Teori Konsep TINJAUAN PUSTAKA

indikator keunggulan komparatif suatu produk dan dipergunakan sebagai acuan spesialisasi perdagangan internasional. Dari nilai RCA dapat diketahui bagaimana daya saing suatu produk apakah daya saingnya rendah atau tinggi. Jika semakin tinggi nilai RCA, berarti daya saingnya semakin tinggi, dan sebaliknya. Batasan nilai daya saing, yaitu: RCA 1 = daya saing tinggi RCA 1 = daya saing rendah

2.4 Teori

Export Product Dynamics EPD Untuk mengetahui posisi pangsa pasar dapat dilakukan menggunakan alat analisis Export Product Dynamics EPD berdasarkan dua indikator utama, yaitu peningkatan pangsa pasar ekspor negara dan peningkatan pangsa pasar produk. Melalui analisis ini diperoleh empat posisi pangsa pasar yang berbeda, yaitu: - Rising Star: terjadi peningkatan pangsa pasar ekspor negara dan pangsa pasar produk tertentu di perdagangan dunia. - Lost Opportunity: terjadi penurunan pangsa pasar ekspor negara, tapi terjadi peningkatan pangsa pasar produk tertentu di perdagangan dunia. - Falling Star: terjadi peningkatan pangsa pasar ekspor negara, tapi terjadi penurunan pangsa produk tertentu di perdagangan dunia. - Retreat: terjadi penurunan pangsa pasar ekspor negara dan pangsa pasar produk tertentu di perdagangan dunia.

2.5 Konsep

Gravity Model Gravity Model adalah model yang digunakan untuk menganalisis faktor- faktor ekonomi yang memengaruhi perdagangan antara dua negara. Model yang dibentuk berdasarkan hukum gravitasi Newton ini diaplikasikan untuk menganalisis terjadinya aliran perdagangan antar negara. Selain aplikasi dalam aliran perdagangan, model ini juga diaplikasikan dalam ilmu sosial lainnya seperti transportasi dan perpindahan penduduk antar kota bahkan benua. Model ini telah sukses secara empiris dalam menjelaskan terjadinya arus perdagangan antar negara, tetapi alasan yang diterima secara teoritis masih diperdebatkan. Menurut model ini, barang ekspor dari negara i ke negara j diterangkan oleh ukuran ekonomi masing-masing negara GDP, populasi masing-masing negara, dan jarak antar negara Bergstrand, 1985 dalam Setyo, 2009. Gravity Model pertama kali digunakan oleh Tinberger pada tahun 1962 dan Ponyohen pada tahun 1963 untuk menganalisis aliran perdagangan antara negara-negara Eropa. Kemudian model ini dikembangkan oleh Bergstrand pada tahun 1985 yang menerapkan bahwa model gravitasi ini tidak hanya digunakan untuk menganalisis perdagangan secara agregat, tetapi dapat diterapkan terhadap aliran perdagangan suatu komoditas. Perumusan gravity model ini diadopsi dari persamaan umum Gravitasi Newton dalam bidang ilmu fisika yang menyatakan bahwa “Interaksi antara dua objek adalah sebanding dengan massanya dan berbanding terbalik dengan jarak masing-masing ”. Pernyataan tersebut teraplikasi dalam rumus sebagai berikutμ F ij = G x M i x M j D ij Di mana: F = Volume interaksi antardua negara aliran perdagangan bilateral M = Ukuran ekonomi untuk kedua negara D = Jarak ekonomi kedua negara G = Konstanta Kemudian dengan menggunakan persamaan logaritma, persamaan tersebut diubah kedalam bentuk linear untuk analisis ekonometrik yang selanjutnya menjadi bentuk umum dari gravity model. Dalam hal ini, konstanta G diubah menjadi bagian dari β dan digunakan GDP sebagai ukuran ekonomi untuk kedua negara. Log Aliran perdagangan bilateral = β + β 1 log GDP negara 1 + β 2 log GDP negara 2 + β 3 log Jarak + ε Dengan demikian, rumus umum dari gravity model menurut Bergstrand 1985, Koo, et al 1994 dalam Oktaviani 2000 sebagai berikut: T ij = f Y i , Y j , F ij Keterangan: T ij = Nilai aliran perdagangan dari negara i ke negara j Y i = Gross Domestic Product negara i Y j = Gross Domestic Product negara j F ij = Faktor-faktor lain yang mempengarhi perdagangan antara negara i dengan negara j Pada dasarnya, model gravitasi ini menjelaskan perdagangan berdasarkan jarak antar negara dan interaksi antara besarnya ukuran perekonomian GDP dan populasi antar negara. Aliran perdagangan antar negara ditentukan oleh: 1. Variabel-variabel yang mewakili total permintaan potensi negara pengimpor. 2. Variabel-variabel indikator total penawaran potensial negara pengekspor. 3. Variabel-variabel pendukung atau penghambat aliran perdagangan antara negara pengimpor dan negara pengekspor. Pada penerapan konsep gravity model ini, variabel yang mewakili total permintaan potensial negara pengimpor dapat digambarkan dengan GDP negara importir sedangkan variabel indikator total penawaran potensial negara pengekspor dapat digambarkan dengan GDP negara pengekspor. Akan tetapi, dapat pula digunakan GDP per kapita sebagai pengganti variabel GDP. Sementara itu, variabel pendukung atau penghambat aliran perdagangan antara negara pengimpor dan negara pengekspor adalah adanya variabel jarak, harga ekspor komoditi dan nilai tukar exchange rate antar dua negara. 1. GDP Per Kapita GDP per kapita merupakan ukuran berapa banyak perolehan pendapatan setiap individu dalam perekonomian. Untuk mengetahui kemampuan daya beli negara tujuan ekspor terhadap produk yang diekspor digunakan variabel GDP per kapita riil sebab pada GDP per kapita riil memperhatikan adanya pengaruh dari harga, sedangkan GDP per kapita nominal merupakan nilai GDP yang tidak memperhatikan adanya pengaruh dari harga. Dengan demikian, tingkat konsumsi atau kemampuan daya beli suatu negara atas suatu komoditi dapat diukur dari pendapatan per kapita riil suatu negara. Jika pendapatan per kapita suatu negara dinilai cukup tinggi, maka dapat dikatakan suatu negara tersebut merupakan pasar potensial bagi pemasaran suatu komoditi ataupun produk tertentu.

2. Nilai Tukar

Nilai tukar exchange rate atau kurs diantara dua negara adalah harga di mana penduduk kedua negara saling melakukan perdagangan. Nilai tukar yang digunakan pada pemodelan gravity model ini adalah nilai tukar riil yang merupakan nilai tukar nominal yang sudah dikoreksi dengan harga relatif, yaitu harga-harga di dalam negeri dibandingkan dengan harga-harga di luar negeri. Nilai Tukar Riil = Nilai Tukar Nominal x IHK AS IHK negara tujuan ekspor Kondisi nilai tukar seperti terapresiasinya mata uang domestik negara tujuan ekspor terhadap Dollar Amerika membuat harga suatu produk relatif lebih murah. Hal ini mendorong terjadinya peningkatan nilai impor dari negara tujuan karena negara tujuan membutuhkan sedikit uang untuk membeli barang impor.

3. Populasi

Jumlah penduduk menjadi salah satu faktor penentu dalam permintaan ekspor. Semakin banyaknya jumlah penduduk suatu negara, maka semakin banyak juga permintaan negara tersebut terhadap suatu barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya cateris paribus. Kenaikan jumlah penduduk akan menggeser kurva permintaan ke kanan atas dan memperlihatkan bahwa dengan naiknya jumlah penduduk maka jumlah komoditi yang diminta pada setiap tingkat harga akan lebih banyak Lipsey, 1995.

4. Jarak Ekonomi

Jarak adalah faktor geografi yang menjadi variabel utama dalam gravity model untuk analisis aliran perdagangan bilateral. Variabel jarak ini merupakan indikasi dari biaya transportasi yang dihadapi oleh suatu negara dalam melakukan ekspor. Semakin jauh jarak, semakin besar biaya transportasi dan semakin rendah nilai ekspornya. Jika biaya transportasi terlalu mahal maka nilai perdagangan akan menurun bersamaan dengan penurunan keuntungan. Adapun jarak yang digunakan adalah jarak ekonomi dengan perhitungan sebagai berikut: Jarak Ekonomi = Jarak geografis antar negara X GDP negara j n 1 GDP negara j

2.6 Teori Model Data Panel