Pengujian Hipotesis ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.10 Tabel Kontingensi
Pengaruh Pengalaman Mengajar Guru Terhadap Kemampuan Mengimplementasikan Permendibud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang
Standar Penilaian Pengalaman Mengajar Guru
Kemampuan Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian
Crosstabulation
Variabel kemampuan mengimplementasikan
Permendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Total Sangat
Baik Baik
Cukup Varia
bel Penga
laman Meng
ajar Guru
Banyak Count 20
29 24
73 Expected Count
20.3 34.6
18.1 73.0
within Pengalaman Mengajar
27.4 39.7
32.9 100.0
within StandarPenilaian
54.1 46.0
72.7 54.9 Cukup Count
17 34
9 60
Expected Count 16.7
28.4 14.9
60.0 within
PengalamanMengajar 28.3
56.7 15.0
100.0 within
StandarPenilaian 45.9
54.0 27.3 45.1
Total Count
37 63
33 133
Expected Count 37.0
63.0 33.0 133.0
within PengalamanMengajar
27.8 47.4
24.8 100.0
within StandarPenilaian
100.0 100.0 100.0 100.0
Hasil pengujian hipotesis yang pertama yaitu menyajikan tabel 4.10. Tabel kontingensi pengaruh pengalaman mengajar guru terhadap
kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Semula, kolom variabel kemampuan
mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Standar Penilaian dibagi menjadi empat kategori yaitu kategori sangat baik diberi kode angka 1, kategori baik diberi kode angka 2, kategori
cukup diberi kode angka 3 dan kategori tidak baik diberi kode angka 4. Kemudian baris variabel pengalaman mengajar guru dibagi menjadi
tiga kategori yaitu kategori banyak diberi kode angka 1, kategori cukup diberi kode angka 2, dan kategori sedikit diberi kode angka 3. Setelah
dilakukan pengujian
Lampiran 5
, menghasilkan frekuensi harapan kurang dari 5. Untuk menghasilkan frekuensi harapan lebih dari 5,
maka kategori tersebut harus diubah dengan menggabungkan kolom atau baris kategori yang berdekatan. Penggabungan dilakukan pada
kolom variabel kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian yaitu kategori tidak
baik diberi kode angka 4 digabungkan dengan kolom terdekat yang merupakan kategori cukup diberi kode angka 3, sehingga setelah
digabungkan menjadi kategori cukup diberi kode angka 3. Kemudian menggabungkan baris variabel pengalaman mengajar guru yaitu
dengan menggabungkan kategori sedikit diberi kode angka 3 dengan baris terdekat yaitu kategoi cukup diberi kode angka 2, sehingga
setelah digabungkan menjadi kategori cukup diberi kode angka 2. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.11 Hasil Analisis Chi-Square
Pengaruh Pengalaman Mengajar Guru Terhadap Kemampuan Mengimplementasikan Permendikbud
Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. 2-sided
Pearson Chi-Square 6.247
a
2 .044
Likelihood Ratio 6.443
2 .040
Linear-by-Linear Association
2.202 1
.138 N of Valid Cases
133 a. 0 cells .0 have expected count less than 5. The
minimum expected count is 14.89.
Pada Tabel 4.11 diketahui hasil
Chi-Square x
2
hitung sebesar 6,247 df = 2 dan nilai
Asymp. Sig
sebesar 0,044 lebih kecil dari
0,05 sehingga H
01
ditolak dan H
a1
diterima, yang artinya ada pengaruh positif
pengalaman mengajar
guru terhadap
kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian. Selanjutnya setelah diketahui ada pengaruh pengalaman
mengajar guru
terhadap kemampuan
mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian dilanjutkan dengan melakukan perhitungan
koefisien kontingensi C untuk mencari besar kecilnya derajat asosiasi. Besar kecilnya derajat asosiasi dapat dihitung dengan rumus koefisien
kontingensi C sebagai berikut: C =
√
, ,
+
= 0,212 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil perhitungan tersebut sama dengan hasil tabel 4.12 dibawah ini yaitu
Symmetric Measures
pada kolom
Contingency Coefficient
sebesar 0,212.
Agar hasil koefisien kontingensi dapat dipakai untuk menilai derajat asosiasi antar variabel, maka nilai C perlu dibandingkan dengan
koefisien kontingensi maksimum C
max
yang bisa terjadi. Yaitu dengan menggunakan rumus C
max
sebagai berikut:
C
max
=
√
−
= 0,707
Jika koefisien C dibandingkan dengan koefisien C
max
hasil yang diperoleh sebesar 0,299 0,212 0,707. Maka kriteria rasio CC
max
koefisien 0,299 berada pada rentang 0,20-40 dengan interpretasi rendah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengaruh positif pengalaman
mengajar guru
terhadap kemampuan
mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian dapat
diinterpretasikan lemah.
Tabel 4.12 Hasil Analisis Koefisien Kontingensi
Pengaruh Pengalaman Mengajar Guru Terhadap Kemampuan Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23
Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Symmetric Measures
Value Approx.
Sig. Nominal by
Nominal Phi
.217 .044
Cramers V .217
.044 Contingency
Coefficient .212
.044 N of Valid Cases
133 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.
Hasil Pengujian Hipotesis Kedua Rumusan hipotesis kedua dapat dinyatakan sebagai berikut :
� = Tidak ada pengaruh positif ketersediaan sumber belajar terhadap
kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian.
�
�
= Ada pengaruh positif ketersediaan sumber belajar terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.13. Tabel Kontingensi
Pengaruh Ketersediaan Sumber Belajar Terhadap Kemampuan Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang
Standar Penilaian Ketersediaan Sumber Belajar Kemampuan Mengimplementasikan
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian
Kemampuan Mengimplementasikan
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang
StandarPenilaian Total
Sangat Baik
Baik Cukup
Keterse diaan
Sumber Belajar
Sangat Memadai
Count 21
16 12
49 Expected Count
13.6 23.2
12.2 49.0
within KetersediaanSumb
erBelajar 42.9 32.7 24.5
100.0 within
StandarPenilaian 56.8 25.4 36.4 36.8
Memadai Count 14
27 10
51 Expected Count
14.2 24.2
12.7 51.0
within KetersediaanSumb
erBelajar 27.5 52.9 19.6
100.0 within
StandarPenilaian 37.8 42.9 30.3 38.3
Cukup Count
2 20
11 33
Expected Count 9.2
15.6 8.2
33.0 within
KetersediaanSumb erBelajar
6.1 60.6 33.3 100.0
within StandarPenilaian
5.4 31.7 33.3 24.8 Total
Count 37
63 33
133 Expected Count
37.0 63.0
33.0 133.0
within KetersediaanSumb
erBelajar 27.8 47.4 24.8
100.0 within
StandarPenilaian 100.0
100.0 100.0
100.0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil pengujian hipotesis yang kedua yaitu menyajikan tabel 4.13. Tabel kontingensi pengaruh ketersediaan sumber belajar terhadap
kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Semula, kolom variabel kemampuan
mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian dibagi menjadi empat kategori yaitu kategori sangat
baik diberi kode angka 1, kategori baik diberi kode angka 2, kategori cukup diberi kode angka 3 dan kategori tidak baik diberi kode angka 4.
Kemudian baris variabel ketersediaan sumber belajar dibagi menjadi lima kategori yaitu kategori sangat memadai diberi kode angka 1,
kategori memadai diberi kode angka 2, kategori cukup diberi kode angka 3, kategori tidak memadai diberi kode angka 4 dan kategori
sangat tidak memadai diberi kode angka 1. Pengujian pertama
Lampiran 5
menghasilkan frekuensi harapan kurang dari 5. Untuk menghasilkan frekuensi harapan lebih dari 5, maka kategori tersebut
harus diubah dengan menggabungkan kolom atau baris kategori yang berdekatan. Penggabungan dilakukan pada kolom variabel kemampuan
mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian yaitu kategori tidak baik diberi kode angka 4
digabungkan dengan kolom terdekat yang merupakan kategori cukup diberi kode angka 3, sehingga setelah digabungkan menjadi kategori
cukup diberi kode angka 3. Kemudian menggabungkan baris variabel ketersediaan sumber belajar yaitu kategori sangat tidak memadai diberi
kode angka 5, kategori memadai diberi kode angka 4 digabungkan dengan baris terdekat yaitu kategori cukup diberi kode angka 3,
sehingga setelah digabungkan menjadi kategori cukup diberi kode angka 3.
Tabel 4.14 Hasil Analisis Chis-Square
Pengaruh Ketersediaan Sumber Belajar Terhadap Kemampuan Mengimplementasikan Permendikbud
Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. 2-sided
Pearson Chi-Square 14.921
a
4 .005
Likelihood Ratio 17.113
4 .002
Linear-by-Linear Association
7.240 1
.007 N of Valid Cases
133 a. 0 cells .0 have expected count less than 5. The
minimum expected count is 8.19.
Pada Tabel 4.14 diketahui hasil
Chi-Square x
2
hitung sebesar 14,921 df = 4 dan nilai
Asymp. Sig
sebesar 0,005 lebih kecil dari
0,05 sehingga H
01
ditolak dan H
a1
diterima, yang artinya ada pengaruh positif
ketersediaan sumber
belajar terhadap
kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian. Selanjutnya setelah diketahui ada pengaruh positif ketersediaan
sumber belajar
terhadap kemampuan
mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
dilanjutkan dengan melakukan perhitungan koefisien kontingensi C untuk mencari besar kecilnya derajat asosiasi. Besar kecilnya derajat
asosiasi dapat dihitung dengan rumus koefisien kontingensi C adalah sebagai berikut:
C =
√
,9 ,9 +
= 0,318
Hasil perhitungan tersebut sama dengan hasil tabel 4.15 dibawah ini yaitu
Symmetric Measures
pada kolom
Contingency Coefficient
sebesar 0,318.
Tabel 4.15 Hasil Analisis Koefisien Kontingensi
Pengaruh Ketersediaan Sumber Belajar Terhadap Kemampuan Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23
Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Symmetric Measures
Value Approx.
Sig. Nominal by
Nominal Phi
.335 .005
Cramers V .237
.005 Contingency
Coefficient .318
.005 N of Valid Cases
133
Agar hasil kontingensi koefisien dapat dipakai untuk menilai derajat asosiasi antar variabel, maka nilai C perlu dibandingkan dengan
koefisien kontingensi maksimum C
max
yang bisa terjadi. Yaitu dengan menggunakan rumus C
max
sebagai berikut:
C
max
=
√
−
= 0,816
Jika koefisien C dibandingkan dengan koefisien C
max
hasil yang diperoleh sebesar 0,390 0,318 0,816. Maka kriteria rasio CC
max
koefisien 0,390 berada pada rentang 0,20-0,40 dengan interpretasi rendah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengaruh positif ketersediaan
sumber belajar
terhadap kemampuan
mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian dapat
diinterpretasikan rendah. 3.
Pengujian Hipotesis Ketiga Rumusan hipotesis ketiga dapat dinyatakan sebagai berikut :
� = Tidak ada pengaruh positif frekuensi mengakses internet terhadap
kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian.
�
�
= Ada pengaruh positif frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.16 Tabel Kontingensi
Pengaruh Frekunsi Mengakses Internet Terhadap Kemampuan Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang
Standar Penilaian Ketersediaan Sumber Belajar Kemampuan Mengimplementasikan
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Crosstabulation
Variabel Kemampuan
Mengimplementasi kan Permendikbud
Nomor 23 Tahun 2016 Tentang
standar penilaian Total
Sangat Baik
Baik Variabel
Frekuensi mengakses
internet Jarang
Count 11
14 25
Expected Count 7.0
18.0 25.0
within Variabelinternet
44.0 56.0
100.0 within
variabelstandarpeni laian
29.7 14.6 18.8
Sangat Jarang Count 26
82 108
Expected Count 30.0
78.0 108.0
within Variabelinternet
24.1 75.9
100.0 within
variabelstandarpeni laian
70.3 85.4 81.2
Total Count
37 96
133 Expected Count
37.0 96.0
133.0 within
Variabelinternet 27.8
72.2 100.0
within variabelstandarpeni
laian 100.0 100.0
100.0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil pengujian hipotesis ketiga yaitu menyajikan Tabel 4.16. Tabel kontingensi pengaruh frekuensi mengakses internet terhadap
kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Semula, kolom variabel kemampuan
mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian dibagi menjadi empat kategori yaitu kategori sangat
baik diberi kode angka 1, kategori baik diberi kode angka 2, kategori cukup diberi kode angka 3, dan kategori tidak baik diberi kode angka
4. Kemudian untuk baris variabel frekuensi mengakses internet dibagi menjadi lima kategori yaitu kategori sangat sering diberi kode angka
1, kategori sering diberi kode angka 2, kategori cukup diberi kode angka 3, kategori jarang diberi kode angka 4, dan kategori sangat
jarang diberi kode angka 5. Setelah dilakukan pengujian
Lampiran 5,
menghasilkan frekuensi harapan kurang dari 5. Untuk menghasilkan frekuensi harapan lebih dari 5, maka kategori tersebut harus diubah
dengan menggabungkan kolom atau baris kategori yang berdekatan. Penggabungan
dilakukan pada
kolom variabel
kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian yaitu dengan menggabungkan kategori tidak baik diberi kode angka 4, kategori cukup diberi kode angka 3, digabungkan
dengan kolom terdekat yang merupakan kategori baik diberi kode angka 2, sehingga setelah digabungkan kategori tersebut berubah
menjadi kategori baik diberi kode angka 2. Kemudian menggabungkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
baris variabel frekuensi mengakses internet yaitu menggabungkan kategori sangat sering diberi kode angka 1, kategori sering diberi kode
angka 2 dan kategori cukup diberi kode angka 3 digabungkan dengan baris terdekat yaitu kategori jarang diberi kode angka 2, sehingga
setelah digabungkan kategori tersebut berubah menjadi kategori jarang diberi kode angka 2.
Tabel 4.17 Tabel Hasil Analisis Chis-square
Pengaruh Frekunsi Mengakses Internet Terhadap Kemampuan Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang
Standar Penilaian Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. 2-
sided Exact Sig.
2-sided Exact Sig.
1-sided Pearson Chi-Square
4.014
a
1 .045
Continuity Correction
b
3.083 1
.079 Likelihood Ratio
3.756 1
.053 Fishers Exact Test
.052 .043
Linear-by-Linear Association
3.984 1
.046 N of Valid Cases
133 a. 0 cells .0 have expected count less than 5. The minimum expected count
is 6.95. b. Computed only for a 2x2 table
Pada Tabel 4.17 diketahui hasil
Chi-Square x
2
hitung sebesar 4,014 df = 1 dan nilai
Asymp. Sig
sebesar 0,045 lebih kecil dari
0,05 sehingga H
01
ditolak dan H
a1
diterima, yang artinya ada pengaruh positif
frekuensi mengakses
internet terhadap
kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selanjutnya setelah diketahui ada pengaruh positif frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian dilanjutkan dengan melakukan perhitungan koefisien kontingensi C
untuk mencari besar kecilnya derajat asosiasi. Besar kecilnya derajat asosiasi dapat dihitung dengan rumus koefisien kontingensi C
sebagai berikut: C =
√
, ,
+
= 0,171
Hasil perhitungan tersebut sama dengan tabel 4.18 dibawah ini yaitu
Symmetric Measures
pada kolom
Contingency Coefficient
sebesar 0,171.
Tabel 4.18 Hasil Analisis Koefisien Kontingensi
Pengaruh Frekuensi Mengakses Internet Terhadap Kemampuan Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23
Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Symmetric Measures
Value Approx.
Sig. Nominal by
Nominal Phi
.174 .045
Cramers V .174
.045 Contingency
Coefficient .171
.045 N of Valid Cases
133
Agar hasil kontingensi koefisien dapat dipakai untuk menilai derajat asosiasi antar variabel, maka nilai C perlu dibandingkan dengan
koefisien kontingensi maksimum C
max
yang bisa terjadi. Yaitu dengan menggunakan rumus C
max
sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C
max
=
√
−
= 0,707
Jika koefisien C dibandingkan dengan koefisien C
max
hasil yang diperoleh sebesar 0,429 0,171 0,707. Maka kriteria rasio CC
max
koefisien 0,429 berada pada rentang 0,40-0,60 dengan interpretasi sedang. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengaruh positif frekuensi
mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian dapat
diinterpretasikan sedang.