akses dan kualitas yang terintegrasi tanpa terkecuali, hal ini menunjukkan bahwa anak berkebutuhan khusus dapat belajar bersama-sama dengan anak tidak
berkebutuhan khusus dalam satu kelas. Dokumen internasional sesuai pernyataan Salamanca dan Kerangka Aksi pada Pendidikan Kebutuhan Khusus dalam Ilahi,
2013: 49 prinsip penyelenggaraan pendidikan inklusi bagi anak berkebutuhan khusus adalah semua anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk bersekolah
tanpa memandang perbedaan latar belakang kehidupannya. Florian dalam Ilahi, 2013: 50 menjelaskan bahwa pendidikan inklusi
lahir atas dasar prinsip bahwa layanan sekolah seharusnya diperuntukkan bagi semua siswa tanpa menghiraukan perbedaan yang ada, baik siswa dengan kondisi
kebutuhan khusus, perbedaan sosial, perbedaan emosional, perbedaan kultural, maupun perbedaan bahasa. Pendidikan inklusi pada prinsipnya tidak hanya untuk
anak tidak berkebutuhan saja tetapi untuk seluruh anak, misalnya anak berkebutuhan khusus, anak yang memiliki perbedaan sosial, anak yang memiliki
perbedaan emosional, anak yang memiliki perbedaan kultural, dan sebagainya. Jadi, prinsip pendidikan inklusi adalah pendidikan yang memberikan peluang
yang sama untuk setiap anak dalam mendapatkan layanan pendidikan yang memadai dan berkualitas.
2. Sekolah Dasar Inklusi
Sekolah dasar adalah jenjang pertama dari lembaga pendidikan formal di Indonesia. Lama pendidikan di sekolah dasar adalah 6 tahun, terdiri dari 6
kelastingkat. Ilahi 2013: 87 menjelaskan bahwa sekolah dasar inklusi adalah
sekolah dasar reguler yang menampung atau menerima anak tidak berkebutuhan khusus dan anak berkebutuhan khusus dalam satu kelas serta menyediakan suatu
layanan pendidikan yang layak dan memadai bagi perkembangan potensi setiap anak didik. Pernyataan Salamanca pada Konferensi Dunia tentang Pendidikan
Berkelainan dalam Ilahi 2013: 83 menjelaskan bahwa sekolah reguler dengan orientasi inklusi merupakan cara yang paling efektif untuk memerangi sikap
diskriminatif, menciptakan masyarakat yang terbuka, membangun suatu masyarakat inklusi dan mencapai pendidikan yang efektif kepada mayoritas anak
dan meningkatkan efisiensi sehingga menekan biaya untuk keseluruhan sistem pendidikan. Ilahi 2013: 87 menjelaskan bahwa sekolah inklusi adalah sekolah
reguler yang mengakomodasikan dan mengintegrasikan anak tidak berkebutuhan khusus dan anak berkebutuhan khusus dalam program yang sama.
Rosilawati 2013: 18 memaparkan bahwa sekolah inklusi menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan setiap siswa maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh para guru agar siswa-siswanya berhasil. Sekolah inklusi juga merupakan tempat
setiap anak dapat diterima menjadi bagian dari kelas tersebut, dan saling membantu dengan guru dan teman sebayanya maupun anggota masyarakat lain
agar kebutuhan individualnya dapat terpenuhi. Sekolah inklusi merupakan tempat bagi setiap anak untuk dapat diterima menjadi bagian dari kelas, dapat
mengakomodir dan merespon keberagaman melalui kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan setiap anak dan bermitra dengan masyarakat. Kurikulum yang
digunakan dalam kelas inklusi berbeda-beda satu anak dengan anak lainnya, menyesuaikan kebutuhan anak.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa sekolah dasar inklusi adalah sekolah dasar reguler dengan pendidikan inklusi yang
memberikan layanan pendidikan dan menerima semua anak tanpa memandang latar belakang setiap anak, baik anak yang tidak berkebutuhan khusus maupun
anak berkebutuhan khusus. Di Kabupaten Kulon Progo terdapat 26 sekolah dasar inklusi,
selengkapnya seperti yang tercantum dalam tabel berikut ini:
Tabel 2.1 Daftar Sekolah Dasar Inklusi di Kabupaten Kulon Progo No.
Sekolah Dasar Inklusi Kecamatan
1. SD Negeri Gadingan
Wates 2.
SD Negeri 1 Glagah Temon
3. SD Negeri Bugel
Panjatan 4.
SD Negeri Butuh Lendah
5. SD Negeri Ngentakrejo
Lendah 6.
SD Negeri Kalimenur Sentolo
7. SD Negeri Kalikutuk
Sentolo 8.
SD Negeri Jlaban Sentolo
9. SD Negeri Srikayangan
Sentolo
10. SD Negeri Pergiwatu Sentolo