8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pendekatan Pembelajaran CEP
2.1.1 Pembelajaran Kontekstual
Inovasi dalam pembelajaran yang akhir-akhir ini dikembangkan oleh para ahli pendidikan adalah pembelajaran yang lebih memacu peserta didik untuk
belajar secara kontekstual. Namun pada kenyataannya berbagai produk benda dan fenomena alam yang ada di sekitar kehidupan manusia belum dieksploitasi
sebagai sumber belajar kimia secara optimal. Sementara itu, hakikat dari kimia adalah agar dapat diperoleh atau ditemukan senyawa-senyawa yang bermanfaat
bagi kemaslahatan umat manusia. Oleh karena itu, pembelajaran kimia sebaiknya dikembangkan dari objek atau fenomena nyata yang ada di sekitar kehidupan
peserta didik Hardy, T.C., 2003. Dengan demikian, peserta didik akan merasa bahwa ilmu kimia itu ada di sekitar kehidupannya dan nyata, tidak abstrak berada
jauh di angkasa. Pendekatan pembelajaran kimia Chemoentrepreneurship CEP adalah pendekatan pembelajaran kimia yang dikembangkan dengan mengkaitkan
langsung pada objek nyata atau fenomena di sekitar kehidupan manusia sebagai peserta didik, sehingga selain mendidik dengan pendekatan pembelajaran CEP ini
memungkinkan peserta didik dapat mempelajari proses pengolahan suatu bahan menjadi produk yang bermanfaat, bernilai ekonomi dan memotivasi untuk
berwirausaha Fuer et al., 2002 dan Ranis, S.H and P.B. Walters, 2004. Dengan pendekatan pembelajaran ini, menjadikan pelajaran kimia itu lebih menarik,
menyenangkan dan lebih bermakna.
9
2.1.2 Chemoentrepreneurship CEP
Istilah entrepreneurship acapkali diasosiasikan dengan memulai sesuatu yang baru dan dimotivasi oleh pencapaian keuntungan semata. Pengertian
entrepreneurship semacam itu mengabaikan esensi dan arti sebenarnya dari entrepreneurship. Istilah entrepreneur sesungguhnya datang dari bidang ekonomi
Perancis pada awal abad ke 18. Di Perancis kata entrepreneur berarti seseorang yang melakukan atau mengusahakan suatu proyek atau aktivitas secara signifikan.
Kemudian, oleh para ahli ekonomi Perancis menghargai bagi orang-orang semacam itu dengan istilah entrepreneur. Sebab pengusaha tersebut telah
menggeser sumber daya ekonomi ke luar dari area yang produktivitasnya rendah ke area yang produktivitasnya tinggi. Selanjutnya, pada abad ke 20 para ahli
ekonomi menyoroti pentingnya entrepreneurship adalah sebagai inovasi yang menggerakkan proses kapitalisme kreatif-destruktif. Akhirnya esensi istilah
entrepreneurship adalah inovasi dalam penciptaan nilai-nilai baik ekonomi, sosial dan lainnya Starcher,G. 2003: 4-14.
Konsep pendekatan Chemoentrepreneurship CEP merupakan suatu pendekatan pembelajaran kimia yang kontekstual yaitu pendekatan pembelajaran
kimia yang dikaitkan dengan objek nyata sehingga selain mendidik, dengan pendekatan CEP ini memungkinkan siswa dapat mempelajari proses pengolahan
suatu bahan menjadi produk yang bermanfaat, bernilai ekonomi dan menumbuhkan semangat berwirausaha. Dengan pendekatan CEP ini pengajaran
kimia akan lebih menyenangkan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan potensinya agar menghasilkan suatu produk.
10
Untuk merancang pembelajaran dengan pendekatan CEP diperlukan materi-materi kimia yang tepat dan sesuai dengan pendekatan pembelajaran CEP.
Pembuatan desain pembelajarannya harus sesuai antara objek atau fenomena yang dipelajari dengan kegiatan siswa. Kegiatan siswa ini perlu dirancang sedemikian
rupa agar sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa. Pembelajaran didesain dan dilaksanakan berangkat dari objek atau fenomena yang
ada di sekitar kehidupan siswa, kemudian dikembangkan ke konsep-konsep kimia yang berkaitan dan proses kimia yang melandasi, termasuk faktor-faktor yang
mengendalikan atau mempengaruhi proses tersebut hingga sampai ke kesimpulan bermakna. Kesimpulan bermakna ini dapat berupa penemuan suatu produk yang
bermanfaat, terobosan teknologi yang berkaitan dengan konsep atau proses kimia yang dipelajari dan rekomendasi-rekomendasi dampaknya terhadap kemaslahatan
umat manusia dan lingkungan Supartono, 2005. Dengan landasan pemikiran tersebut, pendekatan CEP menuntut potensi
siswa untuk belajar secara maksimal sehingga mampu menampilkan kompetensi tertentu. Proses belajar siswa tidak lagi berorientasi kepada banyaknya materi
pelajaran kimianya subject-matter oriented, tetapi lebih berorientasi kepada kecakapan yang dapat ditampilkan oleh siswa life-skill oriented. Dengan
pendekatan pembelajaran yang demikian sejumlah kompetensi dapat dicapai, proses belajar mengajarnya menjadi lebih menarik, siswa terfokus perhatiannya
dan termotivasi untuk mengetahui lebih jauh serta hasil belajarnya menjadi lebih bermakna D’amore et al., 2003.
11
Gambar 2.1. Proses Pembelajaran CEP untuk Mempraktikkan Pembuatan Balsem dan Lilin Hias Dokumentasi Ferina, 2007
Gambar 2.2. Contoh Produk Hasil Pembelajaran CEP dalam Pembuatan Balsem dan Lilin Hias Dokumentasi Ferina, 2007
2.1.3 Kreativitas dan Inovasi