perkembangan nilai ekspor komoditi mutiara Indonesia di ketiga negara tersebut ditunjukkan oleh tampilan gambar grafik yang merupakan gabungan dari
HS710110 dengan komoditi natural pearls dan HS710121 dengan komoditi cultured pearls, unworked
.
4.3.1 Perkembangan Ekspor Komoditi Mutiara Indonesia di Australia
Selama periode 1999 hingga 2011 ekspor komoditi mutiara Indonesia di Australia berfluktuasi setiap tahunnya. Nilai ekspor terendah terjadi pada tahun
2002 sebesar US 831,49 ribu. Dan nilai ekspor tertinggi terjadi pada tahun 2006 dengan nilai sebesar US 7,31 juta.
Sumber: UN Comtrade, 2012
Gambar 4.1 Perkembangan Nilai Ekspor Komoditi Mutiara Indonesia di Australia, 1999-2011
4.3.2 Perkembangan Ekspor Komoditi Mutiara Indonesia di Hongkong
Perkembangan nilai ekspor komoditi mutiara Indonesia di Hongkong selama periode tahun 1999 hingga 2011 juga menunjukkan nilai yang
berfluktuasi. Nilai ekspor terendah sebesar US 4,72 ribu pada tahun 2006. Periode dari tahun 2009 hingga 2011, nilai ekspor mutiara Indonesia mengalami
peningkatan. Dan pada tahun 2011, nilai ekspor mutiara Indonesia mencapai nilai
tertinggi sebesar US 13,64 juta.
2,000,000 4,000,000
6,000,000 8,000,000
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Nilai Ekspor US
Sumber: UN Comtrade, 2012
Gambar 4.2 Perkembangan Nilai Ekspor Komoditi Mutiara Indonesia di Hongkong 1999-2011
4.3.3 Perkembangan Ekspor Komoditi Mutiara Indonesia di Jepang
Ekspor komoditi mutiara Indonesia di Jepang dari tahun 1999 hingga 2011 juga mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Nilai ekspor mutiara Indonesia ke
Jepang mengalami nilai terendah pada tahun 2004 yaitu sebesar US 2,71 juta. Sedangkan nilai ekspor tertinggi terjadi pada tahun 2000 dengan nilai sebesar US
17,02 juta.
Sumber: UN Comtrade, 2012
Gambar 4.3 Perkembangan Nilai Ekspor Komoditi Mutiara Indonesia di Jepang, 1999-2011
5,000,000 10,000,000
15,000,000
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Nilai Ekspor ribu US
5,000,000 10,000,000
15,000,000 20,000,000
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Nilai Ekspor ribu US
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisis Daya Saing Komoditi Mutiara Indonesia di Negara Australia,
Hongkong, dan Jepang Periode 1999-2011 Untuk mengetahui daya saing atau keunggulan komparatif komoditi
mutiara di negara tujuan ekspor digunakan metode Revealed Comparative Advantage
RCA. Nilai RCA yang lebih besar dari satu menunjukkan bahwa produk-produk yang dianalisis memiliki keunggulan komparatif atau berdaya
saing kuat sehingga dapat dipertahankan untuk tetap berorientasi ekspor ke negara tujuan. Sedangkan, nilai RCA yang kurang dari satu menunjukkan bahwa produk-
produk yang dianalisis tidak memiliki keunggulan komparatif atau produk tersebut berdaya saing lemah sehingga sebaiknya tidak dipacu untuk berorientasi
ekspor ke negara tujuan. Untuk mengetahui daya saing atau keunggulan kompetitif komoditi
mutiara di negara tujuan, dapat dilihat dari posisi pasar yang diperoleh dengan menggunakan metode Export Product Dynamic
EPD. Posisi pasar “Rising Star” merupakan posisi pasar yang ideal sehingga pada posisi tersebut diperoleh negara-
negara yang berpotensi dijadikan tujuan ekspor komoditi mutiara Indonesia. Posisi pasar “Lost Opportunity” juga masih dapat dijadikan tujuan ekspor
komoditi mutiara Indonesia. Hal ini terkait pada posisi tersebut terjadi peningkatan permintaan ekspor komoditi mutiara, akan tetapi Indonesia tidak
menyediakan jumlah ekspor yang sesuai dengan peningkatan permintaan dari negara tujuan. Sedangkan posisi pasar “Falling Star” dan “Retreat” tidak
mencerminkan potensi pasar sebagai tujuan ekspor komoditi mutiara Indonesia. Hal tersebut terkait dengan terjadinya penurunan permintaan ekspor dari negara-
negara sebagai tujuan ekspor. Berdasarkan hasil estimasi EPD diperoleh posisi pasar tujuan. Ekspor
komoditi mutiara Indonesia di negara Australia dan Jepang, selain memiliki daya saing yang kuat, posisi pasar di kedua negara inipun menempati posisi “Rising
Star ”, sehingga dapat terus dipertahakan pemasarannya. Sedangkan, di Hongkong
komoditi ini berdaya saing kuat namun tidak berpotensi ekspor karena terkait