Pemeriksaan Keabsahan Data METODOLOGI PENELITIAN

memudahkan peneliti menarik kesimpulan. Secara umum penyajian dalam penelitian ini ditampilkan dalam bentuk teks naratif. Ketiga, penarikan kesimpulan yang dilakukan sejak tahap pengumpulan data dengan cara mencatat dan memaknai fenomena menunjukan keteraturan, kondisi yang berulang-ulang, serta pola-pola yang dominan. Pada tahapan ini kesimpulan yang diperoleh biasanya kurang jelas, menyeluruh, bersifat sementara, tetapi selanjutnya akan semakin tegas dan memiliki dasar yang kuat setelah makna teruji kebenaran dan keabsahan. Verifikasi data yang dimaksud dengan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, pengecekan sejawat, kecukupan referensial, dan pengecekan keanggotaan.

F. Pemeriksaan Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian kualitatif merupakan usaha untuk meningkatkan derajat kepercayaan data. Pemeriksaan terhadap keabsahan data ini, pada dasarnya dapat digunakan untuk menyanggah tuduhan akan ketidakilmiahan penelitian kualitatif. Untuk menjaga keabsahan data peneliti mengikuti empat kriteria yang disarankan Nasution Moleong, yaitu kredebilitas atau derajat kepercayaan, transferabilitas atau keteralihan, dependibilitas atau kebergantungan, dan konfirmabilitas atau kepastian .20 a. Kredebilitas Triangulasi sumber data dilakukan dengan cara membandingkan dan hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dari informan, data hasil pengamatan dengan isi dokumen yang berkaitan, dan data hasil wawancara mengenai isi dokumen yang berkaitan. Pengecekan anggota member cek dilakukan dengan cara menunjukan data atau informasi kepada informan agar dapat dikomentari setuju atau tidak dan dapat ditambah informasi lain jika dianggap perlu. 20 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya: 2009, h. 173 Perpanjangan kehadiran peneliti dapat menguji kebenaran informasi yang diperoleh secara distorsi baik berasal dari peneliti sendiri maupun dari pihak Ssekolah Alam Ciganjur, Jakarta Selatan yang tidak disengaja. Diskusi teman sejawat atau dosen pembimbing, cara ini dilakukan dengan tujuan agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran sekaligus memberikan kesempatan awal bagi orang lain teman Sejawat untuk memulai menjajaki dan menguji hipotesis yang muncul dari pemikiran peneliti. Pengamatan terus menerus atau kontinyu, peneliti dapat memperhatikan sesuati secara lebih cermat, terinci, dan mendalam. Bahan referensi digunakan sebagai alat untuk menampung dan menyesuaikan dengan kritik tertulis untuk keperluan evaluasi. Dalam hal ini, peneliti menggunakan hasil rekaman dan bahan dokumentasi berupa foto-foto kegiatan dilokasi penelitian. Bahan referensi dapat digunakan peneliti sebagai patokan untuk menguji data saat analisis dan penafsiran data. b. Transferabilitas Suatu hasil penelitian dianggap memiliki tranferabilitas tinggi apabila pembaca laporan memiliki pemahaman yang jelas tentang fokus penelitian. Peneliti mengupayakan dengan membuat laporan hasil penelitian secara teliti, cermat, dan rinci yang menggambarkan konteks tempat diselenggarakan penelitian, serta dalam mencapai hasil penelitian ini peneliti tetap mengacu pada fokus penelitian. c. Dependibilitas Dependibilitas berkaitan dengan pernyataan apakah penelitian dapat diulang atau direflikasi oleh peneliti lain dan menemukan hasil yang sama bila menggunakan metode yang sama. Konsistensi peneliti dalam keseluruhan proses penelitian menyebabkan dependibilitas tinggi yang dipercaya hasilnya. d. Konfirmabilitas Lebih focus pada pemeriksaan dan pengecekan checking and audit kualitas hasil penelitian. Audit konfirmabilitas umumnya bersamaan dengan audit dependibilitas. Untuk memeriksa dependibilitas dan konfirmabilitas data ini, peneliti melalui cara “audit trial”. Dalam konteks penelitian kualitatif “audit trial” dilakukan oleh orang yang ahli dalam penelitian yang dilakukan pembimbing.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN