baik dan sudah efektif ditinjau dari pencapaian KKM. Capaian pembelajaran tersebut meliputi: Perkalian pecahan biasa, dan Perkalian pecahan campuran. Di
Sekolah Alam tes pada pelajaran matematika dilakukan oleh siswa secara formal tidak menggunakan seragam seperti sekolah pada umumnya melainkan
menggunakan kaos. Di kelas setting dilakukan guru pada saat tes menempatkan posisi setiap siswa tidak beraturan. Tes matematika juga dilakukan di kelas. Pada
tes siswa, guru menyediakan selembar kertas berupa soal. Siswa mengerjakan tes memakan waktu tidak banyak. Hasil belajar matematika ini tergolong tinggi
dikarenakan soal yang diberikan merupakan soal katagori mudah. Soal yang diberikan seharusnya yang sesuai dengan kriteria memenuhi standar soal. Pada
kenyataannya guru hanya memberikan soal pada level mengingat C1. Contoh instrumen tes :
1. 2.
3. Guru tersebut bukan dari latar belakang pendidikan sehingga kurang
paham tentang konsep pecahan dan alat peraga yang digunakan juga kurang menarik untuk siswa. Keadaan siswa juga merupakan dari kalangan orang berada
sehingga mendapatkan hasil yang tinggi.
C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian yang peneliti observasi di Sekolah Alam Citra Alam Ciganjur Jakarta Selatan lakukan hanya menyangkut aktivitas, respon dan
hasil belajar matematika. Pengumpulan data respon siswa hanya menggunakan angket belum dengan wawancara mendalam berkaitan dengan sikap siswa dalam
pembelajaran matematika di Sekolah Alam. Untuk penilaian sikap mungkin terdapat pada pelajaran yang lain bukan dipelajaran matematika.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah peneliti lakukan tentang pembelajaran active learning pada materi perkalian pecahan di Sekolah Menengah Pertama Citra Alam
Ciganjur Jakarta Selatan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1.
Secara keseluruhan, pembelajaran active learning dilakukan guru di Sekolah Citra Alam tergolong rendah. Hal ini terlihat dengan masih
kurangnya aktivitas pada aspek: memberi penugasan, menggunakan alat peraga, memberikan tugaslatihan di luar kelas, menerangkan materi
perkalian pecahan, melakukan pendekatan kelompok belajar dan Bertukar pendapat pada materi perkalian pecahan, dan mereview materi perkalian
pecahan. Secara umum pembelajaran di sekolah alam relatif sama dengan pembelajaran di sekolah umumreguler seperti menggunakan dengan meja
dan kursi sebagai sarana pembelajaran. Perbedaan yang menonjol antara pembelajaran sekolah umum dan sekolah alam terlihat pada pembelajaran
yang sifatnya informal seperti siswa tidak memakai seragam serta pertemuan pembelajaran tidak setiap hari tetapi hanya dua kali seminggu.
2. Aktivitas yang menonjol dalam kegiatan active learning adalah antusiasme
siswa mengikuti aperesepsi yang diberikan guru, antusiasme siswa mengikuti pembelajaran dan menjawab soal dengan menggunakan alat
peraga. Hal ini terlihat dari kegiatan active learning meliputi 0 kegiatan pembelajaran matematika di luar kelas, 0 minat dalam pembelajaran di
luar kelas, 100 antusias dalam kegiatan apersepsi, 100 antusias dalam pembelajaran, 40 menggunakan alat peraga, 100 dapat menjawab soal
menggunakan alat peraga dengan konsep sendiri. 3.
Secara umum siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran active learning. Ternyata respon yang menonjol, yaitu: siswa menyukai
pembelajaran matematika, siswa menyukai materi pecahan, merasa mampu mengerjakan soal yang diberikan, dan siswa berpendapat bahwa