Latar Belakang Hubungan antara Titik Panas dengan Perubahan Penutupan/ Penggunaan Lahan (Studi Kasus: Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Titik Panas

Titik panas adalah indikator kebakaran hutan yang mendeteksi suatu lokasi yang memiliki suhu relatif lebih tinggi dibandingkan dengan suhu disekitarnya PERMENHUT No. P. 12Menhut-II2009 pasal 1 angka 9. Istilah untuk menunjukan titik yang memiliki suhu lebih tinggi dari nilai ambang batas. Data titik panas dapat diperoleh dari satelit penginderaan jauh yaitu sensor AVHRR Advanced Very High Resolution Radiometer pada satelit NOAA National Oceanic Atmospheric Administration dan Sensor MODIS Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer yang terpasang pada satelit Terra dan Aqua. Titik panas yang ditangkap oleh satelit akan diproyeksikan menjadi suatu pixel yang juga akan menunjukkan koordinat geografisnya. Pixel merupakan unit terkecil dari citra satelitfoto. Satu pixel pada citra satelit NOAA, Aqua, dan Terra setara dengan ± 1 km 2 . Namun 1 pixel tidak selalu setara dengan 1 km 2 . Jika terjadi kebakaran pada koordinat tertentu, koordinat tersebut akan ditampilkan di tengah pixel, meskipun kebakaran yang terjadi berada di pinggir pixel, sehingga untuk mengetahui lokasi terjadinya kebakaran harus menelusuri kurang lebih 1 km 2 dari lokasi koordinat titik panas tersebut Purwanto 2012. Oleh sebab itu, titik panas dari lokasi kebakaran di lapang dapat bergeser hingga radius ± 1 km di sekeliling koordinat titik panas tersebut.

2.1.1 NOAA-AVHRR

NOAA adalah satelit cuaca dengan orbit polar, yang didesain untuk memperoleh informasi tentang hidrologi, kelautan, dan studi iklim untuk kepentingan meteologi. Satelit ini milik Amerika Serikat, yang diluncurkan oleh NASA National Aeronautics and Space Administration dan dioperasikan oleh NOAA National Oceanic Atmospheric Administration. Satelit ini mengorbit pada ketinggian orbit 833 ± 18.5 km, inklinasi sekitar 98.7°–98.9°, dan mempunyai kemampuan mengindera suatu daerah yang sama setiap 12 jam, serta data direkam dengan resolusi radiometrik 10 bit Geoscience Australia 2013. NOAA merupakan satelit yang dapat diandalkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan fisik lautansamudera dan atmosfer. Satelit ini dilengkapi dengan 6 enam sensor utama, yaitu : AVHRR Advanced Very High Resolution Radiometer, TOVS Tiros Operational Vertical Sonde, HIRS High Resolution Infrared Sounder bagian dari TOVS, DCS Data Collection System, SEM Space Environment Monitor, dan SARSAT Search And Rescue Sattelite System. Sensor yang relevan untuk pemantauan bumi adalah sensor AVHRR, sensor ini mampu mendeteksi adanya anomali panas permukaan bumi untuk mendapatkan titik panas. AVHRR memiliki lima saluran band yang dimulai dari saluran tampak visible band sampai dengan saluran inframerah jauh Tabel 1. Kebakaran yang diindikasikan dengan adanya titik panas dapat dipantau harian dengan menggunakan saluran infra merah dekat saluran 3 dan thermal saluran 4. Dalam mendeteksi kebakaran hutan, satelit ini tidak mendeteksi kebakaran suhu secara langsung namun yang dideteksi adalah hotspot. Nilai ambang batas untuk menentukan nilai titik panas dapat berbeda-beda. Menurut 4 Kementerian Kehutanan nilai ambang batas yang ditangkap oleh satelit NOAA- AVHRR yaitu 315 K 42 o C untuk siang hari dan 310 K 37 o C untuk malam hari. Tabel 1 Karakteristik panjang gelombang satelit NOAA-AVHRR Band Panjang Gelombang µm Kegunaan 1 0.58-0.68 Pemetaan awan siang dan permukaan bumi 2 0.725-1.00 Batas daratan dan perairan 3A 1.58-1.64 Deteksi Salju dan es 3B 3.55-3.93 Pemetaan awan malam hari dan suhu permukaan laut 4 10.30-11.30 Pemetaan awan malam hari dan suhu permukaan laut 5 11.50-12.50 Suhu permukaan laut Sensor AVHRR-NOAA mampu mendeteksi permukaan bumi dengan resolusi spasial sebesar 1,1 km x 1,1 km atau sekitar 100 ha. Meskipun demikian, untuk kondisi suhu yang sangat tinggi, misalnya pembukaan lahan dengan pembakaran atau kebakaran hutan akan terdeteksi meskipun luasannya belum mencapai 100 ha, kerana sensor AVHRR sangat peka sensitif terhadap panas. Pada kebakaran hutan, ada yang disebut fase bara dan fase api. Menurut Jaya 2003, pada fase bara luas minimal yang dapat terdeteksi oleh satelit adalah sekitar 35 x 35 m 2 , sementara pada fase api luas minimal yang bisa terdeteksi adalah 11 x 11 m 2 , sehingga jika kebakaran yang terjadi seluas 4 sampai 5 ha, dapat dideteksi oleh satelit ini.

2.1.2 MODIS

MODIS Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer merupakan sensor yang dibuat untuk menyediakan data darat, laut, dan atmosfer secara berkesinambungan. Satelit Terra diluncurkan pada 18 Desember 1999 dan satelit Aqua diluncurkan pada 4 Mei 2002. Satelit ini merupakan satelit dengan orbit selaras dengan matahari, dengan tinggi orbit 705 km, lebar sapuan 2330 km. Lintasan orbit Satelit Terra adalah dari utara ke selatan memotong garis khatulistiwa pada jam 10.30 dan 22.30 setiap hari. Satelit Aqua melintas dari selatan ke utara melewati garis khatulistiwa pada jam 13.30 dan 01.30, sehingga dapat menghasilkan data tampilan secara global setiap 1 sampai 2 hari. Sensor MODIS memiliki 36 band 36 panjang gelombang. Satelit ini memiliki resolusi radiometrik 12 bit coding dan memiliki resolusi spasial 250 m band 1-2, 500 m band 3-7, dan 1000 m band 8-36. Secara lengkap karakteristik panjang gelombang sensor MODIS dapat dilihat pada Tabel 2. Sama halnya dengan NOAA-AVHRR, MODIS juga dapat mendeteksi suatu objek di permukaan bumi yang memilki suhu relatif lebih tinggi dibandingkan dengan suhu sekitarnya. Nilai ambang batas untuk menentukan sebuah hotspot oleh satelit MODIS adalah suhu lebih dari 360 K 87 o C untuk siang hari dan