4. Anak Berkebutuhan Khusus
a. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus
Tiarni 2013 : 3 menjelaskan bahwa dalam profil pendidikan inklusi di Indonesia yang dikeluarkan Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa tahun
2010, yang disebut sebagai anak berkebutuhan khusus adalah: 1.
Anak yang karena internalnya mengalami kecacatankelainan disability membutuhkan layanan pendidikan khusus, seperti: tuna netra, tuna rungu,
tuna wicara, tuna grahita, tuna daksa, tuna laras, berkesulitan belajar, autis, memiliki gangguan motorik, anak berbakat dan berkecerdasan istimewa, tuna
ganda, memiliki kelainan lainnya.
2. Anak yang karena kondisi eksternalnya mengalami hambatan dalam belajar
sehingga membutuhkan layanan pendidikan khusus seperti anak-anak dalam faktor gender, suku asli, pekerja anak, anak yang terinfeksi HIVAIDS, anak
pekerja migran, anak korban bencana alam, rural termasuk juga rural exodus, anak di daerah terpencil atau pulau terpencil, anak suku minoritas,
anak jalanan, anak yang tersangkut kasus hukum, dan lain-lain.
Mulyono dalam Ilahi, 2013: 137 menjabarkan bahwa anak berkebutuhan khusus dapat dimaknai dengan anak-anak yang tergolong cacat atau yang
menyandang ketunaan, dan juga anak potensial dan berbakat. Sunanto dalam Ilahi, 2013: 137 menjelaskan bahwa anak berkebutuhan khusus bukan berarti
hendak menggantikan anak penyandang cacat atau anak luar biasa, melainkan memiliki pandangan yang lebih luas dan positif bagi anak dengan keberagaman
yang berbeda. Anak berkebutuhan khusus bukan hanya anak yang memiliki
keterbatasan fisik maupun keterbatasan fungsi anggota tubuh, melainkan setiap anak yang memiliki potensi dan bakat yang memiliki hambatan dalam belajar dan
memerlukan bantuan secara khusus. Heward dalam Rosilawati 2013: 1 menjelaskan bahwa anak
berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya secara serius dan menetap. Ilahi 2013: 139
memaparkan bahwa konsep anak berkebutuhan khusus dapat dikategorikan dalam dua kelompok besar, yaitu anak berkebutuhan khusus yang bersifat sementara
temporer dan anak berkebutuhan khusus yang bersifat menetap permanen. Kebutuhan permanen adalah kebutuhan yang menetap dan tidak mungkin hilang,
sedangkan kebutuhan temporer adalah adalah kebutuhan yang sifatnya sementara. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, anak berkebutuhan khusus adalah
anak yang memiliki karakteristik khusus yang berbeda pada anak pada umumnya yang memerlukan bantuan khusus dalam belajar. Anak berkebutuhan khusus
digolongkan ke dalam dua kelompok besar yaitu anak berkebutuhan khusus yang disebabkan pengaruh internal permanen dan anak berkebutuhan khusus yang
disebabkan oleh faktor eksternal temporer.
b. Jenis-Jenis Anak Berkebutuhan Khusus