interview, Rabu 28 Juli 2010 pk. 15.00
Berikut pernyataan informan IV dari hasil kroscek sikap apa yang anda lakukan setelah mengetahui anak merokok, berikut pernyataannya :
Kroscek “ Dulu waktu dia masih SMP sempat saya marahin karena merasa masih
belum cukup umur untuk mengetahui hal- hal seperti itu. Saya cuma takut kalau dia malah mengetahui yang lebih dari rokok seperti narkoba atau
sejenisnya. Tapi karena angga itu cuek dan sekarang saya mengaggap sudah mengerti hal yang positif atau negative jadi dibiarkan saja. Mungkin dia
takut dibilang sama temannya kurang jantan atau apalah, kan biasa sekarang anak muda itu kayak gitu”.
Interview, Kamis 29 Juli 2010 pk. 18.00
Berdasarkan pernyataan dari informan IV dan Angga maka pola komunikasi yang diterapkan informan IV adalah pola komunikasi
permissive. Akan mempengaruhi hubungan interpersonal dan mengakibatkan komunikasi kurang baik. Berdasarkan pernyataan diatas
maka hubungan interpersonal antara angga dengan orangtua kurang begitu baik disebabkan kurangnya komunikasi diantara keduanya. Selain itu hal ini
juga tidak didukung peranan informan empat. Seharusnya informan empat ini memberikan perhatian yang lebih disela kesibukannya. Inilah peranan
orangtua kepada anaknya disela kesibukannya untuk meluangkan waktu untuk anaknya sehingga hubungan interpersonal mereka baik dan
komunikasi mereka bisa berjalan dengan lancar.
C. Pola Komunikasi Authoritative demokratif
Dalam hal ini sikap acceptance penerimaan dan kontrolnya tinggi, sikap responsif terhadap kebutuhan anak mendorong untuk menyatakan
61
pendapat atau pertanyaan, memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik dan yang buruk. Sedangkan anak bersifat sahabat,
memiliki rasa percaya diri mampu mengendalikan diri self control, bersikap sopan dan bekerjasama, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,
mempunyai tujuan atau arah hidup yang jelas dan berorientasi terhadap prestasi.
Sedangkan anak bersikap sahabat, memiliki rasa percaya diri, mampu mengendalikan diri self control mendorong anak untuk menyatakan
pendapat atau pernyataan, memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik dan yang buruk. Dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa pola komunikasi Authoritative terjadi dalam remaja perokok di Surabaya.
Pada informan III ini berbeda jika dibandingkan dengan informan yang lainnya karena informan III ini menerapkan pola komunikasi Authoritative.
Hubungan interpersonal antara orangtua dengan anak tetap terjalin dengan baik dan hal ini mengakibatkan komunikasi mereka tetap lancar. Berikut pernyataan
informan III pada saat peneliti menanyakan apakah anda mengetahui pergaulan anak anda, berikut pernyataannya :
Informan III “ya iya saya tahu tapi tetap saya kontrol trus dari temannya kadang juga dari
sekolah, kan disitu juga banyak teman guru dan kakak saya juga disitu jadi guru BPnya. ya sesekali saya tarik sesekali ulur ya kayak layang- layang, kan mau
nggak mau kita nggak boleh terlalu kaku dengan prinsip orangtua karena anak sekarang nggak bisa digitukan”.
interview, Kamis 29 Juli 2010 pk. 11.00
62
Berikut hasil kroscek yang dilakukan peneliti mengenai sikap orangtuanya yang selalu memberikan perhatian kepada anak- anaknya sehingga komunikasi
tetap berjalan dengan lancar dan baik sambil menghisap rokoknya dan memberikan sikap yang santai ketika diwawancarai, berikut pernyataannya :
Kroscek “ ya awalnya mereka nggak suka kalau saya merokok karena masih sekolah dan
rokok itu nggak baik. Orangtua saya sempat marah terutama ibu tapi semakin lama orangtua saya membiarkan mungkin karena melihat perkembangan jaman
ya. Orangtua saya selalu memberi nasehat dan selalu mengingatkan untuk melakukan kegiatan yang bersifat positif.”
interview, Rabu 28 Juli 2010 pk. 16.30 Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat peneliti gambarkan bahwa
informan III melakukan perannya yaitu memberikan perhatian dan pengertian pada anaknya. Untuk itu komunikasi mereka tetap berjalan dan hal ini yang
menyebabkan hubungan interpersonal kedua belah pihak berjalan dengan baik. Informan III berusaha mengontrol anaknya dan bersikap responsif terhadap
pergaulan anak. Selai itu mendorong anak untuk menyatakan pendapat dan juga memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan baik dan buruk, berikut
pernyataannya : “ya kalau orangtua kayak ginilah, sering juga tak marahi betul itu tapi sekarang
ya agak lumayan mungkin karena semakin dewasa jadi semakin ngerti kalau dulu waktu SMP malah jarang sekali dirumah. Saya itu takut betul kalau ada temannya
yang iseng, tiba- tiba dikasih minum lalu dicampur sama narkoba, kan anak sekarang itu nggak bisa diperkirakan.”
interview, Kamis 29 Juli 2010 pk. 11.00
Berikut hasil kroscek dengan Achmad, peneliti disini menanyakan seberapa perhatian orangtua kepada anda, dengan tegas achmad mengungkapkannya,
berikut pernyataannya :
63
“ ya gitu ibu saya takut banget kalau saya sampai coba- coba yang namanya narkoba. Mungkin karena orangtua melihat saya sudah ketagihan sama rokok
makanya saya selalu diingatkan jangan terlalu percaya sama teman kalau dikasih minuman atau apalah. Saya cuma mikir karena orangtua sayang dan perhatian,
maka saya selalu ingat nasehatnya”. interview, Rabu 28 Juli 2009 pk. 16.30
Maka berdasarkan pernyataan diatas dengan menerapkan pola komunikasi Authoritative maka hubungan interpersonal antara orangtua dan anak dapat
berkembang dengan baik karena adanya saling pengertian dan menghargai kedua belah pihak, hal ini didukung orangtua bertindak sesuai dengan peranannya. Yang
mengakibatkan komunikasi antara informan tiga dengan anaknya dapat berjalan lancer dan baik. Sehingga anaknya dapat bersikap bersahabat, serta berprestasi
dan juga mampu mengendalikan dirinya.
4.3 Pembahasan