Kalibawang ada 1 SD inklusi yaitu SD Negeri Mejing. Di kecamatan Samigaluh ada 1 SD inklusi yaitu SD Negeri 1 Samigaluh. Sedangkan di Kecamatan Galur
ada 3 SD inklusi yaitu SD Negeri 2 Sungapan, SD Negeri Brosot, dan SD Negeri 3 Brosot. Sekolah-sekolah tersebut telah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten Kulon Progo sebagai sekolah dasar inklusi yang mampu memberikan pelayanan pendidikan bagi semua anak.
3. Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi
Berikut ini akan dibahas beberapa prinsip sekolah yang dapat mengakses seluruh anak termasuk anak berkebutuhan khusus. Prinsip-prinsip tersebut adalah
penerimaan peserta didik baru yang mengakomodasikan semua anak, identifikasi, adaptasi kurikulum kurikulum fleksibel, merancang bahan ajar dan kegiatan
pembelajaran yang ramah anak, penataan kelas yang ramah anak, asesmen, pengadaan dan pemanfaatan media pembelajaran adaptif, serta penilaian dan
evaluasi pembelajaran.
a. Penerimaan Peserta Didik Baru yang Mengakomodasikan Semua Anak
Tulkit RIP dalam Kustawan 2013: 90 menjelaskan bahwa sekolah yang ramah terhadap anak merupakan sekolah di mana semua anak memiliki hak untuk
belajar mengembangkan semua potensi yang dimilikinya seoptimal mungkin dalam lingkungan yang nyaman dan terbuka. Sekolah m
enjadi “ramah” apabila mampu menciptakan ketertiban dan partisipasi semua pihak dalam pembelajaran
dengan baik.
Penerimaan peserta didik baru di sekolah dasar pada setiap tahun pelajaran perlu mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki sekolah Kustawan, 2013:
90. Sumber daya yang dimiliki sekolah antara lain: 1 sumberdaya pendidik dan tenaga kependidikan, 2 sumber daya sarana dan prasarana, dan 3 sumber daya
biaya. Satuan pendidikan tersebut harus mengalokasikan kursi didik kuota paling sedikit 1 peserta didik yang berkebutuhan khusus dalam satu rombongan
belajar yang akan diterima dan biasanya bekisar 1-3 peserta didik dalam satu kelas. Pengaturan ini dalam upaya memberikan layanan yang optimal sesuai
dengan kekuatan sekolah dan dalam upaya pemerataan penyebaran peserta didik di wilayahdaerahnya masing-masing.
Dalam pelaksanaan penerimaan peserta didik baru, sekolah membentuk panitia penerimaan peserta didik baru yang dilengkapi dengan pendidik guru
pendidik khusus dan atau konselor yang sudah memahami tentang pendidikan inklusi dan keberagaman karakteristik peserta didik berkebutuhan khusus. Bagi
sekolah yang memiliki psikolog atau bekerjasama dengan psikolog, psikolog tersebut dapat ikut serta dalam kepanitiaan PPDB Kustawan 2013: 91.
Kustawan 2013: 92 menjabarkan persyaratan penerimaan peserta didik baru bagi peserta didik berkebutuhan khusus perlu dituangkan pada pedoman
penerimaan peserta didik baru, misalnya setiap calon peserta didik baru ketika mendaftar
harus menyerahkanmelampirkan
hasil pemeriksaan
dokter umumdokter spesialis untuk calon peserta didik yang mempunyai kebutuhan
khusus. Sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusi menerima peserta didik berkebutuhan khusus dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki
sekolah dan mengalokasikan kursikuota untuk peserta didik berkebutuhan khusus.
b. Identifikasi