2.7 Kerangka Berpikir
Fenomena merokok di kalangan remaja saat ini merupakan dampak dari ketidakharmonisan dalam keluarga, pada intinya penyebab ketidakharmonisan
dalam keluarga adalah lemahnya komunikasi interpersonal dalam keluarga sehingga merusak kekokohan konsentrasi serta keutuhan keluarga tersebut.
Keluarga adalah unit sosial terkecil yang berfungsi untuk membentuk pribadi serta menanamkan nilai- nilai dan moral- moral yang berlaku pada
masyarakat umum terhadap anak. Selain itu, keluarga juga berfungsi sebagai penanaman nilai- nilai agama kepada anak agar mereka memiliki pedoman hidup
yang benar. Fungsi utama keluarga yaitu sosialisasi menempatkan keluarga sebagai
benteng utama penjaga budaya suatu komunitas atau kelompok. Keluarga menjadi simpul utama untuk mengajarkan nilai dan norma pada anak. Dalam hal ini peran
orangtua sebagai pihak yang seharusnya melindungi anak ternyata tidak berjaalan dengan semestinya.
Lemahnya komunikasi interpersonal dalam keluarga tidak hanya disebabkan oleh sikap orangtua terhadap anak, selain faktor dari orangtua remaja juga
mempengaruhi hubungan komunikasi antara orangtua dengan anak. Remaja merupakan masa “Storm and Drag” yaitu sebagai periode yang berada ditandai
dengan rasa pemberontakan otoritas orangtua.
Merokok merupakan suatu perilaku yang kompleks karena merupakan hasil interaksi dari aspek kognitif, lingkungan sosial, kondisi psikologis dan fisiologis.
Secara kognitif para perokok tidak memperlihatkan keyakinan yang tinggi terhadap
36
bahaya yang didapat dari merokok. Dari aspek sosial, para perokok mengatakan bahwa mereka terpengaruh orang-orang lain di sekitarnya. Secara psikologis, perilaku
merokok dilakukan untuk mengurangi ketegangan dan melupakan sejenak masalah yang dihadapi. Nikotin yang terkandung di dalam rokok dapat bereaksi terhadap
jaringan otak sehingga mampu mengubah perasaan, selera, alertness yang dapat membuat orang merasa senang Husin dalam Suara Pembaharuan, Rabu 22 Mei
2002. Peneliti berusaha memberikan informasi ini secara umum bagi remaja untuk
mencapai seluruh aspek psikologis dapat dilakukan dengan tidak merokok melainkan dengan hal lain seperti berprestasi. Tetapi perlu diperhatikan pada kepercayan diri dan
pengaruh teman. Untuk meningkatkan kepercayaan diri yang dapat diperoleh melalui prestasi dalam bidang lain yang lebih baik seperti dalam bidang olah raga dan lebih
mengendalikan diri saat berkumpul dengan teman yang merokok, jika perlu “Say no to Smoking” serta memiliki ketegasan untuk tidak merokok. Bagi pihak sekolah dapat
memberikan pengetahuan dan pembinaan tentang perilaku merokok serta dampak dari merokok, sehingga remaja dapat memikirkan kembali jika ingin berparilaku merokok.
Peneliti juga berusaha melihat bagaimana pola komunikasi orangtua dengan anak perokok di Surabaya, sehingga dapat mengakibatkan permasalahan dalam
keluarga dan pada akhirnya remaja terpengaruh untuk merokok.
37
38
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel