8
BAB II LANDASAN TEORI
A. KAJIAN TEORI
1. Pendidikan Inklusi
Berikut ini akan dijelaskan kajian teori tentang pengertian pendidikan inklusi, tujuan pendidikan inklusi, karakteristik pendidikan inklusi, dan prinsip
dasar pendidikan inklusi.
a. Pengertian Pendidikan Inklusi
Pendidikan inklusi adalah pendidikan yang memberikan layanan kepada setiap anak tanpa terkecuali Rosilawati, 2013: 9. Sedangkan menurut Ilahi
2013: 23, pendidikan inklusi merupakan konsep pendidikan yang tidak membeda-bedakan latar belakang kehidupan anak karena keterbatasan fisik
maupun mental. Pendidikan Inklusi memandang setiap anak merupakan manusia yang sederajat meskipun beragam. Oleh karena itu, semua anak memiliki hak
yang sama dalam mendapatkan pendidikan, baik anak yang tidak berkebutuhan khusus maupun anak berkebutuhan khusus. Dalam pendidikan inklusi, anak tidak
berkebutuhan khusus dan anak berkebutuhan khusus menerima pelajaran dalam satu kelas, namun cara pengajaran serta tingkat materi yang diberikan berbeda.
Menurut Staub dan Peck dalam Tarmansyah, 2007: 83, pendidikan inklusi adalah penempatan anak berkelainan ringan, sedang, dan berat secara penuh di
kelas.
Memasuki tahun 1990an, dunia mulai menerapkan “sistem pendidikan inklusi”, sebuah sistem pendidikan yang menganggap setiap peserta didik adalah
individu yang unik dan memberikan kepada setiap peserta didik untuk menempuh pendidikan di sekolah terdekat dengan rumah tempat tinggal mereka Rosilawati,
2013: 8. Sekolah reguler terdekat yang dipercaya sebagai sekolah dengan pendidikan inklusi bukan hanya sekedar mau menerima semua anak, terlebih anak
berkebutuhan khusus. Sekolah tersebut harus mampu memberikan pengajaran dan fasilitas yang memadai untuk anak didiknya, terutama untuk anak berkebutuhan
khusus. Dari beberapa pengertian menurut para ahli di atas, pendidikan inklusi
diartikan sebagai pendidikan yang diberikan kepada semua anak tanpa memandang latar belakang anak tersebut, baik anak tidak berkebutuhan khusus
maupun anak berkebutuhan khusus yang belajar dalam satu kelas reguler.
b. Tujuan Pendidikan Inklusi
Ilahi 2013: 38 menjelaskan pendidikan inklusi ditujukan kepada semua kelompok yang terpinggirkan, tetapi kebijakan dan praktik inklusi anak
berkebutuhan khusus telah menjadi perekat utama untuk mengembangkan pendidikan inklusi yang efektif, fleksibel, dan tanggap terhadap keanekaragaman
gaya dan kecepatan belajar. Sesungguhnya pendidikan inklusi bukan hanya ditujukan kepada anak yang tidak berkebutuhan khusus dan anak berkebutuhan
khusus tetapi kepada seluruh anak yang memiliki latar belakang yang berbeda, misalnya anak dengan perbedaan sosial kultural, anak yang memiliki perbedaaan
sosio-emosional, anak yang memiliki kelainan fungsi anggota tubuh, anak yang memiliki kelainan fungsi mental dan intelektual, dan sebagainya. Meskipun
pendidikan inklusi ditujukan kepada seluruh anak yang memiliki latar belakang yang berbeda, namun pendidikan untuk anak tidak berkebutuhan khusus dan anak
berkebutuhan khusus menjadi perekat dalam praktik pendidikan inklusi. Tiarni 2013: 4 menjelaskan pendidikan inklusi dimaksudkan sebagai
sistem layanaan pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus belajar dengan anak sebayanya di sekolah reguler yang terdekat dengan tempat
tinggalnya. Pendidikan inklusi bertujuan untuk melayani anak berkebutuhan khusus untuk bersekolah layaknya anak-anak lain di sekolah reguler yang terdekat
dengan tempat tinggalnya. Anak berkebutuhan khusus tidak perlu bersekolah ke SLB yang jaraknya cukup jauh dari tempat tinggalnya karena sebagian besar SLB
berada di ibu kota kabupaten, sedangkan keberadaan anak kebutuhan khusus menyebar di seluruh daerah.
Pendidikan inklusi menempatkan semua anak, khususnya anak berkebutuhan khusus belajar bersama-sama dengan anak-anak lain di dalam satu
kelas. Sembodo 2008: 7 memaparkan, beberapa manfaat penyelenggaraan pendidikan inklusi bagi anak-anak istimewa yang belajar bersama-sama dengan
anak-anak lain diantaranya adalah: 1
Meningkatkan interaksi sosial. 2
Lebih banyak tingkah laku normal yang dapat dicontoh oleh mereka. 3
Meningkatkan perkembangan bahasa. 4
Menjadikan mereka lebih mandiri.
5 Perkembangan dan nilai guna pendidikan bergantung pada program dan
intervensi yang dijalankan oleh guru. Selanjutnya Rosilawati 2013: 10 juga menjelaskan manfaat dan sisi positif lain
yang diperoleh dari adanya pendidikan inklusi diantaranya : 1
Melibatkan dan memberdayakan masyarakat untuk melakukan analisis situasi pendidikan lokal, mengumpulkan informasi tentang semua anak pada setiap
distrik dan mengidentifikasi alasan mengapa mereka tidak sekolah. 2
Mengidentifikasi hambatan berkaitan dengan kelainan fisik, sosial, dan masalah lainnya terhadap akses dan pembelajaran.
3 Melibatkan masyarakat dalam melakukan perencanaan dan monitoring mutu
pendidikan bagi semua anak.
c. Karakteristik Pendidikan Inklusi