Pembahasan Hasil Penelitian ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

pengalaman mengajar guru terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Pengaruh positif pengalaman mengajar guru terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian memiliki derajat asosiasi yang rendah. Diduga pengalaman mengajar guru bukan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Ada faktor lain yang diduga mempengaruhi kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian diantaranya yaitu pengalaman guru dalam mengikuti pelatihan atau diklat, kesibukan guru disekolah. Dengan pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh guru tersebut maka diduga akan meningkatkan kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Deskripsi data variabel kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian menunjukkan bahwa dari 133 guru SMA Negeri se-Kota Yogyakarta, terdapat 37 27,8 guru memiliki kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian dengan kategori sangat baik, 63 47,4 guru memiliki kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian dengan kategori baik, 30 22,6 guru memiliki kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tentang Standar Penilaian dengan kategori cukup, dan 3 2,3 guru memiliki kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian dengan kategori tidak baik. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian sebagian besar guru SMA Negeri se-Kota Yogyakarta sudah baik dan sangat baik. Sedangkan deskripsi pengalaman mengajar guru menunjukkan bahwa sebagian besar guru, SMA Negeri Se-Kota Yogyakarta, terdapat 73 54,9 guru memiliki banyak pengalaman mengajar, 42 31,6 guru memiliki cukup pengalaman mengajar dan 18 13, guru memiliki sedikit pengalaman mengajar. Sehingga dapat disimpulkan sebagian besar guru SMA Negeri se-Kota Yogyakarta memiliki banyak pengalaman mengajar atau dapat dikatakan sebagai guru senior yaitu 20 tahun mengajar. Berdasarkan deskripsi data di atas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian sangat baik dan baik, ini berarti sebagian guru SMA Negeri se-Kota Yogyakarta sangat baik dan baik memahami Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian dan mampu menerapkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian dengan sangat baik dan baik. Sedangkan pengalaman mengajar guru tergolong banyak atau dapat dikatakan sebagian besar guru SMA Negeri se-Kota Yogyakarta merupakan guru senior. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian masih dapat ditingkatkan. Maka, implikasi yang diberikan yaitu untuk meningkatkan kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian, guru memaksimalkan pengalaman mengajar berdasarkan masa kerjanya dengan menambah pengalaman tidak hanya didalam sekolah. Namun, diluar sekolah yaitu dengan mengikuti kegiatan yang bermanfaat lainnya yang dapat memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh guru. Saran yang dapat diberikan oleh peneliti yaitu sebaiknya guru menambah pengalaman lain, di luar pengalaman mengajar. Seperti mengikuti kegiatan diluar sekolah yaitu dengan mengikuti kegiatan yang bermanfaat lainnya yang dapat memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh guru seperti mengikuti MGMP, works shop, dan pelatihan atau diklat. Dengan mengikuti kegiatan tersebut, guru dapat menambah relasi dan dapat bertukar pendapat untuk mendapatkan banyak informasi, salah satunya yaitu informasi mengenai Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Selain itu guru senior berbagi wawasan dan pengetahuannya untuk membantu sesama guru guna meningkatkan kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Pengaruh ketersediaan sumber belajar terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Pada hasil pengujian hipotesis kedua, diketahui hasil Chi-Square x 2 hitung sebesar 14,921 df = 4 nilai Asymp. Sig sebesar 0,005 lebih kecil dari  0,05 dan derajat asosiasi, menunjukkan bahwa rasio 0,390 yang berarti rendah. Sehingga H a1 diterima, yang artinya ada pengaruh positif ketersediaan sumber belajar terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Pengaruh positif ketersediaan sumber belajar terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian memiliki derajat asosiasi yang rendah. Diduga ketersediaan sumber belajar bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Ada faktor lain yang diduga mempengaruhi kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian salah satunya yaitu menggunakan sumber belajar lain yang dapat mendukung kegiatan belajar mengajar. Deskripsi data variabel kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian menunjukkan bahwa dari 133 guru SMA Negeri se-Kota Yogyakarta, terdapat 37 27,8 guru memiliki kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang standar penilaian dengan kategori sangat baik, 63 47,4 guru memiliki kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian dengan kategori baik, 30 22,6 guru memiliki kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian dengan kategori cukup, dan 3 2,3 guru memiliki kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian dengan kategori tidak baik. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian sebagian besar guru SMA Negeri se-Kota Yogyakarta sudah baik dan sangat baik. Sedangkan deskripsi data variabel ketersediaan sumber belajar menunjukkan terdapat 49 guru 36,8 memiliki persepsi bahwa ketersediaan sumber belajar disekolah sangat memadai. Terdapat 51 guru 38,3 memiliki persepsi bahwa ketersediaan sumber belajar disekolah memadai. terdapat 28 guru 21,1 memiliki persepsi bahwa ketersediaan sumber belajar disekolah cukup. Terdapat 5 guru 3,8 memiliki persepsi bahwa ketersediaan sumber belajar disekolah tidak memadai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketersediaan sumber belajar pada SMA Negeri Se-Kota Yogyakarta sudah memadai. Berdasarkan deskripsi data di atas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian sangat baik dan baik, ini berarti sebagian guru SMA Negeri se-Kota Yogyakarta sangat baik dan baik memahami Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian dan mampu menerapkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian dengan sangat baik dan baik. Sedangkan ketersediaan sumber belajar pada SMA Negeri se-Kota Yogyakarta sudah memadai. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian masih dapat ditingkatkan. Maka, implikasi yang dapat diberikan yaitu untuk meningkatkan kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian, guru menggunakan sumber belajar tidak hanya yang disediakan disekolah saja, namun dapat menggunakan sumber belajar lainnya untuk menambah wawasan ilmu pengetahauan yang dimiliki. Saran yang dapat diberikan yaitu sebaiknya sekolah menyediakan sumber belajar yang memadai dan bervariasi. Tidak hanya buku, namun sumber belajar dalam bentuk yang lain seperti alat peraga dan perangkat teknologi informasi. Dengan sumber belajar yang memadai maka akan menunjang kemampuan guru mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. 3. Pengaruh frekuensi mengakses internet terhadap Kemampuan Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Pada hasil pengujian hipotesis ketiga, diketahui hasil Chi-Square x 2 hitung sebesar 4,014 df = 1 nilai Asymp. Sig sebesar 0,045 lebih kecil dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI  0,05 dan derajat asosiasi menunjukkan rasio 0,429 dengan interpretasi sedang. Sehingga H a1 diterima, yang artinya ada pengaruh positif frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Pengaruh frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian memiliki derajat asosiasi yang sedang. Dapat disimpulkan bahwa frekuensi mengakses internet bukan satu-satunya faktor yang diduga mempengaruhi kemampuan mengimplementasikan Permendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang standar penilaian. Diduga terdapat faktor lain yang mempengaruhi kemampuan mengimplementasikan Permendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Faktor lain tersebut yaitu kemampuan Teknologi Informasi yang dimiliki guru. Ketika guru mampu mengoperasikan TI maka akan mudah mengimplementasikan Permendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Deskripsi data variabel kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian dari 133 guru SMA Negeri Se-Kota Yogyakarta, terdapat 37 27,8 guru memiliki kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian dengan kategori sangat baik, 63 47,4 guru memiliki kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian dengan kategori baik, 30 22,6 guru memiliki kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian dengan kategori cukup, dan 3 2,3 guru memiliki kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian dengan kategori tidak baik. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian sebagian besar guru SMA Negeri se-Kota Yogyakarta sudah baik dan sangat baik. Deskripsi data variabel frekuensi mengakses internet menunjukkan bahwa terdapat 4 guru 3,0 sangat sering mengakses internet, terdapat 4 guru 3,0 sering mengakses internet, terdapat 6 guru 4,5 cukup mengakses internet, terdapat 11 guru 8,3 jarang mengakses internet dan terdapat 108 guru 81,2 sangat jarang mengakses internet. Sehingga dapat disimpulkan bahwa guru-guru SMA Negeri se-Kota Yogyakarta sangat jarang dalam mengakses internet untuk mendapatkan informasi mengenai Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Berdasarkan deskripsi data di atas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian sangat baik dan baik, ini berarti sebagian guru SMA Negeri se-Kota Yogyakarta sangat baik dan baik memahami Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian dan mampu menerapkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian dengan sangat baik dan baik. Sedangkan sebagian besar guru SMA Negeri se-Kota Yogyakarta sangat jarang mengakses internet untuk mendapatkan informasi mengenai Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian masih dapat ditingkatkan. Maka, implikasi yang diberikan yaitu untuk meningkatkan kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian, guru mengakses internet secara efektif untuk menambah wawasan serta mengetahui informasi yang uptodate . Saran yang dapat diberikan yaitu sebaiknya guru ikut memanfaatkan kemajuan teknologi dengan memanfaatkan internet guna mendapatkan informasi yang terbaru, efektif, dan berkualitas. Selain itu sekolah juga dapat meningkatkan fasilitas hotspot area dan perangkat digital agar mempermudah mengakses internet sehingga frekuensi mengakses internet dapat lebih ditingkatkan. Dengan fasilitas internet yang lebih baik, maka guru dapat memanfaatkannya untuk melakukan kegiatan penilaian peserta didik dan untuk mendapatkan informasi lainnya yang bermanfaat. Salah satunya informasi mengenai Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. 123 123

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan di Bab IV mengenai pengaruh pengalaman mengajar guru, ketersediaan sumber belajar, dan frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian pada SMA Negeri se-Kota Yogyakarta Tahun 2017 dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Ada pengaruh positif pengalaman mengajar guru terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Dapat dilihat dari hasil Chi-Square x 2 hitung sebesar 6,247 df = 2 dan nilai Asymp. Sig sebesar 0,044 lebih kecil dari  0,05. 2. Ada pengaruh positif ketersediaan sumber belajar terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Dapat dilihat dari hasil Chi-Square x 2 sebesar 14,921 df = 4 dan nilai Asymp. Sig sebesar 0,005 lebih kecil dari  0,05. 3. Ada pengaruh positif frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Dapat dilihat dari hasil Chi-Square x 2 hitung sebesar 4,014 df = 4 dan nilai Asymp. Sig sebesar 0,045 lebih kecil dari  0,05. 124

B. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari dalam melaksanakan penelitian masih banyak kekurangan dan keterbatasan, adapun keterbatasan peneliti dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya terbatas pada variabel pengalaman mengajar guru, ketersediaan sumber belajar dan frekuensi mengakses internet. 2. Proporsional sampel yang direncanakan berbeda dengan realita. Proporsional sampel disetiap sekolah yang direncanakan yaitu sebesar 23,46, namun pada kenyataanya tidak proporsional yaitu sebesar 24,09. Ini dikarenakan ada beberapa guru yang sulit ditemui, dan ada beberapa guru yang tidak bersedia untuk dijadikan responden penelitian. 3. Ada sebagian kuesioner yang disebar oleh pejabat sekolah. Sehingga apabila ada data yang kurang lengkap, peneliti tidak dapat melengkapi data kuisioner tersebut dengan bertanya langsung kepada responden. 4. Dalam pengumpulan data, kuisioner yang telah disebar banyak yang tidak kembali. Dikarenakan hilang dan responden lupa dalam menyimpan kuisioner.

C. Saran

Berdasarkan keterbatasan penelitian diatas, maka peneliti mencoba mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Hasil uji hipotesis yang pertama menunjukkan bahwa ada pengaruh pengalaman mengajar guru terhadap kemampuan mengimplementasikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN AUTENTIK YANG TELAH DISEMPURNAKAN DALAM PERMENDIKBUD NOMOR 23 TAHUN 2016 Persepsi Guru Terhadap Penilaian Autentik Yang Telah Disempurnakan Dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Di Sd Muhammadiyah Program Khusus Kottabar

0 5 12

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN AUTENTIK YANG TELAH DISEMPURNAKAN DALAM PERMENDIKBUD NOMOR 23 TAHUN 2016 Persepsi Guru Terhadap Penilaian Autentik Yang Telah Disempurnakan Dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Di Sd Muhammadiyah Program Khusus Kottabar

0 2 15

PENGARUH KETERSEDIAAN SARANA MENGAJAR DAN PELATIHAN GURU TERHADAP KINERJA Pengaruh Ketersediaan Sarana Mengajar dan Pelatihan Guru Terhadap Kinerja Guru SMA Negeri 1 Sragen.

0 3 10

Pengaruh pengalaman mengajar guru, ketersediaan sumber belajar dan frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pada guru di SMK Negeri se-Kota Yogyakarta 2017.

0 2 215

Pengaruh kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah, frekuensi mengakses internet, dan pangkat golongan guru terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar P

0 0 234

Pengaruh pengalaman mengajar guru, ketersediaan sumber belajar dan frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pada

0 3 213

Pengaruh kemampuan teknologi informasi, pengalaman pendidikan dan pelatihan, dan frekuensi mengakses internet guru terhadap kemampuan guru mengimplementasikan PerMendikbud Nomor 23 tahun 2016 tent

0 0 277

Pengaruh pengalaman mengajar, tingkat pendidikan guru, dan kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah terhadap kemampuan implementasi PerMendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian pada

0 4 268

Pengaruh kemampuan teknologi informasi, pengalaman diklat, dan frekuensi Mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013

1 1 238

Pengaruh kesibukan guru di sekolah, frekuensi mengakses internet, pangkat golongan terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016

0 0 218