dan orang tua kandung dari anak perokok tersebut.

3.2.2 Informan Penelitian

Informan penelitian tidak ditentukan berapa jumlahnya, tetapi dipilih beberapa yang diangggap mengetahui, memahami permasalahan yang terjadi sesuai sustansi penelitian ini. Hal ini disebabkan karena dalam penelitian kualitatif tidak mempersoalkan jumlah informan, melainkan yang terpenting adalah seberapa jauh penjelasan informan yang diperoleh dalam menjawab permasalahan. INFORMAN 1 Informan kesatu adalah Dimas Azhari, 16 tahun. Anak kedua dari dua bersaudara ini masih duduk dibangku sekolah menengah kejuruan SMK Surabaya berasal dari keluarga sederhana, ayahnya Pak Hisyam bekerja sebagai pegawai di kantor swasta sedangkan ibunya sebagai pegawai negeri sipil. Dimas mengakui bahwa tertarik dengan rokok karena rasa penasaran dan ingin mencoba- coba setelah melihat kakaknya yang terlihat memegang rokok. Dia mulai 44 mencoba- coba untuk merokok sejak kelas 3 SMP sampai akhirnya diketahui oleh orangtuanya sehingga mendapatkan hukuman dari ayahnya. Akibat dari perbuatannya Dimas dihukum ayahnya dengan menggunduli rambutnya berharap supaya tidak akan mengulanginya kembali. Meskipun sudah mendapat hukuman Dimas tetap saja meneruskan merokok karena ketagihan dan sulit untuk tidak merokok. INFORMAN 2 Informan kedua adalah Fajar Triputra, 17 tahun. Warga Gunung Anyar Jaya Tengah ini merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara yang masih duduk di bangku XI IPS mulai mengenal rokok sejak SMP. Anak dari pasangan Agus dan Widya menurutnya merokok dapat menghilangkan stress saat pulang sekolah ataupun merasa bosan dirumah. Fajar mengaku pernah untuk tidak merokok ketika berkumpul temannya yang tidak merokok dengan alasan sungkan. Ditanya mengenai reaksi dari orangtuanya hanya ayahnya saja yang mengetahui jika Fajar merokok, sedangkan ibunya belum mengetahui hingga saat ini. Pelajar yang mempunyai hobi sepak bola ini dapat menghabiskan 8 sampai 12 batang rokok apabila rasa bosan ketika dia berada dirumah, karena Fajar merasa seringkali kurang mendapatkan perhatian dari orangtuanya. Maka dari itu, Fajar lebih meluangkan waktu bersama temannya. 45 INFORMAN 3 Informan ketiga adalah Achmad Hammad, 17 tahun. Anak kedua dari tiga bersaudara ini masih mengenyam pendidikan kelas XI SMA Negeri di Surabaya. Achmad berasal dari keluarga sederhana, almarhum ayahnya Pak Mulyana bekerja sebagai wiraswasta sedangkan ibunya sebagai ibu rumah tangga. Kakaknya masih kuliah semester 2 di salah satu Perguruan Tinggi Surabaya sedangkan adiknya masih duduk dibangku Sekolah Dasar. Achmad mengaku dirinya tertarik untuk merokok karena mengikuti teman dan merasa gengsi apabila tidak ikutan merokok. Menurut ibunya dalam kesehariannya memang jarang sekali berada dirumah karena Achmad tergolong anak yang mudah bergaul dengan siapapun. Biasanya dalam sehari pelajar yang hobi bermain futsal ini dapat menghabiskan rokok hingga satu pack disaat nongkrong bersama teman- temannya. Hal ini yang membuat Achmad sulit untuk tidak merokok dalam kesehariannya. INFORMAN 4 Informan keempat adalah Angga Saputra, 17 tahun. Dalam kesehariannya Angga jarang sekali dirumah dan lebih banyak menghabiskan waktu luangnya bersama teman- temannya. Pelajar ini mengetahui rokok dari iklan yang saat itu sekolahnya sedang mengadakan acara pentas seni. Awalnya Angga penasaran seperti apa rokok tersebut maka dari itu dia mencobanya bersama temannya sehingga sekarang menyebabkan ketagihan. Warga Tenggilis ini menjajakan sebagian uang sakunya untuk rokok tiap harinya. Angga yang masih mengenyam 46 pendidikan dibangku SMA Negeri di Surabaya ini mengaku bahwa sepulang sekolah biasanya tidak langsung pulang ke rumah melainkan berkumpul dahulu bersama temannya hanya untuk bercanda sambil menghisap rokok. Anak kedua dari dua bersaudara ini dapat menghisap lebih dari 6 batang rokok tiap harinya yang dibeli dari uang sakunya sendiri. Menurutnya semenjak mengenal rokok, menjadi lebih tenang dalam menghadapi masalah apapun seperti ketika setelah dimarahi orangtuanya. Dalam penelitian ini informan yang digunakan terdiri dari empat informan, yaitu orang tua anak yang perokok tersebut. Selain itu penelitian ini juga bisa menjadi acuan untuk masyarakat khususnya orang tua yang memiliki anak yang merokok ini, sehingga kondisi komunikasi interpersonal dalam keluarga menjadi efektif dan juga si anak tidak sampai kecanduan rokok. Peneliti berusaha akan menjaring sebanyak mungkin informasi yang berkaitan dengan tujuan penelitian dari beberapa sumber. Sebanyak- banyaknya informasi akan dicari dengan menggunakan wawancara mendalam sehingga dapat menghasilkan data berupa narasi atau kata- kata, tindakan yang memungkinkan narasumber mendefinisikan dirinya sendiri dan lingkungannya dengan istilah- istilah mereka sendiri.

3.3 Pembatasan Masalah

Dokumen yang terkait

Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Perokok (Studi Deskriptif Mengenai Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Perokok Dalam Membentuk perilakunya Di Kota Cimahi)

0 5 1

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK HIPERAKTIF (Studi DeskriptifKualitatif Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Hiperaktif di Surabaya).

0 0 95

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PENGGUNA GADGET AKTIF (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Sekolah Dasar pengguna gadget aktif; handphone, playstation, dan laptop di Sidoarjo).

1 5 157

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PEMAIN GAME ONLINE DotA DI SURABAYA ( Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Pemain Game Online DotA di Surabaya ).

0 1 122

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak yang Pengemis).

0 1 99

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak yang Pengemis).

0 2 95

POLA KOMUNIKASI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK AUTIS KOTA SURABAYA ( Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak Autis di Surabaya ).

0 1 76

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PEROKOK AKTIF DI SURABAYA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Perokok Aktif di Surabaya)

0 0 21

POLA KOMUNIKASI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK AUTIS KOTA SURABAYA ( Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak Autis di Surabaya )

0 0 15

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK HIPERAKTIF (Studi DeskriptifKualitatif Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Hiperaktif di Surabaya)

0 0 14