Deskripsi Data ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Data Responden Guru Kemudian dalam bab ini akan disajikan analisis data yang menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS versi 22.0 for Windows serta pembahasan hasil penelitian. 1. Deskripsi responden a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin Data responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Nama Sekolah Jumlah Responden Persentase Responden Mengisi Lengkap Populasi Responden SMA N 1 Yogyakarta 57 13 22,81 SMA N 2 Yogyakarta 65 20 30,77 SMA N 3 Yogyakarta 66 16 24,24 SMA N 5 Yogyakarta 57 16 28,07 SMA N 6 Yogyakarta 52 9 17,31 SMA N 7 Yogyakarta 51 11 21,57 SMA N 8 Yogyakarta 50 12 24 SMA N 9 Yogyakarta 42 9 21,43 SMA N 10 Yogyakarta 51 12 23,53 SMA N 11 Yogyakarta 61 15 24,59 Jumlah 552 133 24,09 Tabel 4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Frequenc y Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Laki-laki 49 36.8 36.8 36.8 Perempuan 84 63.2 63.2 100.0 Total 133 100.0 100.0 Dari tabel 4.2 dapat dilihat jumlah responden guru berdasarkan jenis kelamin, di mana guru yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak sebesar 84 guru atau 63,2. Sedangkan guru yang berjenis kelamin laki- laki lebih sedikit dari pada perempuan yaitu sebanyak 49 guru atau 36,8. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden guru berjenis kelamin perempuan. b. Berdasarkan pengalaman mengajar guru Data responden berdasarkan pengalaman mengajar guru dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Mengajar Guru Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Banyak 73 54.9 54.9 54.9 Cukup 42 31.6 31.6 86.5 Sedikit 18 13.5 13.5 100.0 Total 133 100.0 100.0 Pada tabel 4.3 diketahui bahwa dari 133 guru SMA Negeri Se-Kota Yogyakarta, terdapat 73 54,9 guru memiliki banyak pengalaman PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengajar, 42 31,6 guru memiliki cukup pengalaman mengajar dan 18 13, guru memiliki sedikit pengalaman mengajar. Sehingga dapat disimpulkan sebagian besar guru SMA Negeri se-Kota Yogyakarta memiliki pengalaman mengajar banyak atau dapat dikatakan sebagai guru senior yaitu 20 tahun mengajar. 2. Deskripsi variabel a. Deskripsi data variabel kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Pengertian kemampuan menurut Kamus Bahasa Indonesia KBI 2008: 979 yaitu kesanggupan, kecakapan, kekuatan seseorang. Jadi, kemampuan merupakan kesanggupan, kecakapan, kekuatan seseorang dalam segala hal. Sedangkan mengimplementasikan menurut KBI 2008:580 yaitu melaksanakan, menerapkan. Jadi mengimplementasikan merupakan kegiatan melaksanakan dan menerapkan sesuatu hal yang penting. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 mengatur tentang Standar Penilaian pada kurikulum 2013 edisi revisi. Dalam peraturan menteri ini yang dimaksud dengan standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengimplementasikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian merupakan kesanggupan dan kecakapan seorang guru dalam menerapkan dan melaksanakan Permendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Untuk mengetahui kecenderungan kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian, peneliti membuat lima kategori kecenderungan variabel kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian, kategori tersebut diperoleh setiap guru berdasarkan jumlah skor dari 19 pernyataan dengan empat opsi jawaban kuesioner yang dipilih guru, di mana skor terendah adalah 19 dan skor tertinggi adalah 76. Penentuan skor untuk pernyataan positif yaitu: sangat setuju 4, setuju 3, tidak setuju 2, sangat tidak setuju 1, dan sebaliknya untuk pernyataan negatif yaitu; sangat tidak setuju 4, tidak setuju 3, setuju 2, sangat setuju 1. Selanjutnya, peneliti menginterpretasikan kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Tabel 4.4 Deskripsi Data Variabel Kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Kategori Interval Frekuensi Persentase Sangat Baik 65 - 76 37 27.8 Baik 57 – 64 63 47.4 Cukup 51 – 56 30 22.6 Tidak Baik 45 – 50 3 2.3 Sangat Tidak Baik 19 – 44 - - Total 133 100 Pada tabel 4.4 diketahui bahwa dari 133 guru SMA Negeri Se- Kota Yogyakarta, terdapat 37 27,8 guru memiliki kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian dengan kategori sangat baik, 63 47,4 guru memiliki kemampuan mengimplementasikan Permendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian dengan kategori baik, 30 22,6 guru memiliki kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian dengan kategori cukup, dan 3 2,3 guru memiliki kemampuan mengimplementasikan Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian dengan kategori tidak baik. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian sebagian besar guru SMA Negeri se-Kota Yogyakarta sudah baik dan sangat baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.5 Nilai-Nilai Statistika Kemampuan Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tentang Standar Penilaian Nilai Statistik Skor Mean 60,72 Median 57,00 Mode 57 Std. Deviation 6,693 Minimum 50 Maximum 76 Kesimpulan tersebut diperkuat dengan nilai-nilai statistika pada tabel 4.5 yaitu mean dengan skor 60,72 masuk dalam kategori baik, standar deviasi sebesar 6,693, median dengan skor 57,00 masuk dalam kategori baik, dan mode dengan skor 57,00 masuk dalam kategori baik. Dengan demikian nilai-nilai statistika kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian masuk dalam kategori baik dengan persentase sebesar 47,4 yaitu pada rentang skor 57 – 64. b. Deskripsi Variabel Ketersediaan Sumber Belajar Bagi Guru Menurut KBBI 1989: 792 ketersediaan adalah kesiapan suatu alat tenaga, barang, modal, anggaran untuk dapat digunakan atau dioperasikan dalam waktu yang telah ditentukan. Menurut Jejen Musfah 2011:101 sumber belajar atau sumber pembelajaran dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan belajar, sehingga diperoleh sejumlah informasi, pengetahauan, pengalaman, dan keterampilan yang diperlukan. Dapat disimpulkan bahwa ketersediaan sumber belajar merupakan segala sesuatu yang dapat mempermudah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI proses belajar mengajar, sehingga diperoleh informasi dan pengetahuan. Ketersediaan sumber belajar sangat berpengaruh sebagai acuan dalam pembelajaran. Dengan ketersediaan sumber belajar yang memadai, maka semakin baik kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Untuk mengetahui kecenderungan ketersediaan sumber belajar, peneliti membuat lima kategori kecenderungan variabel ketersediaan sumber belajar. Kategori tersebut diperoleh setiap guru berdasarkan jumlah skor dari 7 pernyataan dengan empat opsi jawaban kuesioner yang dipilih guru, di mana skor terendah adalah 7 dan skor tertinggi adalah 28. Penentuan skor untuk pernyataan positif yaitu; sangat setuju 4, setuju 3, tidak setuju 2, sangat tidak setuju 1, dan sebaliknya untuk pernyataan negatif yaitu; sangat tidak setuju 4, tidak setuju 3, setuju 2, sangat setuju 1. Selanjutnya, peneliti menginterpretasikan skor variabel ketersediaan sumber belajar yang tersaji pada tabel berikut: Tabel 4.6 Deskripsi Variabel Ketersediaan Sumber Belajar Kategori Interval Frekuensi Persentase Sangat Memadai 24 - 28 49 36,8 Memadai 21 – 23 51 38,3 Cukup 19 – 20 28 21,1 Tidak Memadai 17 – 18 5 3,8 Sangat Tidak Memadai 7 – 16 - - Total 133 100 Pada tabel 4.6 diketahui bahwa dari 133 guru SMA Negeri Se- Kota Yogyakarta, terdapat 49 guru 36,8 memiliki persepsi bahwa ketersediaan sumber belajar disekolah sangat memadai. Terdapat 51 guru 38,3 memiliki persepsi bahwa ketersediaan sumber belajar disekolah memadai, 28 guru 21,1 memiliki persepsi bahwa ketersediaan sumber belajar disekolah cukup, 5 guru 3,8 memiliki persepsi bahwa ketersediaan sumber belajar disekolah tidak memadai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketersediaan sumber belajar pada SMA Negeri Se-Kota Yogyakarta sudah memadai. Tabel 4.7 Nilai-Nilai Statistika Variabel Ketersediaan Sumber Belajar Nilai Statistik Skor Mean 22,55 Median 22,00 Mode 21 Std. Deviation 2,814 Minimum 17 Maximum 28 Kesimpulan tersebut diperkuat dengan nilai-nilai statistika pada tabel 4.7 yaitu mean dengan skor 22,55 masuk dalam kategori memadai, standar deviasi sebesar 2,814, median dengan skor 22,00 masuk dalam kategori memadai, dan mode dengan skor 21 masuk dalam kategori memadai. Dengan demikian apabila dilihat dari nilai statistika ketersediaan sumber belajar termasuk dalam kategori memadai dengan persentase sebesar 38,3 yaitu pada rentang skor 21 - 23. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Deskripsi Variabel Frekuensi Mengakses Internet Frekuensi menurut KBBI 1990:245 diartikan sebagai kekerapan. Maka frekuensi dapat dipahami sebagai kekerapan munculnya suatu hal dalam batasan tertentu. Sedangkan mengakses adalah jalan untuk mencapai atau memasuki suatu berkas http:belanimargi.blogspot.co.id201102mengakses-internet-dalam- bahasa.htm. Internet adalah sumber daya informasi yang menjangkau seluruh dunia Sidharta, 1996:xv. Dapat disimpulkan frekuensi mengakses internet yaitu sering tidaknya melakukan kegiatan untuk mendapatkan manfaat dan informasi dari penggunaan jaringan internet. Untuk mengetahui kecenderungan variabel frekuensi mengakses internet, peneliti membuat lima kategori. Yaitu kategori rata-rata mengakses internet sangat sering, sering, sedang, jarang dan sangat jarang. Kategori tersebut diperoleh setiap guru berdasarkan rata-rata jumlah skor guru dalam mengakses internet setiap jam perminggunya. Selanjutnya, peneliti menginterpretasikan skor variabel frekuensi mengakses internet yang tersaji pada tabel berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.8 Deskripsi Variabel Frekuensi Mengakses Internet Kategori Interval Frekuensi Persentase Sangat Sering 41 - 50 4 3,0 Sering 33 - 40 4 3,0 Cukup 28 – 32 6 4,5 Jarang 24 – 27 11 8,3 Sangat Jarang 1 – 23 108 81,2 Total 133 100 Pada tabel 4.8 diketahui bahwa dari 133 guru SMA Negeri se- Kota Yogyakarta, terdapat 4 guru 3,0 sangat sering mengakses internet, 4 guru 3,0 sering mengakses internet, 6 guru 4,5 cukup mengakses internet, 11 guru 8,3 jarang mengakses internet dan 108 guru 81,2 sangat jarang mengakses internet. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru SMA Negeri se-Kota Yogyakarta sangat jarang mengakses internet untuk mendapatkan informasi mengenai Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Tabel 4.9 Nilai-Nilai Statistika Variabel Frekuensi Mengakses Internet Nilai Statistik Skor Mean 12,62 Median 10,00 Mode 10 Std. Deviation 11,003 Minimum 1 Maximum 50 Kesimpulan tersebut diperkuat dengan nilai-nilai statistika pada tabel 4.9 yaitu mean dengan skor 12,62 masuk dalam kategori sangat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI jarang, standar deviasi sebesar 11,003, median dengan skor 10,00 masuk dalam kategori sangat jarang, dan mode dengan skor 10 masuk dalam kategori sangat jarang. Dengan demikian nilai-nilai statistika variabel frekuensi mengakses internet termasuk dalam kategori sangat jarang dengan persentase sebesar 81,2 yaitu pada rentang skor 1-23.

B. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan Chi-Square dengan bantuan program SPSS versi 22.0 for Windows. 1. Pengujian Hipotesis Pertama Rumusan hipotesis pertama dapat dinyatakan sebagai berikut : � = Tidak ada pengaruh positif pengalaman mengajar guru terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. � � = Ada pengaruh positif pengalaman mengajar guru terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.10 Tabel Kontingensi Pengaruh Pengalaman Mengajar Guru Terhadap Kemampuan Mengimplementasikan Permendibud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pengalaman Mengajar Guru Kemampuan Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Crosstabulation Variabel kemampuan mengimplementasikan Permendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian Total Sangat Baik Baik Cukup Varia bel Penga laman Meng ajar Guru Banyak Count 20 29 24 73 Expected Count 20.3 34.6 18.1 73.0 within Pengalaman Mengajar 27.4 39.7 32.9 100.0 within StandarPenilaian 54.1 46.0 72.7 54.9 Cukup Count 17 34 9 60 Expected Count 16.7 28.4 14.9 60.0 within PengalamanMengajar 28.3 56.7 15.0 100.0 within StandarPenilaian 45.9 54.0 27.3 45.1 Total Count 37 63 33 133 Expected Count 37.0 63.0 33.0 133.0 within PengalamanMengajar 27.8 47.4 24.8 100.0 within StandarPenilaian 100.0 100.0 100.0 100.0 Hasil pengujian hipotesis yang pertama yaitu menyajikan tabel 4.10. Tabel kontingensi pengaruh pengalaman mengajar guru terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Semula, kolom variabel kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN AUTENTIK YANG TELAH DISEMPURNAKAN DALAM PERMENDIKBUD NOMOR 23 TAHUN 2016 Persepsi Guru Terhadap Penilaian Autentik Yang Telah Disempurnakan Dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Di Sd Muhammadiyah Program Khusus Kottabar

0 5 12

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN AUTENTIK YANG TELAH DISEMPURNAKAN DALAM PERMENDIKBUD NOMOR 23 TAHUN 2016 Persepsi Guru Terhadap Penilaian Autentik Yang Telah Disempurnakan Dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Di Sd Muhammadiyah Program Khusus Kottabar

0 2 15

PENGARUH KETERSEDIAAN SARANA MENGAJAR DAN PELATIHAN GURU TERHADAP KINERJA Pengaruh Ketersediaan Sarana Mengajar dan Pelatihan Guru Terhadap Kinerja Guru SMA Negeri 1 Sragen.

0 3 10

Pengaruh pengalaman mengajar guru, ketersediaan sumber belajar dan frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pada guru di SMK Negeri se-Kota Yogyakarta 2017.

0 2 215

Pengaruh kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah, frekuensi mengakses internet, dan pangkat golongan guru terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar P

0 0 234

Pengaruh pengalaman mengajar guru, ketersediaan sumber belajar dan frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pada

0 3 213

Pengaruh kemampuan teknologi informasi, pengalaman pendidikan dan pelatihan, dan frekuensi mengakses internet guru terhadap kemampuan guru mengimplementasikan PerMendikbud Nomor 23 tahun 2016 tent

0 0 277

Pengaruh pengalaman mengajar, tingkat pendidikan guru, dan kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah terhadap kemampuan implementasi PerMendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian pada

0 4 268

Pengaruh kemampuan teknologi informasi, pengalaman diklat, dan frekuensi Mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013

1 1 238

Pengaruh kesibukan guru di sekolah, frekuensi mengakses internet, pangkat golongan terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016

0 0 218